Lompat ke isi

Memorare: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
PT69Ujun (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
PT69Ujun (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{inuse|6 Mei}}
{{inuse|6 Mei}}
[[Image:Refugium peccatorum.jpg|thumb|right|125px|Maria]]
[[Image:Refugium peccatorum.jpg|thumb|right|125px|Maria]]
Memorare adalah doa permohonan yang ditujukan kepada Maria. <ref name="Wellem"> F. D. Wellem.1994, Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 160.</ref>. Kemungkinan doa ini ditulis oleh S. Bernardus dari Clairvaux (1090-1153). Judul memorare sendiri diambil dari kata pertama doa tersebut.
Memorare adalah doa permohonan yang ditujukan kepada Maria. <ref name="Wellem"> F. D. Wellem.1994, Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 160.</ref>. Kemungkinan doa ini ditulis oleh S. Bernardus dari Clairvaux (1090-1153). Judul memorare sendiri diambil dari kata pertama doa tersebut dalam bahasa Latin. Doa ini diperkenalkan pada awal abad ke-12.

''Ingatlah, ya Perawan Maria yang sangat rahim,''
''bahwa belum pernah terdengar engkau meninggalkan orang yang mencari perlingdunganmu,''
''yang memohon pertolonganmu, yang meminta perantaraanmu.''
''Terdorong oleh kepercayaan itu kami datang berlindung kepadamu, ya Perawan segala perawan dan Bunda.''
''Aku datang kepadamu, aku orang berdosa meniarap di hadapanmu sambil mengeluh.''
''Bunda Sang Sabda, janganlah kau tolak permohonanku, tetapi dengarkanlah dengan rela hati dan kabulkanlah.''
''Amin.''





Revisi per 6 Mei 2011 11.43

Maria

Memorare adalah doa permohonan yang ditujukan kepada Maria. [1]. Kemungkinan doa ini ditulis oleh S. Bernardus dari Clairvaux (1090-1153). Judul memorare sendiri diambil dari kata pertama doa tersebut dalam bahasa Latin. Doa ini diperkenalkan pada awal abad ke-12.

Ingatlah, ya Perawan Maria yang sangat rahim, bahwa belum pernah terdengar engkau meninggalkan orang yang mencari perlingdunganmu, yang memohon pertolonganmu, yang meminta perantaraanmu. Terdorong oleh kepercayaan itu kami datang berlindung kepadamu, ya Perawan segala perawan dan Bunda. Aku datang kepadamu, aku orang berdosa meniarap di hadapanmu sambil mengeluh. Bunda Sang Sabda, janganlah kau tolak permohonanku, tetapi dengarkanlah dengan rela hati dan kabulkanlah. Amin.


Referensi

  1. ^ F. D. Wellem.1994, Kamus Sejarah Gereja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 160.