Lompat ke isi

Cantik Itu Luka: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Uswatunww (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8: Baris 8:
'''Sampul Belakang''': Di akhir masa kolonial, seorang perempuan dipaksa menjadi pelacur. Kehidupan itu terus dijalaninya hingga ia memiliki tiga anak gadis yang kesemuanya cantik. Ketika mengandung anaknya yang keempat, ia berharap anak itu akan lahir buruk rupa. Itulah yang terjadi, meskipun secara ironik ia memberinya nama si Cantik.
'''Sampul Belakang''': Di akhir masa kolonial, seorang perempuan dipaksa menjadi pelacur. Kehidupan itu terus dijalaninya hingga ia memiliki tiga anak gadis yang kesemuanya cantik. Ketika mengandung anaknya yang keempat, ia berharap anak itu akan lahir buruk rupa. Itulah yang terjadi, meskipun secara ironik ia memberinya nama si Cantik.


[[Gambar:Cil-jepang2.jpg|thumb|left|''Cantik itu Luka'' versi bahasa Jepang, Shinpusha, 2006]]
==Sejarah Penerbitan==
==Sejarah Penerbitan==
* Akademi Kebudayaan Yogyakarta dan Penerbit Jendela, 2002
* Akademi Kebudayaan Yogyakarta dan Penerbit Jendela, 2002
* Gramedia Pustaka Utama, 2004
* Gramedia Pustaka Utama, 2004


[[Gambar:Cil-jepang2.jpg|thumb|left|''Cantik itu Luka'' versi bahasa Jepang, Shinpusha, 2006]]
==Dalam Bahasa Asing==
==Dalam Bahasa Asing==
* '''Bi wa Kizu''' (Bahasa [[Jepang]]), diterjemahkan oleh Ribeka Ota (Shinpu-sha, 2006)
* '''Bi wa Kizu''' (Bahasa [[Jepang]]), diterjemahkan oleh Ribeka Ota (Shinpu-sha, 2006)

Revisi per 7 November 2006 05.45

Berkas:Cantikituluka1.jpg
Cantik itu Luka versi Gramedia Pustaka Utama, 2004, desain oleh Rully Susanto

Cantik itu Luka (Novel)

Penulis: Eka Kurniawan

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 2004

Sampul Belakang: Di akhir masa kolonial, seorang perempuan dipaksa menjadi pelacur. Kehidupan itu terus dijalaninya hingga ia memiliki tiga anak gadis yang kesemuanya cantik. Ketika mengandung anaknya yang keempat, ia berharap anak itu akan lahir buruk rupa. Itulah yang terjadi, meskipun secara ironik ia memberinya nama si Cantik.

Sejarah Penerbitan

  • Akademi Kebudayaan Yogyakarta dan Penerbit Jendela, 2002
  • Gramedia Pustaka Utama, 2004
Cantik itu Luka versi bahasa Jepang, Shinpusha, 2006

Dalam Bahasa Asing

  • Bi wa Kizu (Bahasa Jepang), diterjemahkan oleh Ribeka Ota (Shinpu-sha, 2006)

Review

Cantik itu Luka versi Akademi Kebudayaan Yogyakarta, 2002, desain oleh Siti Soendari
  • "Inilah sebuah novel berkelas dunia! Membaca novel karya pengarang Indonesia kelahiran 1975 dan alumnus Filsafat UGM ini, kita akan merasakan kenikmatan yang sama dengan nikmatnya membaca novel-novel kanon dalam kesusastraan Eropa dan Amerika Latin. Kecakapan Eka mengisahkan kejatuhan sebuah keluarga incest dengan titik pusat pengisahan pada tokoh Dewi Ayu (lahir dari ayah Belanda dan ibu Nyai) dalam gaya berkisah yang dengan enteng mencampuradukkan realisme dan surealisme, mengawinkan kepercayaan-kepercayaan lokal dengan silogisme filsafat yang membobol semua tabu, dan memberikan hormat yang sama pada realitas sejarah dan mitos, merupakan pencapaian luar biasa mengingat novel ini merupakan novel pertamanya. Di akhir masa kolonial sebuah Suratan yang aneh memaksa Dewi Ayu, seorang perempuan elok, memasuki kehidupan yang tak pernah dia bayangkan: menjadi pelacur. Kehidupan sebagai pelacur terus dijalaninya sampai ia memiliki tiga anak gadis yang cantik. Ketika ia mengandung anaknya keempat ia berharap anaknya buruk rupa. Itulah yang terjadi. Si buruk rupa itu ia beri nama si Cantik. Sebagaimana layaknya novel-novel kuat, tokoh-tokoh dalam novel ini perkembangan karakter dan fase hidupnya dikawal dengan teliti dari awal hingga akhir sehingga kemungkinan terjadinya desepsi dan akronisme peluangnya tertutup sama sekali." (HORISON, edisi Maret 2003)
  • "Perihal berbagai gaya dan bentuk yang diaduk jadi satu ini, CIL memang sebuah penataan berbagai capaian sastra yang pernah ada. Seluruh referensi yang ada dalam bagasi penulisnya, hadir bercampur aduk membentuk mozaik konstruksi linguistik yang dinamis." (Alex Supartono, Kompas, 30/11/2003)

Pranala Luar

Karya dari Penulis yang Sama