627: Perbedaan antara revisi
Baris 36: | Baris 36: | ||
Namun ternyata, sejarah India dan Cina kuno (yang pada waktu peristiwa ini belum mengenal apa pun tentang Islam) telah mencatat dan menceritakan peristiwa ini. Sayyid Mahmud Syukri al-Alusi, dalam bukunya Ma Dalla 'Alaihi Al-Qur'an, mengutip dari buku Tarikh al-Yamini bawa dalam sebuah penaklukan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud bin Sabaktakin al-Ghaznawi terhadap sebuah kerajaan yang masih menganut paganisme (musyrik) di India ia menemukan lempengan batu di dalam sebuah istana taklukan tersebut. Pada lempengan tersebut terpahat tulisan, "Istana ini dibangun pada malam terbelahnya bulan, dan peristiwa itu mangandung pelajaran bagi orang yang mengambil pelajaran." |
Namun ternyata, sejarah India dan Cina kuno (yang pada waktu peristiwa ini belum mengenal apa pun tentang Islam) telah mencatat dan menceritakan peristiwa ini. Sayyid Mahmud Syukri al-Alusi, dalam bukunya Ma Dalla 'Alaihi Al-Qur'an, mengutip dari buku Tarikh al-Yamini bawa dalam sebuah penaklukan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud bin Sabaktakin al-Ghaznawi terhadap sebuah kerajaan yang masih menganut paganisme (musyrik) di India ia menemukan lempengan batu di dalam sebuah istana taklukan tersebut. Pada lempengan tersebut terpahat tulisan, "Istana ini dibangun pada malam terbelahnya bulan, dan peristiwa itu mangandung pelajaran bagi orang yang mengambil pelajaran." |
||
== Kematian == |
|||
[[Kategori:627| ]] |
|||
[[af:627]] |
|||
[[am:627 እ.ኤ.አ.]] |
|||
[[an:627]] |
|||
[[ar:ملحق:627]] |
|||
[[ast:627]] |
|||
[[az:627]] |
|||
[[be:627]] |
|||
[[be-x-old:627]] |
|||
[[bg:627]] |
|||
[[bh:६२७]] |
|||
[[bn:৬২৭]] |
|||
[[bpy:মারি ৬২৭]] |
|||
[[br:627]] |
|||
[[bs:627]] |
|||
[[ca:627]] |
|||
[[co:627]] |
|||
[[cs:627]] |
|||
[[cv:627]] |
|||
[[cy:627]] |
|||
[[da:627]] |
|||
[[de:627]] |
|||
[[el:627]] |
|||
[[en:627]] |
|||
[[eo:627]] |
|||
[[es:627]] |
|||
[[eu:627]] |
|||
[[fa:۶۲۷ (میلادی)]] |
|||
[[fi:627]] |
|||
[[fr:627]] |
|||
[[fy:627]] |
|||
[[gan:627年]] |
|||
[[gd:627]] |
|||
[[gl:627]] |
|||
[[he:627]] |
|||
[[hi:627]] |
|||
[[hr:627.]] |
|||
[[ht:627 (almanak jilyen)]] |
|||
[[hu:627]] |
|||
[[hy:627]] |
|||
[[io:627]] |
|||
[[is:627]] |
|||
[[it:627]] |
|||
[[ja:627年]] |
|||
[[jv:627]] |
|||
[[ka:627]] |
|||
[[ko:627년]] |
|||
[[ksh:Joohr 627]] |
|||
[[la:627]] |
|||
[[lb:627]] |
|||
[[lt:627 m.]] |
|||
[[map-bms:627]] |
|||
[[mk:627]] |
|||
[[mr:इ.स. ६२७]] |
|||
[[ms:627]] |
|||
[[nah:627]] |
|||
[[nap:627]] |
|||
[[nds:627]] |
|||
[[new:सन् ६२७]] |
|||
[[nl:627]] |
|||
[[nn:627]] |
|||
[[no:627]] |
|||
[[oc:627]] |
|||
[[os:627-æм аз]] |
|||
[[pi:६२७]] |
|||
[[pl:627]] |
|||
[[pt:627]] |
|||
[[qu:627]] |
|||
[[ro:627]] |
|||
[[ru:627 год]] |
|||
[[sa:६२७]] |
|||
[[scn:627]] |
|||
[[sk:627]] |
|||
[[sl:627]] |
|||
[[sq:627]] |
|||
[[sr:627]] |
|||
[[su:627]] |
|||
[[sv:627]] |
|||
[[sw:627]] |
|||
[[th:พ.ศ. 1170]] |
|||
[[tk:627]] |
|||
[[tl:627]] |
|||
[[tr:627]] |
|||
