Tata Gereja: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 2: | Baris 2: | ||
[[Berkas: Sofia kyrka.JPG|thumb|200px|right|Gambar [[Gereja]]: masing-masing [[gereja]] memiliki tata gereja yang berbeda ]] |
[[Berkas: Sofia kyrka.JPG|thumb|200px|right|Gambar [[Gereja]]: masing-masing [[gereja]] memiliki tata gereja yang berbeda ]] |
||
'''Tata''' '''Gereja''' adalah suatu aturan yang disusun secara sistematis oleh suatu [[gereja]] atau beberapa [[gereja]] (masih dalam sinode yang sama) <ref name="Coertzen">{{en}} P. Coertzen. ''Church'' ''and'' ''Order''. Belgium: Peeters.</ref>. Dari sudut pandang [[hukum]] secara umum, tata [[gereja]] digambarkan sebagai [[hukum]] internal yang ada dalam [[gereja]] <ref name="Coertzen"></ref>. Sehingga tata [[gereja]] dapat menjadi [[hukum]] yang objektif untuk menjaga anggotanya baik secara individu atau kolektif. Nama tata [[gereja]] biasa digunakan oleh [[Gereja Reformed Belanda]] dan berbagai Gereja Reformed lain untuk menggambarkan hakikat dari hukum [[gereja]]. |
'''Tata''' '''Gereja''' adalah suatu aturan yang disusun secara sistematis oleh suatu [[gereja]] atau beberapa [[gereja]] (masih dalam sinode yang sama) <ref name="Coertzen">{{en}} P. Coertzen. ''Church'' ''and'' ''Order''. Belgium: Peeters.</ref>. Dari sudut pandang [[hukum]] secara umum, tata [[gereja]] digambarkan sebagai [[hukum]] internal yang ada dalam [[gereja]] <ref name="Coertzen"></ref>. Sehingga tata [[gereja]] dapat menjadi [[hukum]] yang objektif untuk menjaga anggotanya baik secara individu atau kolektif <ref name="Coertzen"></ref>. Nama tata [[gereja]] biasa digunakan oleh [[Gereja Reformed Belanda]] dan berbagai Gereja Reformed lain untuk menggambarkan hakikat dari hukum [[gereja]] <ref name="Coertzen"></ref>. |
||
Tata [[gereja]] tidak dimaksudkan untuk menyusun detail peraturan |
Tata [[gereja]] tidak dimaksudkan untuk menyusun detail peraturan <ref name="Coertzen"></ref>. Tata [[gereja]] dapat menolong [[gereja]] untuk memperhatikan tugas dan panggilan di dunia <ref name="Coertzen"></ref>. Penyusunan tata [[gereja]] harus dapat memperhatikan proses urusan dalam komunitas [[gereja]] dan melihat bahwa fungsi peraturan [[gereja]] sesuai dengan [[Kitab Suci]] <ref name="Coertzen"></ref>. Dalam gerakan ekumenis, tata gereja menjadi pembicaraan dimana ada usaha untuk mengadakan tat gereja yang ekumenis <ref name="Jonge">{{id}} Christiaan de Jonge. ''Menuju'' ''Keesaan'' ''Gereja''. Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref>. |
||
==Otoritas Tata Gereja== |
==Otoritas Tata Gereja== |
||
Otoritas dari tata [[gereja]] sangat dekat hubungannya dengan [[Kitab Suci]] dan teks-teks konfesional. Sama dengan [[Kitab Suci]], tata [[gereja]] juga harus dipatuhi. Perbedaan keduanya terdapat pada [[Kitab Suci]] yang tidak dapat berubah sedangkan tata [[gereja]] dapat berubah. Sehingga [[gereja]] harus penuh tanggung jawab pada saat merumuskan tata [[gereja]]. Otoritas dari tata [[gereja]] sama dengan fungsi [[gereja]] sebagai tubuh [[Kristus]]. |
Otoritas dari tata [[gereja]] sangat dekat hubungannya dengan [[Kitab Suci]] dan teks-teks konfesional <ref name="Coertzen"></ref>. Sama dengan [[Kitab Suci]], tata [[gereja]] juga harus dipatuhi <ref name="Coertzen"></ref>. Perbedaan keduanya terdapat pada [[Kitab Suci]] yang tidak dapat berubah sedangkan tata [[gereja]] dapat berubah <ref name="Coertzen"></ref>. Sehingga [[gereja]] harus penuh tanggung jawab pada saat merumuskan tata [[gereja]] <ref name="Coertzen"></ref>. Otoritas dari tata [[gereja]] sama dengan fungsi [[gereja]] sebagai tubuh [[Kristus]] <ref name="Coertzen"></ref>. |
||
==Referensi== |
==Referensi== |
Revisi per 6 Mei 2011 03.54
Tata Gereja adalah suatu aturan yang disusun secara sistematis oleh suatu gereja atau beberapa gereja (masih dalam sinode yang sama) [1]. Dari sudut pandang hukum secara umum, tata gereja digambarkan sebagai hukum internal yang ada dalam gereja [1]. Sehingga tata gereja dapat menjadi hukum yang objektif untuk menjaga anggotanya baik secara individu atau kolektif [1]. Nama tata gereja biasa digunakan oleh Gereja Reformed Belanda dan berbagai Gereja Reformed lain untuk menggambarkan hakikat dari hukum gereja [1].
Tata gereja tidak dimaksudkan untuk menyusun detail peraturan [1]. Tata gereja dapat menolong gereja untuk memperhatikan tugas dan panggilan di dunia [1]. Penyusunan tata gereja harus dapat memperhatikan proses urusan dalam komunitas gereja dan melihat bahwa fungsi peraturan gereja sesuai dengan Kitab Suci [1]. Dalam gerakan ekumenis, tata gereja menjadi pembicaraan dimana ada usaha untuk mengadakan tat gereja yang ekumenis [2].
Otoritas Tata Gereja
Otoritas dari tata gereja sangat dekat hubungannya dengan Kitab Suci dan teks-teks konfesional [1]. Sama dengan Kitab Suci, tata gereja juga harus dipatuhi [1]. Perbedaan keduanya terdapat pada Kitab Suci yang tidak dapat berubah sedangkan tata gereja dapat berubah [1]. Sehingga gereja harus penuh tanggung jawab pada saat merumuskan tata gereja [1]. Otoritas dari tata gereja sama dengan fungsi gereja sebagai tubuh Kristus [1].