Laranganlor, Garung, Wonosobo: Perbedaan antara revisi
k Bot melakukan perubahan kosmetika |
k Bot menambahkan Templat:Garung, Wonosobo |
||
Baris 14: | Baris 14: | ||
'''Larangan Lor''' adalah sebuah [[desa]] yang terletak di kecamatan [[Garung, Wonosobo|Garung]], kabupaten [[Wonosobo]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Posisinya berada di lereng bagian selatan dari G. Pakuwaja, yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Dieng. Pegunungan Dieng itu sendiri merupakan bagian dari rantai Pegunungan Serayu Utara. Desa Larangan letaknya berbatasan dengan Dusun Gandoran (yang menjadi bagian Desa Mlandi) dan Desa Menjer. Penduduknya sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Ketika tembakau merupakan tanaman primadona di Kabupaten Wonosobo, Desa Larangan adalah salah satu penghasil tembakau. Saat ini pertanian yang mendominasi adalah tanaman sayuran seperti kol, kacang, wortel dan labu siam. Untuk Tanaman pangan umumnya mereka menanam jagung, dan singkong. Desa Larangan diapit oleh dua sungai kecil yakni S. Keteb yang berhulu di G. Pakuwaja (mata airnya di Tuk Sigelap) dan Sungai Kulon yang juga berhulu di G. Pakuwaja. Penduduknya 100 persen beragama Islam. Di Desa Larangan berdiri SD Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah serta sebuah Pesantren Roudlotul Tholibin. Untuk ke Desa Larangan akses yang terpendek adalah lewat Desa Menjer ke arah barat, dengan jalan menanjak dan agak berliku. Kesenian yang pernah ada di Desa Larangan adalah Konto (pencak silat), Terbangan (Rebana), Kuda Lumping, dan Rudat. Di Desa Larangan terdapat makam yang sering dikunjungi warga yakni makam Kyai Walik dan Ki Madjuri. Sebagai bagian dari wilayah Pegunungan Dieng, di Desa Larangan juga terdapat anak-anak dengan rambut gembel yang dipercaya sebagai keturunan Kyai Kolodite. Beberapa daerah wisata yang dekat dengan Desa Larangan adalah Curug Sikarim yang masuk Desa Mlandi, Telaga Menjer di Desa Maron. Dalam Peta Daerah aliran Sungai (DAS), Desa Larangan masuk wilayah hulu DAS Serayu. Ada kepercayaan sebagian warga bahwa ketika Rakai Sanjaya membangun candi di Dataran Tinggi Dieng pada abad 7-8 Masehi, Desa Larangan adalah jalur peziarahan, ke arah Dieng. Beberapa tempat yang cukup dikenal di Desa ini adalah Seruni, Setedeng, Banyu Semurup dan Setalang. |
'''Larangan Lor''' adalah sebuah [[desa]] yang terletak di kecamatan [[Garung, Wonosobo|Garung]], kabupaten [[Wonosobo]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Posisinya berada di lereng bagian selatan dari G. Pakuwaja, yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Dieng. Pegunungan Dieng itu sendiri merupakan bagian dari rantai Pegunungan Serayu Utara. Desa Larangan letaknya berbatasan dengan Dusun Gandoran (yang menjadi bagian Desa Mlandi) dan Desa Menjer. Penduduknya sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Ketika tembakau merupakan tanaman primadona di Kabupaten Wonosobo, Desa Larangan adalah salah satu penghasil tembakau. Saat ini pertanian yang mendominasi adalah tanaman sayuran seperti kol, kacang, wortel dan labu siam. Untuk Tanaman pangan umumnya mereka menanam jagung, dan singkong. Desa Larangan diapit oleh dua sungai kecil yakni S. Keteb yang berhulu di G. Pakuwaja (mata airnya di Tuk Sigelap) dan Sungai Kulon yang juga berhulu di G. Pakuwaja. Penduduknya 100 persen beragama Islam. Di Desa Larangan berdiri SD Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah serta sebuah Pesantren Roudlotul