Lompat ke isi

Tirto Adhi Soerjo: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Kisti (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 9: Baris 9:
Kisah perjuangan dan kehidupan Tirto diangkat oleh [[Pramoedya Ananta Toer]] dalam ''[[Tetralogi Buru]]'' dan ''[[Sang Pemula]]''.
Kisah perjuangan dan kehidupan Tirto diangkat oleh [[Pramoedya Ananta Toer]] dalam ''[[Tetralogi Buru]]'' dan ''[[Sang Pemula]]''.


Pada tanggal 3 November 2006, Tirto mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional melalui Keppres RI no 85/TK/2006.<ref>[http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/112006/10/0103.htm Tokoh Jabar dapat anugrah]</ref>
==Pranala luar==
==Pranala luar==
* {{id}} [http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/022006/08/0901.htm "Seabad Pers Jawa Barat"], ''[[Pikiran Rakyat]]'', 8 Februari 2006
* {{id}} [http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/022006/08/0901.htm "Seabad Pers Jawa Barat"], ''[[Pikiran Rakyat]]'', 8 Februari 2006
* {{id}} [http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/022006/07/0901.htm Koran Nasional Pertama Lahir di Bandung]
* {{id}} [http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/022006/07/0901.htm Koran Nasional Pertama Lahir di Bandung]


==Sumber==
<references/>
{{indo-bio-stub}}
{{indo-bio-stub}}


Baris 19: Baris 22:
[[Kategori:Tokoh Indonesia|Soerjo]]
[[Kategori:Tokoh Indonesia|Soerjo]]
[[Kategori:Tokoh pers Indonesia|Soerjo]]
[[Kategori:Tokoh pers Indonesia|Soerjo]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]

Revisi per 10 November 2006 12.19

Raden Mas Djokomono Tirto Adhi Soerjo (Blora, 18801918) adalah seorang tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional Indonesia, dikenal juga sebagai perintis persuratkabaran dan kewartawanan nasional Indonesia. Namanya sering disingkat T.A.S..

Tirto menerbitkan surat kabar Soenda Berita (1903-1905), Medan Prijaji (1907) dan Putri Hindia (1908). Tirto juga mendirikan Sarikat Dagang Islam. Medan Prijaji dikenal sebagai surat kabar nasional pertama karena menggunakan bahasa Melayu (bahasa Indonesia), dan seluruh pekerja mulai dari pengasuhnya, percetakan, penerbitan dan wartawannya adalah pribumi Indonesia asli.

Tirto adalah orang pertama yang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda dan pembentuk pendapat umum. Dia juga berani menulis kecaman-kecaman pedas terhadap pemerintahan kolonial Belanda pada masa itu. Akhirnya Tirto ditangkap dan disingkirkan dari Pulau Jawa dan dibuang ke Pulau Bacan, dekat Halmahera (Provinsi Maluku Utara).

Takashi Shiraishi lewat buku Zaman Bergerak menyebut Tirto Adhi Soerjo sebagai orang bumiputra pertama yang menggerakkan bangsa melalui bahasanya lewat Medan Prijaji.

Kisah perjuangan dan kehidupan Tirto diangkat oleh Pramoedya Ananta Toer dalam Tetralogi Buru dan Sang Pemula.

Pada tanggal 3 November 2006, Tirto mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional melalui Keppres RI no 85/TK/2006.[1]

Pranala luar

Sumber

  1. ^ Tokoh Jabar dapat anugrah