Dikotomi (teologi): Perbedaan antara revisi
k +iw |
k r2.7.1) (bot Menambah: uk:Дихотомія (апорія) |
||
Baris 10: | Baris 10: | ||
[[en:Dichotomy]] |
[[en:Dichotomy]] |
||
[[eo:Diĥotomio]] |
[[eo:Diĥotomio]] |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
[[io:Dikotomio]] |
[[io:Dikotomio]] |
||
[[is:Tvískipting]] |
[[is:Tvískipting]] |
||
[[it:Dicotomia]] |
[[it:Dicotomia]] |
||
⚫ | |||
[[nl:Dichotomie]] |
[[nl:Dichotomie]] |
||
[[no:Dikotomi]] |
[[no:Dikotomi]] |
||
Baris 20: | Baris 21: | ||
[[ru:Дихотомия]] |
[[ru:Дихотомия]] |
||
[[sr:Dihotomija]] |
[[sr:Dihotomija]] |
||
⚫ | |||
[[sv:Dikotomi]] |
[[sv:Dikotomi]] |
||
[[uk:Дихотомія (апорія)]] |
Revisi per 27 Maret 2011 13.11
Dikotomi merupakan suatu ajaran yang menyatakan bahwa manusia terdiri atas jiwa yang bersifat rohani dan juga bersifat jasmaniah.[butuh rujukan] Dikotomi digunakan sebagai kata yang memiliki makna bahwa manusia terdiri atas jiwa yang bersifat rohani dan tubuh yang material.[butuh rujukan] Jiwa yang bersifat rohani maksudnya adalah jiwa yang mempunyai kemampuan memahami atau meghayati atau melibatkan diri dengan Tuhan, membangun suatu relasi dengan Sang Khalik, dan memiliki hubungan yang intim dengan Tuhan.[butuh rujukan] Tubuh yang bersifat material manusia diciptakan oleh Allah dari tanah dan akan mati menjadi tanah.[butuh rujukan] Makna material di sini dapat dilihat oleh mata yaitu jasad, fisik atau tubuh.[butuh rujukan] Dengan demikian, tubuh material bersifat tidak abadi.[butuh rujukan]