Kitab Hosea: Perbedaan antara revisi
Baris 24: | Baris 24: | ||
=== Pengetahuan Akan Allah === |
=== Pengetahuan Akan Allah === |
||
Menurut Hosea, pengetahuan memimpin manusia untuk berbuat sesuatu.<ref name="Douglas"/> Baginya, kurangnya pengetahuan akan Allah mempunyai akibat yang bermacam-macam, salah satunya adalah kejahatan seperti sumpah palsu, berdusta, dan sebagainya.<ref name="Douglas"/> Hosea mempunyai keyakinan bahwa apabila bangsa Israel dibimbing untuk mempunyai pengetahuan yang sungguh akan Allah maka kelakuan dari bangsa Israel akan berubah.<ref name="Douglas"/> |
|||
''Berdasarkan Pengantar [[Alkitab]] [[Lembaga Alkitab Indonesia]], 2002'' |
''Berdasarkan Pengantar [[Alkitab]] [[Lembaga Alkitab Indonesia]], 2002'' |
Revisi per 6 April 2011 09.59
Perjanjian Lama (Kristen) | |||||
---|---|---|---|---|---|
|
|||||
Tanakh (Ibrani) | |||||
|
|||||
Perjanjian Baru | |||||
Kitab Hosea di dalam Alkitab ditulis oleh nabi Hosea yang mempunyai nama lengkap yaitu Hosea ben Beeri.[1] Kitab ini merupakan salah satu kitab dalam Perjanjian Lama yang termasuk dalam kitab nabi-nabi kecil.[1] Kitab ini merupakan kitab pertama dari kedua belas kitab nabi-nabi kecil.[1] Kitab ini mengutuk penduduk Israel utara atas tindakan mereka kepada YHWH selama masa kemunduran dan kejatuhan bangsa itu.[1] Kata Khesed dalam kitab ini mengantar pembaca kitab Hosea kepada inti kitab tersebut.[2] Bagi Hosea, agama merupakan suatu hubungan dengan Allah.[2] pandangannya tersebut mewarnai segala segi agama.[2]
Ia menyampaikan pesan Tuhan kepada orang-orang di Israel pada masa yang sulit, sebelum kerajaan itu jatuh pada tahun 721 s.M. Ia sangat prihatin memikirkan keadaan orang Israel karena mereka menyembah berhala dan tidak setia kepada Tuhan. Dengan terus terang Hosea menggambarkan ketidaksetiaan mereka itu berdasarkan keadaan rumah tangganya sendiri yang hancur karena ketidaksetiaan istrinya. Sebagaimana Gomer, istrinya, tidak setia kepadanya begitu pula umat Tuhan tidak setia kepada Tuhannya. Karena perbuatan itu, Israel dihukum. Sekalipun demikian, kasih Tuhan kepada umat-Nya tidak akan hilang. Ia akan menerima mereka kembali dan memperbaiki hubungan mereka dengan Dia. Cinta Tuhan dinyatakan dalam kata-kata indah berikut ini, "Hai Israel, tak mungkin engkau Kubiarkan atau Kutinggalkan! .... Tak tega hati-Ku melakukan hal itu, karena cinta-Ku terlalu besar bagimu!" (11:8).
Isi
- Perkawinan sang nabi menggambarkan hubungan antara bangsa Israel dengan Tuhannya dalam Hosea 1:1-Hosea 3:5.[2]
- Hosea menegur kejahatan, kesombongan, dan pemujaan dewa yang dilakukan oleh bangsa Israel dalam Hosea 4:1-Hosea 8:5.[2]
- Penghukuman yang pasti berlaku dalam Hosea 9:1-Hosea 10:5.[2]
- Kemenangan kasih dan belas kasihan Tuhan dalam Hosea 11:1.[2]
- Ketidaksetiaan dan pemberontakan Israel akan berakhir dengan penghukuman dan kehancuran dalam Hosea 11:12-Hosea 13:16.[2]
- Belas kasihan Tuhan bagi orang-orang yang sabar dalam Hosea 14:1.[2]
Muatan Teologis
Dalam kitab Hosea terdapat beberapa muatan-muatan teologis seperti dosa, anugerah dan lainnya.[2] Muatan-muatan teologis dalam kitab Hosea adalah sebagai berikut.[2]
Dosa
Pandangan Hosea mengenai dosa tidak jauh berbeda dengan pandangan Amos.[2] Hosea memandang bahwa dosa akan menyebabkan Israel akan jatuh ke dalam pembuangan.[2] Hal ini terkait dengan makna dari nama-nama anak hosea yaitu ''Yisreel'' yang menunjuk pada hukuman atas Israel, ''Lo-Ruhama'' yang berarti Allah tidak mengasihani, dan ''Lo-Ami'' yang berarti sebuah penyangkalan terhadap Israel sebagai umat Allah.[2] Dalam Hosea 4:11 digambarkan bahwa dosa adalah sesuatu yang mengacaukan, menyesatkan, dan mencemarkan segala sesuatu yang disentuhnya.[2]
Anugerah
Pandangan mengenai anugrah dibagi ke dalam tiga hal.[2] Bagian pertama merupakan anugrah pada waktu lampu di mana Allah telah mengambil prakarsa memanggil Israel yang terdapat dalam Hosea 11:1.[2] Bagian kedua merupakan anugrah masa kini yang merupakan pengharapan dari bangsa Israel.[2] Anugrah dalam hal ini berfungsi sebagai suatu cara Allah untuk mengembalikan Israel kepada Allah.[2] Bagian akhir adalah anugrah pada masa mendatang di mana anugrah dipahami sebagai suatu harapan bahwa Israel akan kembali kepada Allah.[2]
Pertobatan
Dalam Hosea 6:1 merupakan pasal yang dapat dilihat sebagai suatu pertobatan.[2] Pasal ini pertama-tama dapat dilihat sebagai pertobatan sejati.[2] Pertobatan bagi nabi Hosea merupakan hal yang sukar.[2] Hosea melihat bahwa pertobatan haruslah secara rasional dan diucapkan serta dilakukan dengan jelas.[2]
Pengetahuan Akan Allah
Menurut Hosea, pengetahuan memimpin manusia untuk berbuat sesuatu.[2] Baginya, kurangnya pengetahuan akan Allah mempunyai akibat yang bermacam-macam, salah satunya adalah kejahatan seperti sumpah palsu, berdusta, dan sebagainya.[2] Hosea mempunyai keyakinan bahwa apabila bangsa Israel dibimbing untuk mempunyai pengetahuan yang sungguh akan Allah maka kelakuan dari bangsa Israel akan berubah.[2]
Berdasarkan Pengantar Alkitab Lembaga Alkitab Indonesia, 2002
Referensi
Lihat pula
Bagian dari Alkitab Kristen | |||||
Perjanjian Lama | |||||
---|---|---|---|---|---|
|
|||||