Lompat ke isi

Arsitektur perusahaan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ira Silva (bicara | kontrib)
k std
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4: Baris 4:


{{perusahaan-stub}}
{{perusahaan-stub}}
Pengertian arsitektur perusahaan menunjuk pada cara perusahaan diorganisasi, beroperasi dan merespon perubahan-perubahan dalam pasar. Perusahaan ideal menspesialisasikan diri pada kompetensi inti dan melakukan outsources semua aktivitas lain untuk memaksimalkan penciptaan nilai perusahaan; sebuah organisasi pembelajaran (learning organization) yang berulang kali berinovasi dan menciptakan kompetensi-kompetensi baru di sekitar kompetensi intinya; memiliki struktur organisasi yang ramping (flat) dan garis komando yang pendek untuk memfasilitasi komunikasi dan interaksi; mengoperasikan pabrik-pabrik yang berspesialisasi tinggi dan mampu secara cepat bergeser untuk menghasilkan produk-produk baru. Ia secara mulus menggabungkan aspek fisik dengan virtual; sebuah perusahaan real time dan, di atas semuanya, perusahaan ideal tangkas dan cepat merespon kondisi perubahan pasar (Salvatore, 2004 p. 385).

Revisi per 16 Agustus 2010 04.49


Arsitektur Perusahaan adalah praktek pendokumentasian elemen-elemen strategi bisnis, bisnis case, model bisnis beserta teknologi, kebijakan dan infrastruktur yang membentuk perusahaan. Ada banyak kerangka yang menggambarkan arsitektur perusahaan, yaitu 1: dokumentasi yang menggambarkan struktur dan perilaku perusahaan beserta sistem informasinya. 2. Proses yang menggambarkan perusahaan dan sistem informasinya dan perubahan rencana yang memperbaiki integritas dan fleksibilitas perusahaan.

Pengertian arsitektur perusahaan menunjuk pada cara perusahaan diorganisasi, beroperasi dan merespon perubahan-perubahan dalam pasar. Perusahaan ideal menspesialisasikan diri pada kompetensi inti dan melakukan outsources semua aktivitas lain untuk memaksimalkan penciptaan nilai perusahaan; sebuah organisasi pembelajaran (learning organization) yang berulang kali berinovasi dan menciptakan kompetensi-kompetensi baru di sekitar kompetensi intinya; memiliki struktur organisasi yang ramping (flat) dan garis komando yang pendek untuk memfasilitasi komunikasi dan interaksi; mengoperasikan pabrik-pabrik yang berspesialisasi tinggi dan mampu secara cepat bergeser untuk menghasilkan produk-produk baru. Ia secara mulus menggabungkan aspek fisik dengan virtual; sebuah perusahaan real time dan, di atas semuanya, perusahaan ideal tangkas dan cepat merespon kondisi perubahan pasar (Salvatore, 2004 p. 385).