Ainaro: Perbedaan antara revisi
k memperbaiki |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Image:Ainaro |
[[Image:Ainaro subdistricts.png|right|thumb|200px|Peta Timor Timur memperlihatkan distrik Ainaro]] |
||
'''Ainaro''' adalah kota di [[Timor Timur]], dan sebuah sub-distrik dari [[Ainaro (distrik)|Distrik Ainaro]], yang terletak di barat daya negara itu. Sub distrik ini berpenduduk sekitar 12.000 orang. Daerahnya terdiri dari kota pegunungan kecil Ainaro, ibu kota distrik tersebut, bersama-sama dengan desa-desa Soro, Maununo, Cassa, Suro Craic, Manutassi, dan Mau-Ulo. Kota Ainaro terletak 78 km di selatan [[Dili]], ibu kota negara. |
'''Ainaro''' adalah kota di [[Timor Timur]], dan sebuah sub-distrik dari [[Ainaro (distrik)|Distrik Ainaro]], yang terletak di barat daya negara itu. Sub distrik ini berpenduduk sekitar 12.000 orang. Daerahnya terdiri dari kota pegunungan kecil Ainaro, ibu kota distrik tersebut, bersama-sama dengan desa-desa Soro, Maununo, Cassa, Suro Craic, Manutassi, dan Mau-Ulo. Kota Ainaro terletak 78 km di selatan [[Dili]], ibu kota negara. |
||
Revisi per 24 Oktober 2006 10.59
Ainaro adalah kota di Timor Timur, dan sebuah sub-distrik dari Distrik Ainaro, yang terletak di barat daya negara itu. Sub distrik ini berpenduduk sekitar 12.000 orang. Daerahnya terdiri dari kota pegunungan kecil Ainaro, ibu kota distrik tersebut, bersama-sama dengan desa-desa Soro, Maununo, Cassa, Suro Craic, Manutassi, dan Mau-Ulo. Kota Ainaro terletak 78 km di selatan Dili, ibu kota negara.
Sumber-sumber utama kota Ainaro dan daerah sekitarnya adalah kopi organik yang nikmat dan kayu cendana yang harum baunya. Di kota ini hidup berdampingan dengan damai komunitas Katolik, Protestan, dan Muslim.
Penghancuran Ainaro
Pada masa pendudukan Indonesia dari 1975 hingga 1999, Ainaro berfungsi sebagai pangkalan penting sejumlah milisi pro integrasi, yang didukung oleh militer Indonesia, baik sebelum maupun sesudah referendum 30 Agustus 1999. Hasil referendum yang menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Timor Timur menghendaki kemerdekaan memprovokasi para milisi pro integrasi yang kemudian menghancurkan lebih dari 95% dari bangunan-bangunan di kota ini.