Lompat ke isi

Santri: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gombang (bicara | kontrib)
k Suntingan 117.103.169.122 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Borgx
Cakhopang (bicara | kontrib)
k Pondok Pesantren di Kedungcangkring, Jabon, Sidoarjo, Jawa Timur, Indonesia
Baris 9: Baris 9:
[[de:Santri]]
[[de:Santri]]
[[en:Santri]]
[[en:Santri]]

Salah satu pesantren yang pernah kami "nyantri" di sana adalah Pondok Pesantren Roudlotul Muta'allimin Wal-Muta'allimat (PPRM), yang berlokasi di Dusun Magersari, Desa Kedungcangkring, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pondok Pesantren ini didirikan oleh Al-Maghfurlah KH. Achmad Aruqot, putra KH. Asfiya'. Menurut KH. Muhaimin Ach. Aruqot (salah cucu KH. Achmad Aruqot) bahwa KH. Ach. Aruqot adalah salah satu murid dari Syaikhuna Cholil, Bangkalan Madura yang juga guru dari KH. M. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama).
Alkisah, Achmad Aruqot muda, diantarkan "mesantren" oleh KH. Asfiya' dan dipasrahkan ke KH. Cholil. Tiga hari pertama Achmad hanya didiamkan oleh Kyai. Setelah lewat tiga hari, Achmad diberi tugas menangkap ayam jago punya Kyai. Ayam itu sedang bertengger di antara semak-semak pohon salak yang banyak durinya. "Wah, angel iki..." Mungkin begitulah gumam Achmad muda saat itu. Tapi karena taatnya kepada Sang Guru, Achmad nekad mengejar ayam jago yang lari-larian itu. Akhirnya tertangkap juga ayam jago itu, walaupun kedua tangan Achmad berceceran darah segar karena tersayat duri-duri pohon salak.
Diserahkanya ayam tersebut kepada Sang Kyai. "Ya udah, sini. Dan sekarang kamu pulang saja ke Kedungcangkring," Disuruh oleh gurunya pulang, maka dengan penuh ta'dzim pulanglah Achmad muda. Dan sesampai di rumahnya, Achmad mendirikan dan mengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Muta'allimin Wal-Muta'allimat (PPRM). Wa Allahu A'lam bi al-shawab. (dikisahkan oleh: santri kalong, ibnu hajar)

Revisi per 16 Agustus 2010 16.22

Santri adalah sebutan bagi murid yang mengikuti pendidikan di pondok pesantren. Pondok Pesantren adalah sekolah pendidikan umum yang persentasi ajarannya lebih banyak ilmu-ilmu pendidikan agama Islam. Kebanyakan muridnya tinggal di asrama yang disediakan di sekolah itu. Pondok Pesantren banyak berkembang di pulau Jawa.

Panggilan Santri Pondok X artinya ia pernah/lulus dari Pondok Pesantren X. Panggilan Santri Kyai KH artinya ia pernah diajar oleh Kyai KH. Umumnya, sebutan santri Kyai juga berarti ia pernah menjadi anak asuh, anak didik, kadang-kadang mengabdi (biasanya di rumah kediaman) kyai yang bersangkutan.

Salah satu pesantren yang pernah kami "nyantri" di sana adalah Pondok Pesantren Roudlotul Muta'allimin Wal-Muta'allimat (PPRM), yang berlokasi di Dusun Magersari, Desa Kedungcangkring, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Pondok Pesantren ini didirikan oleh Al-Maghfurlah KH. Achmad Aruqot, putra KH. Asfiya'. Menurut KH. Muhaimin Ach. Aruqot (salah cucu KH. Achmad Aruqot) bahwa KH. Ach. Aruqot adalah salah satu murid dari Syaikhuna Cholil, Bangkalan Madura yang juga guru dari KH. M. Hasyim Asy'ari (Pendiri Nahdlatul Ulama). Alkisah, Achmad Aruqot muda, diantarkan "mesantren" oleh KH. Asfiya' dan dipasrahkan ke KH. Cholil. Tiga hari pertama Achmad hanya didiamkan oleh Kyai. Setelah lewat tiga hari, Achmad diberi tugas menangkap ayam jago punya Kyai. Ayam itu sedang bertengger di antara semak-semak pohon salak yang banyak durinya. "Wah, angel iki..." Mungkin begitulah gumam Achmad muda saat itu. Tapi karena taatnya kepada Sang Guru, Achmad nekad mengejar ayam jago yang lari-larian itu. Akhirnya tertangkap juga ayam jago itu, walaupun kedua tangan Achmad berceceran darah segar karena tersayat duri-duri pohon salak. Diserahkanya ayam tersebut kepada Sang Kyai. "Ya udah, sini. Dan sekarang kamu pulang saja ke Kedungcangkring," Disuruh oleh gurunya pulang, maka dengan penuh ta'dzim pulanglah Achmad muda. Dan sesampai di rumahnya, Achmad mendirikan dan mengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Muta'allimin Wal-Muta'allimat (PPRM). Wa Allahu A'lam bi al-shawab. (dikisahkan oleh: santri kalong, ibnu hajar)