Lompat ke isi

Metanogen: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
25kartika (bicara | kontrib)
Baris 20: Baris 20:
== Deskripsi fisik ==
== Deskripsi fisik ==


Metanogen biasanya berbentuk ''coccoid'' (berbentuk bulat) atau [[basil]] (berbentuk batang). Ada lebih dari 50 [[spesies]] yang dapat dikategorikan dalam kelompok metanogen yang tidak membentuk kelompok [[monofiletik]], meskipun semua metanogen berada dalam group [[arkea]].
Metanogen biasanya berbentuk ''coccoid'' (berbentuk bulat), [[basil]] (berbentuk batang), dan ada beberapa spesies yang berbentuk [[spirilum]] (spiral). Ada lebih dari 50 [[spesies]] yang dapat dikategorikan dalam kelompok metanogen yang tidak membentuk kelompok [[monofiletik]], meskipun semua metanogen berada dalam group [[arkea]].

Metanogen memiliki beberapa sifat khusus yang membedakannnya beberapa prokariota lainnya, yaitu:
# Anaerob
# Biasanya ditumbuhkan pada garam mineral dengan kondisi atmosfir
# Pada umumnya mesofilik, beberapa ekstremofilik (suhu sangat tinggi, sangat rendah, kondisi garam tinggi)


Beberapa jenis metanogen, disebut sebagai ''hydrogenotrophic'', menggunakan [[karbon dioksida]] (CO<sup>2</sup>) sebagai sumber [[karbon]] dan [[hidrogen]]. Beberapa CO<sup>2</sup> direaksikan dengan hidrogen untuk menghasilkan metana yang dapat menghasilkan gradien [[elektrokimia]] melintasi [[membran]], digunakan untuk menghasilkan ATP ''(adenosine triphosphate)'' melalui proses [[kemiosmosis]].<ref>V. Peters, R. Conrad, 1995, Methanogenic and other strictly anaerobic bacteria in desert soil and other oxic sois, Applied and Environmental Microbiology, 61: 1673-1676</ref>
Beberapa jenis metanogen, disebut sebagai ''hydrogenotrophic'', menggunakan [[karbon dioksida]] (CO<sup>2</sup>) sebagai sumber [[karbon]] dan [[hidrogen]]. Beberapa CO<sup>2</sup> direaksikan dengan hidrogen untuk menghasilkan metana yang dapat menghasilkan gradien [[elektrokimia]] melintasi [[membran]], digunakan untuk menghasilkan ATP ''(adenosine triphosphate)'' melalui proses [[kemiosmosis]].<ref>V. Peters, R. Conrad, 1995, Methanogenic and other strictly anaerobic bacteria in desert soil and other oxic sois, Applied and Environmental Microbiology, 61: 1673-1676</ref>

Revisi per 28 Juni 2011 14.53

Metanogen adalah mikroorganisme yang menghasilkan metana sebagai produk sampingan metabolik dalam kondisi anoxic. Makhluk ini digolongkan sebagai arkea, suatu kelompok kehidupan yang cukup berbeda dari bakteri. Mereka umumnya hidup di lingkungan basah dan umumnya gas yang terjadi pada daerah rawa-rawa dan metana dari bersendawa pada hewan ruminansia dan perut kembung pada manusia.[1] Pada sedimen laut biomethanation umumnya terbatas pada daerah dimana kandungan sulfat sudah tidak ada lagi, yaitu di bawah lapisan atas.[2] Jenis yang lain juga ditemukan di lingkungan seperti ventilasi hidrotermal air panas dan kapal selam serta pada bebatuan lapisan luar dari kerak bumi (rock solid), beberapa kilometer di bawah permukaan air laut.

Deskripsi fisik

Metanogen biasanya berbentuk coccoid (berbentuk bulat), basil (berbentuk batang), dan ada beberapa spesies yang berbentuk spirilum (spiral). Ada lebih dari 50 spesies yang dapat dikategorikan dalam kelompok metanogen yang tidak membentuk kelompok monofiletik, meskipun semua metanogen berada dalam group arkea.

Metanogen memiliki beberapa sifat khusus yang membedakannnya beberapa prokariota lainnya, yaitu:

  1. Anaerob
  2. Biasanya ditumbuhkan pada garam mineral dengan kondisi atmosfir
  3. Pada umumnya mesofilik, beberapa ekstremofilik (suhu sangat tinggi, sangat rendah, kondisi garam tinggi)

Beberapa jenis metanogen, disebut sebagai hydrogenotrophic, menggunakan karbon dioksida (CO2) sebagai sumber karbon dan hidrogen. Beberapa CO2 direaksikan dengan hidrogen untuk menghasilkan metana yang dapat menghasilkan gradien elektrokimia melintasi membran, digunakan untuk menghasilkan ATP (adenosine triphosphate) melalui proses kemiosmosis.[3]

Referensi

  1. ^ Joseph W. Lengeler (1999). Biology of the Prokaryotes. Stuttgart: Thieme. hlm. 796. ISBN 0632053577. 
  2. ^ J.K. Kristjansson; et al. (1982). "Different Ks values for hydrogen of methanogenic bacteria and sulfate-reducing bacteria: an explanation for the apparent inhibition of methanogenesis by sulfate". Arch. Microbiol. 131: 278–282. doi:10.1007/BF00405893. 
  3. ^ V. Peters, R. Conrad, 1995, Methanogenic and other strictly anaerobic bacteria in desert soil and other oxic sois, Applied and Environmental Microbiology, 61: 1673-1676