Lompat ke isi

Wikipedia:Bak pasir: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
"Surat Untuk Presiden" karya Rusdy Mastura & Rahmad M.Arsyad
Baris 1: Baris 1:
Dunia tetap butuh Hero, Pahlawan, Ratu Adil atau apapun namanya. Karena dunia akan terasa kering tanpa mereka. Berbagai konsep kepercayaan baik agama maupun perlambang kultural tetap saja menghadirkan para Hero sebagai bahan pelajaran untuk direnungkan,ditelaah dan diikuti.
Pondok Modern Arrisalah Slahung

Dunia tetap butuh Hero ditengah zaman yang be-gitu pesimistik. Krisis keteladanan menjamur diberbagai bidang kehidupan, semua saling curiga, sinis yang beru-jung krisis. Ketika para Hero telah disimpan di lemari perpustakaan-perpustakaan, mereka hanya ada dalam buku yang sampulnya mulai usang dan berdebu. Kadang mereka dijamah tapi hanya sesekali saja. Mereka tinggal menjadi altar sejarah yang dilupakan bahkan dicampak-kan.

Buku yang sedang anda pegang tentu saja ini bu-kan buku sejarah, ini adalah buku tentang para Hero yang ada dalam kepala seorang Rusdy Mastura. Dalam menuliskanya saya tidak pernah berpikir buku ini akan menjadi buku yang serius, buku ini cukup menjadi buku renungan bagi siapapun dalam melihat kembali tokoh-

tokoh yang terekam dalam kepala seorang walikota Palu.Pencampuran mimpi, imajinasi dan fakta pasti akan anda temukan dalam buku ini, karena jujur saja buku ini berangkat dari ingatan-ingatan dan cara ber- pikir yang kadang melompat dan senantiasa bergerak di-namis. Inilah dialog imajiner yang bergerak bebas, tidak terikat pada ruang sejarah,fakta atau diskursus ilmiah.

Kita tetap butuh sosok pahlawan yang akan mem- bawa bangsa ini bergerak kearah yang lebih baik, entah siapa dan dimana ia kini, itu urusan berbeda, anggaplah kita sedang menyalakan obor mencari jati diri pahla-wan dari setiap sampul-sampul rekaman kehidupan dari tokoh-tokoh penting negeri ini mereka adalah Soekarno, Hatta, Syahrir, Natsir, Soeharto, Gusdur, Jenderal Sudirman dan terakhir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kami sepenuhnya sadar mereka tidaklah sem-purna, mereka punya celah , dosa, kecuali satu sosok teladan Muhammad S.A.W. Sosok manusia agung, teladan sepanjang masa.

Banyak rekaman pemikiran, dialog yang ingin disampaikan oleh Bung Cudi melalui surat-surat imajiner ini untuk membuat kita menatap kembali Indonesia, menerawangnya merasakan alam berpikir masa lalu,masa kini, dan beberapa petikan harapan masa depan.Itulah sosok walikota kami, seorang yang memiliki imajinasi besar dan mimpi yang begitu banyak jumlahnya.

Ditengah zaman saat ketika banyak orang di negeri ini tidak berani lagi berharap, seorang walikota Palu datangmembawa obor keyakinan bahwa kita masih perlu membangun optimisme, mimpi dan harapan untuk senantiasa yakin bahwa revolusi belum selesai.

Revisi per 27 Juni 2011 13.26

Dunia tetap butuh Hero, Pahlawan, Ratu Adil atau apapun namanya. Karena dunia akan terasa kering tanpa mereka. Berbagai konsep kepercayaan baik agama maupun perlambang kultural tetap saja menghadirkan para Hero sebagai bahan pelajaran untuk direnungkan,ditelaah dan diikuti.

Dunia tetap butuh Hero ditengah zaman yang be-gitu pesimistik. Krisis keteladanan menjamur diberbagai bidang kehidupan, semua saling curiga, sinis yang beru-jung krisis. Ketika para Hero telah disimpan di lemari perpustakaan-perpustakaan, mereka hanya ada dalam buku yang sampulnya mulai usang dan berdebu. Kadang mereka dijamah tapi hanya sesekali saja. Mereka tinggal menjadi altar sejarah yang dilupakan bahkan dicampak-kan.

Buku yang sedang anda pegang tentu saja ini bu-kan buku sejarah, ini adalah buku tentang para Hero yang ada dalam kepala seorang Rusdy Mastura. Dalam menuliskanya saya tidak pernah berpikir buku ini akan menjadi buku yang serius, buku ini cukup menjadi buku renungan bagi siapapun dalam melihat kembali tokoh-

tokoh yang terekam dalam kepala seorang walikota Palu.Pencampuran mimpi, imajinasi dan fakta pasti akan anda temukan dalam buku ini, karena jujur saja buku ini berangkat dari ingatan-ingatan dan cara ber- pikir yang kadang melompat dan senantiasa bergerak di-namis. Inilah dialog imajiner yang bergerak bebas, tidak terikat pada ruang sejarah,fakta atau diskursus ilmiah.

Kita tetap butuh sosok pahlawan yang akan mem- bawa bangsa ini bergerak kearah yang lebih baik, entah siapa dan dimana ia kini, itu urusan berbeda, anggaplah kita sedang menyalakan obor mencari jati diri pahla-wan dari setiap sampul-sampul rekaman kehidupan dari tokoh-tokoh penting negeri ini mereka adalah Soekarno, Hatta, Syahrir, Natsir, Soeharto, Gusdur, Jenderal Sudirman dan terakhir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Kami sepenuhnya sadar mereka tidaklah sem-purna, mereka punya celah , dosa, kecuali satu sosok teladan Muhammad S.A.W. Sosok manusia agung, teladan sepanjang masa.

Banyak rekaman pemikiran, dialog yang ingin disampaikan oleh Bung Cudi melalui surat-surat imajiner ini untuk membuat kita menatap kembali Indonesia, menerawangnya merasakan alam berpikir masa lalu,masa kini, dan beberapa petikan harapan masa depan.Itulah sosok walikota kami, seorang yang memiliki imajinasi besar dan mimpi yang begitu banyak jumlahnya.

Ditengah zaman saat ketika banyak orang di negeri ini tidak berani lagi berharap, seorang walikota Palu datangmembawa obor keyakinan bahwa kita masih perlu membangun optimisme, mimpi dan harapan untuk senantiasa yakin bahwa revolusi belum selesai.