[[tt:627]] |
|||
[[uk:627]] |
|||
[[uz:627]] |
|||
[[vec:627]] |
|||
[[vo:627]] |
|||
[[war:627]] |
|||
[[zh:627年]] |
|||
[[zh-yue:627年]] |
Revisi per 22 Agustus 2010 06.38
Bulan Terbelah
"Telah dekat datangnya saat itu dan Telah terbelah bulan". (Q.S. Al-Qomar: 1) Ayat di atas menjelaskan kejadian terbelahnya bulan (satelit bumi) sekitar tahun ke-5 Hijrah. Terbelah berati terpisah menjadi dua bagian. Peristiwa ini merupakn mukjizat Nabi Muhammad dalam memenuhi permintaan orang-orang Quraisy. Peristiwa ini dimuat dalam berbagai kitab hadis dan sirah nabawi dari penuturan sejumlah sahabat, di antaranya adalah Abdullah bin Umar dan Abdullah bin Abbas. Peristiwa ini dibantah oleh orang-orang Barat karena dianggap sesuatau yang mustahil dan tidak logis; “Bagaimana mungkin benda-benda angkasa terbelah menjadi dua dan kemudian menyatu kembali sebagaimana yang kita lihat sekarang.”
Namun ternyata, sejarah India dan Cina kuno (yang pada waktu peristiwa ini belum mengenal apa pun tentang Islam) telah mencatat dan menceritakan peristiwa ini. Sayyid Mahmud Syukri al-Alusi, dalam bukunya Ma Dalla 'Alaihi Al-Qur'an, mengutip dari buku Tarikh al-Yamini bawa dalam sebuah penaklukan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud bin Sabaktakin al-Ghaznawi terhadap sebuah kerajaan yang masih menganut paganisme (musyrik) di India ia menemukan lempengan batu di dalam sebuah istana taklukan tersebut. Pada lempengan tersebut terpahat tulisan, "Istana ini dibangun pada malam terbelahnya bulan, dan peristiwa itu mangandung pelajaran bagi orang yang mengambil pelajaran."
Peristiwa
Bulan Terbelah
"Telah dekat datangnya saat itu dan Telah terbelah bulan". (Q.S. Al-Qomar: 1)
Ayat di atas menjelaskan kejadian terbelahnya bulan (satelit bumi) sekitar tahun ke-5 Hijrah. Terbelah berati terpisah menjadi dua bagian. Peristiwa ini merupakn mukjizat Nabi Muhammad dalam memenuhi permintaan orang-orang Quraisy. Peristiwa ini dimuat dalam berbagai kitab hadis dan sirah nabawi dari penuturan sejumlah sahabat, di antaranya adalah Abdullah bin Umar dan Abdullah bin Abbas. Peristiwa ini dibantah oleh orang-orang Barat karena dianggap sesuatau yang mustahil dan tidak logis; “Bagaimana mungkin benda-benda angkasa terbelah menjadi dua dan kemudian menyatu kembali sebagaimana yang kita lihat sekarang.”
Namun ternyata, sejarah India dan Cina kuno (yang pada waktu peristiwa ini belum mengenal apa pun tentang Islam) telah mencatat dan menceritakan peristiwa ini. Sayyid Mahmud Syukri al-Alusi, dalam bukunya Ma Dalla 'Alaihi Al-Qur'an, mengutip dari buku Tarikh al-Yamini bawa dalam sebuah penaklukan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud bin Sabaktakin al-Ghaznawi terhadap sebuah kerajaan yang masih menganut paganisme (musyrik) di India ia menemukan lempengan batu di dalam sebuah istana taklukan tersebut. Pada lempengan tersebut terpahat tulisan, "Istana ini dibangun pada malam terbelahnya bulan, dan peristiwa itu mangandung pelajaran bagi orang yang mengambil pelajaran."