Lompat ke isi

Takdir (film): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot:kosmetik perubahan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Hapus Templat Spoiler sesuai pengusulan
Baris 30: Baris 30:


== Sinopsis ==
== Sinopsis ==

{{spoiler}}
Kehadiran mertuanya (Wolly Sutinah) membuat ketentraman Martini (Rima Melati) bekas pelacur berakhir. Ia diteror terus, hingga akhirnya lari dari rumah dan mencoba bunuh diri. Sepasang suami istri Mardi (W.D Mochtar dan Aminah Cendrakasih) memergoki, menolong, dan membawa Martini ke Surabaya dan bekerja di perusahaannya.
Kehadiran mertuanya (Wolly Sutinah) membuat ketentraman Martini (Rima Melati) bekas pelacur berakhir. Ia diteror terus, hingga akhirnya lari dari rumah dan mencoba bunuh diri. Sepasang suami istri Mardi (W.D Mochtar dan Aminah Cendrakasih) memergoki, menolong, dan membawa Martini ke Surabaya dan bekerja di perusahaannya.



Revisi per 20 November 2010 15.53

Takdir
SutradaraFritz G. Schadt
ProduserWashi Dipa
Ditulis olehM. Aminudin A.
PemeranDicky Zulkarnaen
Rima Melati
Wolly Sutinah
W.D Mochtar
Aminah Cendrakasih
Ruth Pelupessy
Mansjur Sjah
Yoseano Waas
Harun Syarif
Bulan Surawidjaja
Roldiah Matulessy
Rosaline Oscar
Ishaq Iskandar
DistributorPT Dipa Jaya Film
Tanggal rilis
1973
Durasi... menit
NegaraIndonesia

Takdir adalah film Indonesia yang yang dirilis pada tahun 1973 dengan disutradarai oleh Fritz G. Schadt. Film ini dibintangi antara lain oleh Dicky Zulkarnaen, Rima Melati, dan Wolly Sutinah.

Sinopsis

Kehadiran mertuanya (Wolly Sutinah) membuat ketentraman Martini (Rima Melati) bekas pelacur berakhir. Ia diteror terus, hingga akhirnya lari dari rumah dan mencoba bunuh diri. Sepasang suami istri Mardi (W.D Mochtar dan Aminah Cendrakasih) memergoki, menolong, dan membawa Martini ke Surabaya dan bekerja di perusahaannya.

Suami Martini Kardiman (Dicky Zulkarnaen, tetap tak mau mengikuti anjuran ibunya untuk menikah lagi. Keteguhannya terbukti. Pada saat dia menunggu ibunya di rumah sakit karena menderita kebutaan, dia melihat anaknya Henny (Bulan Surawidjaja) tengah mengiringi seorang perempuan yang berlumuran darah. Perempuan itu adalah Martini yang ingin menemui anaknya, namun mendapat kecelakaan tertabrak mobil. Ketika Martini tahu mertuanya membutuhkan cangkok mata, ia merelakan matanya untuk mertuanya dan ia akhirnya meninggal.

Pranala luar