Lompat ke isi

Din: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 5: Baris 5:


== Makna secara istilah ==
== Makna secara istilah ==
Secara istilah umum, din dapat diartikan sebagai agama.
Secara istilah, din dapat didefinisikan sebagai peraturan [[Allah]] yang membawa orang-orang berakal ke arah kebahagiaan dunia dan akhirat, yang mencakup masalah [[aqidah]] dan [[amal]]. Ia adalah suatu sistem yang mencakup peraturan-peraturan yang menyeluruh, serta merupakan "undang-undang" yang lengkap dalam semua urusan hidup [[manusia]] untuk kita terima dan mengamalkannya secara total. Sehingga pengertian din itu lebih luas ketimbang pengertian [[agama]].


Secara istilah khusus, din [[Islam]] dapat didefinisikan sebagai peraturan [[Allah]] yang membawa orang-orang berakal ke arah kebahagiaan dunia dan akhirat, yang mencakup masalah [[aqidah]] dan [[amal]]. Ia adalah suatu sistem yang mencakup peraturan-peraturan yang menyeluruh, serta merupakan "undang-undang" yang lengkap dalam semua urusan hidup [[manusia]] untuk kita terima dan mengamalkannya secara total.
Din tidak bisa disamakan dengan [[agama]] sesuai dengan ayat:

Segala yang ada di alam semesta juga ber-agama, yaitu agama Allah, sesuai dengan ayat:


:3:83: Maka apakah mereka mencari ‘agama’ yang lain dari ‘agama’ Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri (''aslama'') segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah saja mereka dikembalikan.
:3:83: Maka apakah mereka mencari ‘agama’ yang lain dari ‘agama’ Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri (''aslama'') segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah saja mereka dikembalikan.


Mengacu kepada terjemahan yang kita lihat di atas, maka ‘diinillah’ sering diartikan sebagai ‘agama Allah’, sehingga ad diin tidaklah pas diterjemahkan dengan agama. Sebab dengan menterjemahkan ad diin dengan agama akan timbul beberapa pertanyaan, apakah Allah mempunyai agama lalu agama Allah apa sewaktu Allah mengutus Ibrahim/Abraham, Musa dan Isa/Yesus? Bagi ustadz yang mempercayai agama samawi (langit) ada 4 lalu apakah Allah berganti agama saat Allah menurunkan agama itu pada ummatNya masing-masing?
Mengacu kepada terjemahan yang kita lihat di atas, maka ‘diinillah’ diartikan sebagai ‘agama Allah’.

Agama Allah diturunkan dari langit (agama samawi) melalui para utusan-Nya, seperti nabi Adam, nabi Ibrahim, nab Musa, nabi Isa dan nabi Muhammad (shollallahu 'alaihi wa sallam), agama yang diturunkan adalah agama yang sama, hanya saja [[syariat]]-nya yang berbeda-beda.


Maka untuk mencari referensi apa itu ad diin kita lihat dari ayat-ayat lain mengenai ad diin:
Maka untuk mencari referensi apa itu ad diin kita lihat dari ayat-ayat lain mengenai ad diin:


:24:2: Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) hukum Allah (''diinullah''), jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.
:24:2: Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah (''diinullah''), jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.


:12:76: Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja (''dinul malik''), kecuali Allah menghendaki-Nya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.
:12:76: Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja (''dinul malik''), kecuali Allah menghendaki-Nya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.


Apa yang diperjuangkan para Nabi dan Rasul sejak zaman Adam, Nuh, Ibrahim, Musa , Isa hingga Muhammad adalah penegakkan Dien yaitu Dien yang berlaku di alam semesta yang disebut dengan Islam, yaitu berserah diri kepada ketentuan Allah sebagai Rabb (Pencipta, Pemelihara, Penghancur).
Dengan demikian ad diin adalah lebih tepat difahami sebagai hukum atau undang-undang

Jadi

'''diinulllah''' = undang-undang/hukum Allah

'''diinulhaq''' = undang-undang/hukum yang haq

'''diinul Islam''' = undang-undang/hukum Islam.

Dihubungkan dengan QS.3/83 diatyas maka sebenarnya yang ayat tersebut harusnya lebih tepat dimaknai sebagai berikut:

<pre>
3:83: Maka apakah mereka mencari ‘hukum / aturan’ yang lain dari ‘hukum’ Allah, padahal
kepadaNya-lah menyerahkan diri (aslama) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka
maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.
</pre>
Hukum adalah suatu tingkatan keilmuan yang paling tinggi dan paling haq karena itu datangnya dari Allah. Hukum adalah keilmuan yang tidak bisa dibantah dan diingkari sebab semua apa yang dilangit dan dibumi melakukan segala sesuatu berhadarkan hukum yang dibuat Allah. Jadi ''diinullah'' adalah ilmu diatas segala ilmu yang ditemukan manusia.

