Lompat ke isi

Agama Hindu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Eryanta (bicara | kontrib)
Eryanta (bicara | kontrib)
Baris 38: Baris 38:
* [[Agama Siwa-Buddha]]
* [[Agama Siwa-Buddha]]
* [[Yoga]]
* [[Yoga]]
* [[Krishna]]
* [[Sai Baba]]
* [[Rama]]


==Pranala luar==
==Pranala luar==

Revisi per 1 Oktober 2006 12.26

Agama Hindu atau juga dikenal dengan nama Sanātana Dharma ("Kebenaran Abadi") dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama dunia. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM. Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setalah Kristen dan Islam dengan jumlah umat sebesar hampir 1 milyar jiwa.

Penganut agama Hindu sebagian besar terdapat di anakbenua India. Di sini terdapat sekitar 90% penganut agama ini. Namun agama ini pernah tersebar di Asia Tenggara sampai kira-kira abad ke-15. Mulai saat itu agama ini digantikan oleh agama Islam dan juga Kristen. Agama Hindu

Agama ini memiliki ciri khas sebagai salah satu agama yang paling toleran sebab dalam kitab Weda yang merupakan Kitab Suci umat Hindu terdapat kalimat berikut:

Sansekerta: एकम् सत् विप्रा: बहुधा वदन्ति
Transliteration: Ekam Sat Vipraaha Bahudhaa Vadanti
Cara baca dalam bahasa Indonesia: Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti
Bahasa Indonesia: "Hanya ada satu kebenaran tetapi para orang pandai menyebut-Nya dengan banyak nama."
Rg Weda (Buku I, Gita CLXIV, Bait 46)

Karakteristik

Dalam agama Hindu, seorang umat berkontemplasi tentang misteri Ilahi dan mengungkapkannya melalui mitos yang jumlahnya tidak habis-habisnya dan melalui penyelidikan filosofis. Mereka mencari kemerdekaan dari penderitaan manusia melalui praktik-praktik askese atau meditasi yang mendalam, atau dengan mendekatkan diri kepada tuhan melalui cinta kasih, bakti dan percaya.

Telah dibuktikan dalam berbagai hasil penelitian belakangan ini bahwa Hindu tidak lahir, bahwa keberadaan Hindu jauh lebih tua dari perkiraan yang dilakukan oleh para orientalis yang masih menggunakan pikiran-pikiran penjajah India.

Sanatana Dharma artinya Dharma yang kekal abadi. Tidak benar bahwa Hindu dibawa oleh bangsa Arya yang berasal dari Timur Tengah (Iran) dan tidak benar adanya teori invasi. Hindu berasal dari India sendiri yaitu dari pegunungan Himalaya. Kata Arya bukan menunjukkan suatu bangsa, tapi suatu karakteristik atau ciri-ciri sifat kepahlawanan. Teori invasi ini dikembangkan oleh Muller, seorang bangsa Jerman yang memaksakan teori hayalan ini untuk melegitimasi kekuasaan dan kepentingan penjajah Inggris dan kepentingan penyebaran agama. Hindu tidak dibawa oleh satu orang, tapi oleh banyak para maha rsi yang menerima sabda (wahyu) dalam kondisi samadhi, bukan situasional tertentu.

Bahkan ajaran Hindu langsung diajarkan oleh Tuhan sendiri yang turun atau menjelma ke dunia yang disebut Awatara. Misalnya Krisna, adalah penjelmaan Tuhan ke dunia pada jaman Dwapara Yuga, sekitar puluhan ribu tahun yang lalu. Ajaran Krihsna atau Tuhan sendiri yang termuat dalam kitab Bhagawad Gita, adalah kitab suci Hindu yang utama. Bagi Hindu, siapapun berhak dan memiliki kemampuan untuk menerima ajaran suci atau wahyu dari Tuhan asalkan dia telah mencapai kesadaran atau pencerahan. Inilah keadilan Tuhan bagi umat Hindu. Jadi wahyu Tuhan bukan hanya terbatas pada suatu jaman atau untuk seseorang saja. Bahwa wahyu Tuhan yang diturunkan dari waktu ke waktu pada hakekatnya adalah sama, yaitu tentang kebenaran, kasih sayang, kedamaian, tentang kebahagiaan yang kekal abadi, tentang hakekat akan diri manusia yang sebenarnya dan tentang dari mana kita lahir dan mau kemana kita pergi atau apa tujuan yang sebenarnya kita hidup ke dunia.

Bagi pandangan Hindu, adalah Tuhan yang sempit dan pilih kasih, jika dia hanya menurunkan ajarannya hanya kepada satu orang saja atau hanya pada suatu masa saja. Apalagi kalau para penganutnya itu kemudian menganggap hanya ajaran agamanya saja yang paling lengkap, paling sempurna, paling mutakhir, sementara dia sendiri tidak tahu bagaimana ajaran agama lainnya. Apalagi beranggapan bahwa hanya penganut agamanyalah yang berhak memiliki Tuhan, orang lain adalah bukan Tuhan atau syetan. Justru orang yang rendah hati atau agama yang rendah hati, yang selalau beranggapan bahwa kebenaran juga ada pada tempat lain, yang sesungguhnya ajaran Tuhan yang sejati. Kesombongan dan monopoli akan kebenaran dan selalu berupaya melakukan koversi orang lain kedalam agamanya, ibarat perjuangan utk kepentingan politik lah yang selalu melahirkan ketidak adilan, kerusuhan, kekacauan, penderitaan dan ketidakdamaian di dunia. Sumber: berbagai ajaran yang termuat dalam Rg Veda, Upanishad, dan Bhagwad Gita.

Lihat pula

Pranala luar