Lompat ke isi

Untung Wiyono: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
MRFazry (bicara | kontrib)
k ←Membatalkan revisi 4272802 oleh 114.79.56.47 (Bicara)
Baris 1: Baris 1:
{{unreferenced}}
{{unreferenced}}
'''Untung Sarono Wiyono Sukarno''' (lahir pada [[16 Oktober]] [[1950]] di Dayu, Desa Jurangrejo, [[Karangmalang, Sragen|Kecamatan Karangmalang]], [[Kabupaten Sragen]]) adalah seorang [[politikus]] [[Indonesia]]. Ia adalah [[Bupati Kabupaten Sragen|Bupati Sragen]] sejak tahun [[2001]]. Sebagai bupati ia selalu menekankan bahwa "Sragen yang mempunyai sumber daya alam yang terbatas harus diimbangi dengan sumber daya manusia yang berkompetensi tinggi".
''


Untung Wiyono mengawali karier sebagai pengusaha dari bawah. Dengan latar belakang pendidikan terakhir Sarjana Hukum, selama 12 tahun, dia menjadi profesional di bidang minyak dan gas pada perusahaan asing. Setelah malang melintang sebagai profesional, dia akhirnya memutuskan menjadi wirausahawan dan mendirikan perusahaan sendiri mulai dari nol.

Kegemarannya dalam seni mendalang membuat Wiyono menjadikan mendalang sebagai sarana pembinaan dan penyerapan aspirasi masyarakat.


Dari pernikahannya dengan Suparmi, Wiyono mempunyai 3 orang putera dan 2 orang puteri.
Dari pernikahannya dengan Suparmi, Wiyono mempunyai 3 orang putera dan 2 orang puteri.

Revisi per 22 April 2011 00.41

Untung Sarono Wiyono Sukarno (lahir pada 16 Oktober 1950 di Dayu, Desa Jurangrejo, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen) adalah seorang politikus Indonesia. Ia adalah Bupati Sragen sejak tahun 2001. Sebagai bupati ia selalu menekankan bahwa "Sragen yang mempunyai sumber daya alam yang terbatas harus diimbangi dengan sumber daya manusia yang berkompetensi tinggi".

Untung Wiyono mengawali karier sebagai pengusaha dari bawah. Dengan latar belakang pendidikan terakhir Sarjana Hukum, selama 12 tahun, dia menjadi profesional di bidang minyak dan gas pada perusahaan asing. Setelah malang melintang sebagai profesional, dia akhirnya memutuskan menjadi wirausahawan dan mendirikan perusahaan sendiri mulai dari nol.

Kegemarannya dalam seni mendalang membuat Wiyono menjadikan mendalang sebagai sarana pembinaan dan penyerapan aspirasi masyarakat.

Dari pernikahannya dengan Suparmi, Wiyono mempunyai 3 orang putera dan 2 orang puteri.