Apa yang diperjuangkan para Nabi dan Rasul sejak zaman Adam, Nuh, Abraham, Musa , Yesus hingga Muhammad adalah penegakkan Dien yaitu Dien yang berlaku di alam semesta yang disebut dengan Sunnatullah. Sifat dari Sunnatullah ini adalah berserah diri kepada ketentuan Allah sebagai Rabb (Pencipta, Pemelihara, Penghancur). Keberserahdirian inilah yang kemudian diistilahkan dengan Islam.


'''Penegakkan Dien selalu bertentangan dengan hukum/aturan yang ada'''
'''Penegakkan Dien Allah dari masa ke masa'''


Karena yang diperjuangkan adalah sistem atau aturan yang tidak menghendaki pencampuran dengan aturan selain Din Allah, sehingga mayoritas para Rasul yang diutus selalu berlawanan dengan kekuasaan yang berlaku saat itu, mari kita lihat contohnya
Karena yang diperjuangkan adalah sistem atau aturan yang tidak menghendaki pencampuran dengan aturan selain Din Allah, sehingga mayoritas para Rasul yang diutus selalu berlawanan dengan kekuasaan yang berlaku saat itu, mari kita lihat contohnya
<pre>
<pre>
Allah X Thagut
:
Adam X Iblis
Adam X Iblis
Nuh X Kanaan
Nuh X Kanaan
Abraham X Nimrod
Ibrahim X Nimrod
Musa X Firaun (Ramses II)
Musa X Firaun (Ramses II)
Isa X Herodes
Isa X Herodes
Muhammad X Abu Jahl
Muhammad X Musyrik/Kafir/Munafik
: X :
Muslim X Musyrik/Kafir.
</pre>
</pre>


'''Perjuangan Para Rasul Dilaksanakan Tanpa Menggunakan Kekerasan'''
'''Perjuangan Para Rasul Dilaksanakan Tanpa Menggunakan Kekerasan'''


Bertujuan mengubah paradigma masyarakat yang menggunakan hukum/isme selain dari Allah agar kembali menggunakan hukum/isme/aturan Allah. Ini dilaksanakan sebagaimana halnya Musa berdakwah di Mesir, perjuangan da'wah Isa/Yesus dan dua belas murid di Palestina serta da'wah Muhammad di Makkah.
Bertujuan mengubah paradigma masyarakat yang menggunakan hukum/isme selain dari Allah agar kembali menggunakan hukum/isme/aturan Allah. Ini dilaksanakan sebagaimana halnya Musa (alaihissalam) berdakwah di Mesir, perjuangan da'wah Isa/Yesus (alaihissalam) dan dua belas murid di Palestina serta da'wah Muhammad (shallallahu alaihi wa sallam) di Makkah.


Adapun peperangan terjadi ketika suatu negara yang dipimpin Rasul diserang oleh kekuatan yang berniat menghancurkan Din yang sudah diimplementasikan dalam bentuk kedaulatan / negara.
Adapun peperangan terjadi ketika suatu negara yang dipimpin Rasul diserang oleh kekuatan yang berniat menghancurkan Din yang sudah diimplementasikan dalam bentuk kedaulatan / negara.
Baris 68: Baris 49:
'' Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.''
'' Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.''


Setelah terjadi perselisihan kemudian Allah mengirimkan para Utusan untuk memperbaiki keadaan perpecahan tersebut (Islam kembali), sebagaimana halnya ajaran Islam yang dibawa oleh Isa Al-Masih yang kemudian berpecah menjadi ajaran Orthodox, Katholik dan Protestan, dan juga perpecahan Islam yang dibawa Muhammad menjadi ajaran Sunni dan Syi'ah. Pengutusan para Rasul ini (apapun sebutan mereka) selalu terjadi hingga akhir peradaban manusia.
Setelah terjadi perselisihan kemudian Allah mengirimkan para rasul (utusan) untuk memperbaiki keadaan perpecahan tersebut (untuk kembali kepada agama yang benar: agama Islam). Berbeda dengan rasul-rasul sebelumnya yang diutus untuk kaumnya masing-masing, maka rasullullah Muhammad adalah nabi terakhir yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, hingga akhir zaman. Agama Allah yang diturunkan kepada rasulullah telah sempurna, dan Allah telah menjamin kemurnian Al-Quran sampai kapan pun. Karena itu jika terjadi perselisihan, manusia harus kembali kepada Al-Quran dan petunjuk-petunjuk rasulullah.


