Lompat ke isi

Sampul album: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Triestiani (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Triestiani (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 54: Baris 54:
| accessdate = 2011-03-13 }}
| accessdate = 2011-03-13 }}
</ref>
</ref>



== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 14 Maret 2011 09.44

Album cover adalah bagian depan dari sebuah kemasan produk rekaman suara komersial (album). Sebutan ini bisa berarti kertas yang dicetak untuk menyampul kemasan album berisi piringan berukuran 10" dan 12", album berisi compact disc atau kaset. Album cover juga bisa berarti kantung yang berfungsi sebagai pelindung dari sebuah piringan. Saat ini, album cover juga bisa berarti gambar yang merepresentasikan bentuk digital dari sebuah album atau lagu dari album tersebut.

Contoh album cover untuk piringan hitam


Sejarah

Awal

Di awal abad ke-20, saat lagu masih direkam ke dalam bentuk piringan hitam vinyl, album cover muncul dengan wajah yang polos, hanya mencantumkan informasi-informasi dasar dari sebuah album.[1] Di cover bagian depan, biasanya dicantumkan nama grup atau musisi, judul album, dan penghargaan apa saja yang telah diraih oleh grup atau musisi tersebut. Sedangkan di cover bagian belakang, dapat ditemukan daftar lagu yang ada di album tersebut beserta durasi dari tiap lagu, nama anggota grup, dan kredit bagi mereka yang telah membantu dalam komposisi dan bidang teknis. Lalu di sisi ‘tipis’ dari album cover dapat ditemukan nomor katalog, judul album, nama grup atau musisi, label rekaman, dan tanggal. Bagian ini berguna bila ingin menemukan sebuah album saat album tersebut diposisikan berjajar dalam sebuah rak dengan album-album lainnya. Album cover dulu tidak seperti yang kita lihat saat ini. Pada awalnya, album cover diciptakan hanya untuk melindungi piringan dari debu, kotoran, dan goresan-goresan lainnya.[1]

Perkembangan

Namun seiring berkembangnya kreativitas dari para pelaku di industri musik, di pertengahan abad ke-20, baik artis rekaman maupun label rekamannya mulai memproduksi album dengan cover yang menunjukkan foto dari si artis rekaman, judul album, atau visualisasi lain yang menarik. Saat itu telah disadari bahwa album cover tidak hanya berfungsi untuk melindungi piringan di dalamnya, tapi juga untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan yang dikehendaki oleh artis rekaman maupun label rekamannya, dan juga untuk menunjukkan segi artistik dari sebuah album dan mewakili suasana dari album tersebut.[1]

Desain Modern

Album cover modern pertama yang diciptakan oleh Alex Steinweiss untuk perusahaan rekaman Columbia (1939)

Walaupun begitu, definisi album cover sebagai salah satu bentuk seni bermula saat perusahaan rekaman Columbia mempekerjakan Alex Steinweis, seorang graphic designer, sebagai art director pertamanya. Pada tahun 1939, Steinweiss memunculkan ide untuk mengganti label standar dari album cover dengan karya seni yang orisinil. Dibandingkan dengan album-album sebelumnya yang divisualisasikan dengan foto-foto dari artis rekaman suatu album, Steinweiss menciptakan suatu desain yang khusus bagi suatu album sehingga menciptakan keunikan tersendiri bagi sebuah album. Ia pun diakui merupakan orang yang memperkenalkan desain kemasan album modern yang masih berlaku sampai saat ini. Kesuksesannya pun diikuti oleh graphic designer lainnya. Mereka pun ikut mendesain album cover artis rekaman dan mendapat sorotan dari publik dalam waktu singkat. Desain album cover pun dengan cepat menjadi bagian yang fundamental bagi produksi sebuah album untuk dapat mengkomunikasikan maksud dan makna dari lagu-lagu di dalamnya, dan proses pembuatannya pun juga tidak singkat karena membutuhkan kesepakatan dari sang graphic designer dan juga artis rekaman atau label rekamannya. Album cover pun menjadi sama krusialnya dengan video klip, serta lagu itu sendiri.[2]

Masa Kini

Seiring berjalannya waktu, ukuran kanvas yang digunakan untuk album cover mulai mengecil menjadi persegi berukuran 12 inci sampai persegi dengan ukuran compact disc seperti yang umum ada di pasaran saat ini. Dengan semakin berkembangnya teknologi, album cover pun muncul dalam bentuk yang baru, yaitu visualisasi bagi rekaman digital yang dapat diunduh dari internet.


Bentuk

Bentuk album cover bisa bermacam-macam. Ia bisa muncul dalam wujud seperti jaket yang membungkus piringan atau compact disc, kertas cardboard yang dicetak, dan saat ini juga dalam bentuk visualisasi rekaman digital bagi file yang diungguh dari internet, yang biasa disebut dengan album art.


Masa Depan Album Cover

Di zaman di mana banyak hal muncul dalam bentuk digital, beberapa kalangan, terutama kalangan para desainer, mulai memperdebatkan kelangsungan hidup dari album cover. Ada yang mengatakan bahwa album cover suatu saat akan mati karena semakin banyaknya bentuk rekaman dalam bentuk digital yang bisa didapatkan dari internet. Namun tidak sedikit juga yang mengatakan bahwa album cover masih akan terus bertahan untuk mewujudkan visi kreatif dari suatu grup atau musisi dan juga label rekaman. [3] Pernyataan ini didukung dengan adanya solusi digital dalam bentuk iTunes LP yang diperkenalkan Apple pada tanggal 9 September 2009 untuk album cover yang interaktif. Tak hanya itu, kedudukan album cover sekarang juga sudah menjadi barang untuk dikoleksi dan bisa mahal harganya. [4]


Referensi

  1. ^ a b c "Record Covers, More Than Just Protection". Diakses tanggal 2011-03-13. 
  2. ^ Putranto, Wendi P.E.: "Rolling Stone Music Biz", halaman 61. Penerbit B-First, 2009. ISBN 978-979-66-9525-5
  3. ^ "Album Cover Design: Past Influences, Present Struggles & Future Predictions". Diakses tanggal 2011-03-13. 
  4. ^ "Album Cover Art, A Priceless Commodity". Diakses tanggal 2011-03-13.