Lompat ke isi

Kabupaten Situbondo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
 
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Situbondo]]
[[Situbondo]]
<br> [[Ibukota]]: Situbondo kota<br>[[Wilayah]]: 1.457,10 km&sup2;<br>[[Penduduk]]: ~ 600.000 jiwa.<br> [[Provinsi]]:[[Jawa Timur]]<br><br><br>{{msg:stub}}<br><br>-> [[Daftar Daerah Tingkat II]]
<br> [[Ibukota]]: Situbondo kota<br>[[Wilayah]]: 1.457,10 km&sup2;<br>[[Penduduk]]: ~ 600.000 jiwa.<br> [[Provinsi]]:[[Jawa Timur]]<br><br><br>{{msg:stub}}

Situbondo suatu kota kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak didaerah pesisir utara pulau [[Jawa]], dikelilingi oleh perkebunan tebu, tembakau, hutan lindung Baluran dan lokasi usaha perikanan. Dengan letaknya yang strategis, ditengah jalur transportasi darat Jawa Bali, kegiatan perekonomiannya tampak terjaga "hidup". Situbondo mempunyai pelabuhan [[Panarukan]] yang terkenal sebagai ujung timur dari jalan raya Anyer-Panarukan di pulau Jawa yang dibangun oleh Daendels pada era kolonial Belanda.

Konon, Situbondo pada jaman dahulu merupakan suatu situ atau danau besar. Di jaman kejayaan kerajaan kerajaan Jawa dahulu Situbondo merupakan bagian dari konflik konflik perebutan wilayah dan kekuasaan [[Majapahit]], [[Blambangan]] dan did aerah inilah diyakini perang Paregreg sebagai bagian dari kehancuran Majapahit terjadi.

Penduduk Situbondo berasal dari beragam suku, mayoritas berasal dari suku Jawa dan Madura. Pada tahun 1950-70 an kehidupan perekonomian kebanyakan ditunjang oleh industri gula dengan adanya 6 perkebunan dan pabrik gula di sekelilingnya , yaitu di Asembagus, Panji, Olean, Wringin Anom, Demas dan Prajekan. Namun dengan surutnya industri gula, pada tahun [[1980-an|1980]] dan [[1990-an]] kegiatan perekonomian bergeser kearah usaha perikanan. Usaha pembibitan dan pembesaran udang menjadi tumpuan masyarakat.

Mangga "Manalagi" dari Situbondo sangat terkenal dan banyak dicari oleh penggemar buah. Namun sampai saat ini potensi ekonomi dari perkebunan mangga tersebut masih ditangani secara industri rumah, belum dalam skala industri perkebunan.

Masyarakat Situbondo merupakan masyarakat yang sangat agamis. Pada tahun [[1970-an]] di kota ini hanya terdapat dua gedung pertunjukan bioskop, "Dahlia" dan "Nirwana". Dahlia yang terletak disebelah mesjid agung kota Situbondo terbakar habis, diduga disebabkan oleh sekelompok masyarakat yang merasa terganggu karena pemilik gedung tersebut mengadakan pertunjukan film di siang hari pada saat bulan [[puasa]].

Masyarakat Jawa Timur banyak mengenal Situbondo dari pantai Pasir Putih, suatu tempat rekfreasi pantai yang berjarak kurang lebih 20 km disebelah barat Situbondo. Pasir Putih terkenal dengan pantainya yang landai dan berpasir putih. pada tahun 1960 - 1970 an masih banyak habitat laut yang bisa ditemukan dipantai ini. Kuda laut dan batu karang cantik berwarna warni banyak dijual di akuarium penjual ikan hias setempat. Sayang saat ini mahluk mahluk tersebut tidak dapat ditemui lagi.

Dalam perjalanan darat dari Jakarta lewat Surabaya ke Bali, anda bisa memilih istirahat makan siang sambil menikmati hidangan laut di Pasir Putih atau membeli mangga Manalagi di Situbondo

==Lihat pula==
*[[Daftar Daerah Tingkat II]]

Revisi per 26 Maret 2005 08.02

Situbondo


Ibukota: Situbondo kota
Wilayah: 1.457,10 km²
Penduduk: ~ 600.000 jiwa.
Provinsi:Jawa Timur


Situbondo suatu kota kabupaten di Jawa Timur, Indonesia. Kota ini terletak didaerah pesisir utara pulau Jawa, dikelilingi oleh perkebunan tebu, tembakau, hutan lindung Baluran dan lokasi usaha perikanan. Dengan letaknya yang strategis, ditengah jalur transportasi darat Jawa Bali, kegiatan perekonomiannya tampak terjaga "hidup". Situbondo mempunyai pelabuhan Panarukan yang terkenal sebagai ujung timur dari jalan raya Anyer-Panarukan di pulau Jawa yang dibangun oleh Daendels pada era kolonial Belanda.

Konon, Situbondo pada jaman dahulu merupakan suatu situ atau danau besar. Di jaman kejayaan kerajaan kerajaan Jawa dahulu Situbondo merupakan bagian dari konflik konflik perebutan wilayah dan kekuasaan Majapahit, Blambangan dan did aerah inilah diyakini perang Paregreg sebagai bagian dari kehancuran Majapahit terjadi.

Penduduk Situbondo berasal dari beragam suku, mayoritas berasal dari suku Jawa dan Madura. Pada tahun 1950-70 an kehidupan perekonomian kebanyakan ditunjang oleh industri gula dengan adanya 6 perkebunan dan pabrik gula di sekelilingnya , yaitu di Asembagus, Panji, Olean, Wringin Anom, Demas dan Prajekan. Namun dengan surutnya industri gula, pada tahun 1980 dan 1990-an kegiatan perekonomian bergeser kearah usaha perikanan. Usaha pembibitan dan pembesaran udang menjadi tumpuan masyarakat.

Mangga "Manalagi" dari Situbondo sangat terkenal dan banyak dicari oleh penggemar buah. Namun sampai saat ini potensi ekonomi dari perkebunan mangga tersebut masih ditangani secara industri rumah, belum dalam skala industri perkebunan.

Masyarakat Situbondo merupakan masyarakat yang sangat agamis. Pada tahun 1970-an di kota ini hanya terdapat dua gedung pertunjukan bioskop, "Dahlia" dan "Nirwana". Dahlia yang terletak disebelah mesjid agung kota Situbondo terbakar habis, diduga disebabkan oleh sekelompok masyarakat yang merasa terganggu karena pemilik gedung tersebut mengadakan pertunjukan film di siang hari pada saat bulan puasa.

Masyarakat Jawa Timur banyak mengenal Situbondo dari pantai Pasir Putih, suatu tempat rekfreasi pantai yang berjarak kurang lebih 20 km disebelah barat Situbondo. Pasir Putih terkenal dengan pantainya yang landai dan berpasir putih. pada tahun 1960 - 1970 an masih banyak habitat laut yang bisa ditemukan dipantai ini. Kuda laut dan batu karang cantik berwarna warni banyak dijual di akuarium penjual ikan hias setempat. Sayang saat ini mahluk mahluk tersebut tidak dapat ditemui lagi.

Dalam perjalanan darat dari Jakarta lewat Surabaya ke Bali, anda bisa memilih istirahat makan siang sambil menikmati hidangan laut di Pasir Putih atau membeli mangga Manalagi di Situbondo

Lihat pula