[[Kategori:Istilah Islam]]
[[Kategori:Istilah Islam]]

Revisi per 16 November 2006 00.37

Din atau dien berasal dari Bahasa Arab (Ad Diin).

Makna secara bahasa

Secara bahasa, din berarti tradisi, perilaku, perhitungan, kekuasaan, hukum, ketaatan, balasan, peraturan.

Makna secara istilah

Secara istilah umum, din dapat diartikan sebagai agama.

Secara istilah khusus, din Islam dapat didefinisikan sebagai peraturan Allah yang membawa orang-orang berakal ke arah kebahagiaan dunia dan akhirat, yang mencakup masalah aqidah dan amal. Ia adalah suatu sistem yang mencakup peraturan-peraturan yang menyeluruh, serta merupakan "undang-undang" yang lengkap dalam semua urusan hidup manusia untuk kita terima dan mengamalkannya secara total.

Segala yang ada di alam semesta juga ber-agama, yaitu agama Allah, sesuai dengan ayat:

3:83: Maka apakah mereka mencari ‘agama’ yang lain dari ‘agama’ Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri (aslama) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allah saja mereka dikembalikan.

Mengacu kepada terjemahan yang kita lihat di atas, maka ‘diinillah’ diartikan sebagai ‘agama Allah’.

Agama Allah diturunkan dari langit (agama samawi) melalui para utusan-Nya, seperti nabi Adam, nabi Ibrahim, nab Musa, nabi Isa dan nabi Muhammad (shollallahu 'alaihi wa sallam), agama yang diturunkan adalah agama yang sama, hanya saja syariat-nya yang berbeda-beda.

Maka untuk mencari referensi apa itu ad diin kita lihat dari ayat-ayat lain mengenai ad diin:

24:2: Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah (diinullah), jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.
12:76: Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja (dinul malik), kecuali Allah menghendaki-Nya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.

Apa yang diperjuangkan para Nabi dan Rasul sejak zaman Adam, Nuh, Ibrahim, Musa , Isa hingga Muhammad adalah penegakkan Dien yaitu Dien yang berlaku di alam semesta yang disebut dengan Islam, yaitu berserah diri kepada ketentuan Allah sebagai Rabb (Pencipta, Pemelihara, Penghancur).

Penegakkan Dien Allah dari masa ke masa

Karena yang diperjuangkan adalah sistem atau aturan yang tidak menghendaki pencampuran dengan aturan selain Din Allah, sehingga mayoritas para Rasul yang diutus selalu berlawanan dengan kekuasaan yang berlaku saat itu, mari kita lihat contohnya

Adam      X  Iblis 
Nuh       X  Kanaan 
Ibrahim   X  Nimrod 
Musa      X  Firaun (Ramses II)
Isa       X  Herodes 
Muhammad  X  Musyrik/Kafir/Munafik 

Perjuangan Para Rasul Dilaksanakan Tanpa Menggunakan Kekerasan

Bertujuan mengubah paradigma masyarakat yang menggunakan hukum/isme selain dari Allah agar kembali menggunakan hukum/isme/aturan Allah. Ini dilaksanakan sebagaimana halnya Musa (alaihissalam) berdakwah di Mesir, perjuangan da'wah Isa/Yesus (alaihissalam) dan dua belas murid di Palestina serta da'wah Muhammad (shallallahu alaihi wa sallam) di Makkah.

Adapun peperangan terjadi ketika suatu negara yang dipimpin Rasul diserang oleh kekuatan yang berniat menghancurkan Din yang sudah diimplementasikan dalam bentuk kedaulatan / negara.

Agama Adalah Produk Sejarah

Agama yang berkembang saat ini adalah produk sejarah yang berasal dari pertentangan politik (schism) diantara pengikut-pengikutnya sesuai dengan Al-Baqarah:213

Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.

Setelah terjadi perselisihan kemudian Allah mengirimkan para rasul (utusan) untuk memperbaiki keadaan perpecahan tersebut (untuk kembali kepada agama yang benar: agama Islam). Berbeda dengan rasul-rasul sebelumnya yang diutus untuk kaumnya masing-masing, maka rasullullah Muhammad adalah nabi terakhir yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, hingga akhir zaman. Agama Allah yang diturunkan kepada rasulullah telah sempurna, dan Allah telah menjamin kemurnian Al-Quran sampai kapan pun. Karena itu jika terjadi perselisihan, manusia harus kembali kepada Al-Quran dan petunjuk-petunjuk rasulullah.