Tholibin. Untuk ke Desa Larangan akses yang terpendek adalah lewat Desa Menjer ke arah barat, dengan jalan menanjak dan agak berliku. Kesenian yang pernah ada di Desa Larangan adalah Konto (pencak silat), Terbangan (Rebana), Kuda Lumping, dan Rudat. Di Desa Larangan terdapat makam yang sering dikunjungi warga yakni makam Kyai Walik dan Ki Madjuri. Sebagai bagian dari wilayah Pegunungan Dieng, di Desa Larangan juga terdapat anak-anak dengan rambut gembel yang dipercaya sebagai keturunan Kyai Kolodite. Beberapa daerah wisata yang dekat dengan Desa Larangan adalah Curug Sikarim yang masuk Desa Mlandi, Telaga Menjer di Desa Maron. Dalam Peta Daerah aliran Sungai (DAS), Desa Larangan masuk wilayah hulu DAS Serayu. Ada kepercayaan sebagian warga bahwa ketika Rakai Sanjaya membangun candi di Dataran Tinggi Dieng pada abad 7-8 Masehi, Desa Larangan adalah jalur peziarahan, ke arah Dieng. Beberapa tempat yang cukup dikenal di Desa ini adalah Seruni, Setedeng, Banyu Semurup dan Setalang. |
||
{{Garung, Wonosobo}} |
|||
{{ |
{{kelurahan-stub}} |
||
[[jv:Larangan Lor, Garung, Wanasaba]] |
[[jv:Larangan Lor, Garung, Wanasaba]] |
Revisi per 25 Desember 2010 18.50
Larangan Lor | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Wonosobo | ||||
Kecamatan | Garung | ||||
Kode Kemendagri | 33.07.12.2013 | ||||
Luas | 2,12 km2 | ||||
Jumlah penduduk | - | ||||
Kepadatan | - | ||||
|
Larangan Lor adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Garung, kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia. Posisinya berada di lereng bagian selatan dari G. Pakuwaja, yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Dieng. Pegunungan Dieng itu sendiri merupakan bagian dari rantai Pegunungan Serayu Utara. Desa Larangan letaknya berbatasan dengan Dusun Gandoran (yang menjadi bagian Desa Mlandi) dan Desa Menjer. Penduduknya sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Ketika tembakau merupakan tanaman primadona di Kabupaten Wonosobo, Desa Larangan adalah salah satu penghasil tembakau. Saat ini pertanian yang mendominasi adalah tanaman sayuran seperti kol, kacang, wortel dan labu siam. Untuk Tanaman pangan umumnya mereka menanam jagung, dan singkong. Desa Larangan diapit oleh dua sungai kecil yakni S. Keteb yang berhulu di G. Pakuwaja (mata airnya di Tuk Sigelap) dan Sungai Kulon yang juga berhulu di G. Pakuwaja. Penduduknya 100 persen beragama Islam. Di Desa Larangan berdiri SD Negeri dan Madrasah Ibtidaiyah serta sebuah Pesantren Roudlotul Tholibin. Untuk ke Desa Larangan akses yang terpendek adalah lewat Desa Menjer ke arah barat, dengan jalan menanjak dan agak berliku. Kesenian yang pernah ada di Desa Larangan adalah Konto (pencak silat), Terbangan (Rebana), Kuda Lumping, dan Rudat. Di Desa Larangan terdapat makam yang sering dikunjungi warga yakni makam Kyai Walik dan Ki Madjuri. Sebagai bagian dari wilayah Pegunungan Dieng, di Desa Larangan juga terdapat anak-anak dengan rambut gembel yang dipercaya sebagai keturunan Kyai Kolodite. Beberapa daerah wisata yang dekat dengan Desa Larangan adalah Curug Sikarim yang masuk Desa Mlandi, Telaga Menjer di Desa Maron. Dalam Peta Daerah aliran Sungai (DAS), Desa Larangan masuk wilayah hulu DAS Serayu. Ada kepercayaan sebagian warga bahwa ketika Rakai Sanjaya membangun candi di Dataran Tinggi Dieng pada abad 7-8 Masehi, Desa Larangan adalah jalur peziarahan, ke arah Dieng. Beberapa tempat yang cukup dikenal di Desa ini adalah Seruni, Setedeng, Banyu Semurup dan Setalang.