Lompat ke isi

Kapit: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Evremonde (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Evremonde (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{untuk|[[desa]] di [[Indonesia]]|Kapit, Parittiga, Bangka Barat}}
{{untuk|[[desa]] di [[Indonesia]]|Kapit, Parittiga, Bangka Barat}}
'''Kapit''' adalah [[ibukota]] [[Distrik Kapit]], [[Sarawak]], [[Malaysia Timur]].
'''Kapit''' adalah [[ibukota]] [[Bahagian Kapit]], [[Sarawak]], [[Malaysia Timur]].


[[Charles Anthoni Johnson Brooke|Rajah Charles Brooke]] mendirikan '''Fort Kapit''' pada tahun [[1880]] sebagai [[kota]] [[garnisun]], terutama untuk mencegah [[suku Iban|orang Iban]] berpindah ke hulu dan menyerang [[Orang Ulu]]. Benteng itu kemudian dinamai [[Fort Sylvia]], menurut [[isteri]] [[Charles Vyner Brooke|Rajah Vyner Brooke]], namun kota ini tetap disebut Kapit. Kota ini awalnya ditempati oleh [[suku Hokkian|orang Hokkian]] pada tahun [[1880]], imigran Ka tiba pada tahun [[1906]], dan [[Fuzhou]] pada tahun [[1919]]. [[Tionghoa-Malaysia|Orang Tionghoa]] membudidayakan [[karet]] dan [[lada]] serta berjualan lembaran karet dan hasil hutan. Pada masa penjajahan Jepang, Kapit hanya memiliki 2 baris yang memuat 37 [[toko]]. Kapit benar-benar hancur oleh [[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]] selama [[Perang Dunia II]]. Kapit kini tetap sibuk, dan padat karena jalannya yang sedikit, yang sejajar sungai.
[[Charles Anthoni Johnson Brooke|Rajah Charles Brooke]] mendirikan '''Fort Kapit''' pada tahun [[1880]] sebagai [[kota]] [[garnisun]], terutama untuk mencegah [[suku Iban|orang Iban]] berpindah ke hulu dan menyerang [[Orang Ulu]]. Benteng itu kemudian dinamai [[Fort Sylvia]], menurut [[isteri]] [[Charles Vyner Brooke|Rajah Vyner Brooke]], namun kota ini tetap disebut Kapit. Kota ini awalnya ditempati oleh [[suku Hokkian|orang Hokkian]] pada tahun [[1880]], imigran Ka tiba pada tahun [[1906]], dan [[Fuzhou]] pada tahun [[1919]]. [[Tionghoa-Malaysia|Orang Tionghoa]] membudidayakan [[karet]] dan [[lada]] serta berjualan lembaran karet dan hasil hutan. Pada masa penjajahan Jepang, Kapit hanya memiliki 2 baris yang memuat 37 [[toko]]. Kapit benar-benar hancur oleh [[Sekutu Perang Dunia II|Sekutu]] selama [[Perang Dunia II]]. Kapit kini tetap sibuk, dan padat karena jalannya yang sedikit, yang sejajar sungai.

Revisi per 19 Maret 2011 09.52

Kapit adalah ibukota Bahagian Kapit, Sarawak, Malaysia Timur.

Rajah Charles Brooke mendirikan Fort Kapit pada tahun 1880 sebagai kota garnisun, terutama untuk mencegah orang Iban berpindah ke hulu dan menyerang Orang Ulu. Benteng itu kemudian dinamai Fort Sylvia, menurut isteri Rajah Vyner Brooke, namun kota ini tetap disebut Kapit. Kota ini awalnya ditempati oleh orang Hokkian pada tahun 1880, imigran Ka tiba pada tahun 1906, dan Fuzhou pada tahun 1919. Orang Tionghoa membudidayakan karet dan lada serta berjualan lembaran karet dan hasil hutan. Pada masa penjajahan Jepang, Kapit hanya memiliki 2 baris yang memuat 37 toko. Kapit benar-benar hancur oleh Sekutu selama Perang Dunia II. Kapit kini tetap sibuk, dan padat karena jalannya yang sedikit, yang sejajar sungai.

Meskipun hanya bisa dijangkau oleh perahu (2 jam lebih dari Sibu menggunakan perahu cepat) atau pesawat terbang perintis, Kapit merupaakn pusat komersial dan sosial yang hidup di sungai Rejang. Kapit juga menjadi basis yang bagus untuk menjelajahi rumah-rumah panjang di desa-desa Dayak yang ada di Sungai Rejang dan Lembah Balleh.

Tempat menarik

Pranala luar