Lompat ke isi

Takdir (film): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Hapus Templat Spoiler sesuai pengusulan
Jazle (bicara | kontrib)
k +minor adj
Baris 27: Baris 27:
| imdb_id =
| imdb_id =
}}
}}
'''Takdir''' adalah [[film]] [[Indonesia]] yang yang dirilis pada tahun [[1973]] dengan disutradarai oleh [[Fritz G. Schadt]]. Film ini dibintangi antara lain oleh [[Dicky Zulkarnaen]], [[Rima Melati]], dan [[Wolly Sutinah]].
'''Takdir''' adalah [[film]] [[Indonesia]] yang dirilis pada tahun [[1973]] dengan disutradarai oleh [[Fritz G. Schadt]]. Film ini dibintangi antara lain oleh [[Dicky Zulkarnaen]], [[Rima Melati]], dan [[Wolly Sutinah]].


== Sinopsis ==
== Sinopsis ==

Revisi per 6 Juli 2011 02.14

Takdir
SutradaraFritz G. Schadt
ProduserWashi Dipa
Ditulis olehM. Aminudin A.
PemeranDicky Zulkarnaen
Rima Melati
Wolly Sutinah
W.D Mochtar
Aminah Cendrakasih
Ruth Pelupessy
Mansjur Sjah
Yoseano Waas
Harun Syarif
Bulan Surawidjaja
Roldiah Matulessy
Rosaline Oscar
Ishaq Iskandar
DistributorPT Dipa Jaya Film
Tanggal rilis
1973
Durasi... menit
NegaraIndonesia

Takdir adalah film Indonesia yang dirilis pada tahun 1973 dengan disutradarai oleh Fritz G. Schadt. Film ini dibintangi antara lain oleh Dicky Zulkarnaen, Rima Melati, dan Wolly Sutinah.

Sinopsis

Kehadiran mertuanya (Wolly Sutinah) membuat ketentraman Martini (Rima Melati) bekas pelacur berakhir. Ia diteror terus, hingga akhirnya lari dari rumah dan mencoba bunuh diri. Sepasang suami istri Mardi (W.D Mochtar dan Aminah Cendrakasih) memergoki, menolong, dan membawa Martini ke Surabaya dan bekerja di perusahaannya.

Suami Martini Kardiman (Dicky Zulkarnaen, tetap tak mau mengikuti anjuran ibunya untuk menikah lagi. Keteguhannya terbukti. Pada saat dia menunggu ibunya di rumah sakit karena menderita kebutaan, dia melihat anaknya Henny (Bulan Surawidjaja) tengah mengiringi seorang perempuan yang berlumuran darah. Perempuan itu adalah Martini yang ingin menemui anaknya, namun mendapat kecelakaan tertabrak mobil. Ketika Martini tahu mertuanya membutuhkan cangkok mata, ia merelakan matanya untuk mertuanya dan ia akhirnya meninggal.

Pranala luar