Lompat ke isi

Cengkih: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 20: Baris 20:
Cengkeh dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di [[Eropa]] dan [[Asia]]. Terutama di [[Indonesia]], cengkeh digunakan sebagai bahan rokok [[kretek]]. Cengkeh juga digunakan sebagai bahan [[dupa]] di [[Cina]] dan [[Jepang]]. [[Minyak cengkeh]] digunakan di [[aromaterapi]] dan juga untuk mengobati sakit gigi.
Cengkeh dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di [[Eropa]] dan [[Asia]]. Terutama di [[Indonesia]], cengkeh digunakan sebagai bahan rokok [[kretek]]. Cengkeh juga digunakan sebagai bahan [[dupa]] di [[Cina]] dan [[Jepang]]. [[Minyak cengkeh]] digunakan di [[aromaterapi]] dan juga untuk mengobati sakit gigi.


===-!Sejarah Cengkeh===
===Sejarah Cengkeh===
In the [[4th century BC]], [[China|Chinese]] leaders in the [[Han Dynasty]] required those who addressed them to chew cloves so as to freshen their breath. Cloves, along with [[nutmeg]] and [[Black pepper|pepper]], were highly prized in [[Roman Empire|Roman]] times, and [[Pliny the Elder]] once famously complained that "there is no year in which India does not drain the Roman Empire of fifty million [[sesterces]]". Cloves were traded by [[Arabs]] during the [[Middle Ages]] in the profitable [[Indian Ocean]] trade. In the late [[15th century]], [[Portugal]] took over the Indian Ocean trade, including cloves, due to the [[Treaty of Tordesillas]] with [[Spain]] and a separate treaty with the sultan of [[Ternate]]. The Portuguese brought large quantities of cloves to [[Europe]], mainly from the [[Maluku Islands]]. Clove was then one of the most valuable spices, a [[kilogram|kg]] of which costing around 7 g of [[gold]].


Pada abad yang keempat, pemimpin Dinasti Han dari Cina memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah cengkeh, agar harumlah napasnya. Cengkeh, [[pala]] dan [[merica]] sangatlah mahal di zaman romawi. Cengkeh menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa [[arab]] di [[abad pertengahan]]. Pada akhir abad ke-15, orang [[Portugis]] mengambil alih jalan tukar menukar di [[Laut India]]. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkeh dengan [[perjanjian Tordesillas]] dengan [[Spanyol]], selain itu juga dengan perjanjian dengan Sultan dari [[Ternate]]. Orang Portugis membawa banyak cengkeh yang mereka peroleh dari kepulauan [[Maluku]] ke Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkeh sama dengan harga 7 g emas.
The trade later became dominated by the [[Netherlands|Dutch]] in the [[17th century]]. With great difficulty the [[France|French]] succeeded in introducing the clove tree into [[Mauritius]] in the year [[1770]]; subsequently the cultivation was introduced into [[Guiana]], [[Brazil]], most of the [[West Indies]], and [[Zanzibar]], where the majority of cloves today are grown.
Perdagangan cengkeh akhirnya didominasi oleh orang [[Belanda]] pada abad ke-17. Dengan susah payah orang Prancis berhasil membudayakan pohon Cengkeh di [[Mauritius]] pada tahun 1770. Akhirnya cengkeh dibudayakan di [[Guyana]], [[Brasilia]] dan [[Zanzibar]].


Di [[Inggris]] pada abad ke-17 dan ke-18, harga cengkeh sama dengan harga emas karena tingginya biaya import.
In Britain in the 17th and 18th centuries, cloves were worth at least their weight in gold, due to the high price of import.


===Kandungan Aktif dalam buah cengkeh===
===Kandungan Aktif dalam buah cengkeh===
The [[essential oil]] of cloves has [[anesthetic]] and antimicrobial qualities, and is sometimes used to eliminate [[bad breath]] or to ameliorate the pain of a bad tooth. It, or its main component [[eugenol]], is used by [[dentist]]s to calm the nerve inside a tooth after the removal of deep decay, and is the characteristic odour of a dentist's office. Clove oil is used in the traditional blend of choji (1% clove oil in mineral oil) and is applied to Japanese sword blades to prevent tarnishing of the polished surface.-->


[[Minyak essens]] dari cengkeh mempunyai fungsi [[anestetik]] dan [[antimikrobial]]. Minyak cengkeh sering digunakan untuk menghilangkan bau nafas dan untuk menghilangkan sakit gigi. Zat yang terkandung dalam cengkeh yang bernama [[eugenol]], digunakan dokter gigi untuk menenangkan saraf gigi. Minyak cengkeh juga digunakan dalam campuran tradisional [[choji]] (1% minyak cengkeh dalam minyak mineral) dan digunakan oleh orang jepang untuk merawat permukaan pedang mereka.
{{rintisan}}





Revisi per 3 September 2006 18.05

Templat:KotakTaksonomi mulai Templat:KotakTaksonomi gambar Templat:KotakTaksonomi mulai penempatan Templat:KotakTaksonomi regnum entry

Templat:KotakTaksonomi classis entry Templat:KotakTaksonomi ordo entry Templat:KotakTaksonomi familia entry Templat:KotakTaksonomi genus entry Templat:KotakTaksonomi species entry |}

Templat:KotakTaksonomi akhir Cengkeh (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa Inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkeh adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia. Cengkeh ditanam terutama di Indonesia (Kepulauan Banda) dan Madagaskar, juga tumbuh subur di Zanzibar, India, dan Sri Lanka.

Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi 10-20 m, mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucuk-pucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika bunga sudah mekar. Cengkeh akan dipanen jika sudah mencapai panjang 1,5-2 cm.

Penggunaan

Cengkeh dapat digunakan sebagai bumbu, baik dalam bentuknya yang utuh atau sebagai bubuk. Bumbu ini digunakan di Eropa dan Asia. Terutama di Indonesia, cengkeh digunakan sebagai bahan rokok kretek. Cengkeh juga digunakan sebagai bahan dupa di Cina dan Jepang. Minyak cengkeh digunakan di aromaterapi dan juga untuk mengobati sakit gigi.

Sejarah Cengkeh

Pada abad yang keempat, pemimpin Dinasti Han dari Cina memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah cengkeh, agar harumlah napasnya. Cengkeh, pala dan merica sangatlah mahal di zaman romawi. Cengkeh menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa arab di abad pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar menukar di Laut India. Bersama itu diambil alih juga perdagangan cengkeh dengan perjanjian Tordesillas dengan Spanyol, selain itu juga dengan perjanjian dengan Sultan dari Ternate. Orang Portugis membawa banyak cengkeh yang mereka peroleh dari kepulauan Maluku ke Eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkeh sama dengan harga 7 g emas.

Perdagangan cengkeh akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan susah payah orang Prancis berhasil membudayakan pohon Cengkeh di Mauritius pada tahun 1770. Akhirnya cengkeh dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar.

Di Inggris pada abad ke-17 dan ke-18, harga cengkeh sama dengan harga emas karena tingginya biaya import.

Kandungan Aktif dalam buah cengkeh

Minyak essens dari cengkeh mempunyai fungsi anestetik dan antimikrobial. Minyak cengkeh sering digunakan untuk menghilangkan bau nafas dan untuk menghilangkan sakit gigi. Zat yang terkandung dalam cengkeh yang bernama eugenol, digunakan dokter gigi untuk menenangkan saraf gigi. Minyak cengkeh juga digunakan dalam campuran tradisional choji (1% minyak cengkeh dalam minyak mineral) dan digunakan oleh orang jepang untuk merawat permukaan pedang mereka.