Lompat ke isi

Daerah Irigasi Karangtalun: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: perubahan kosmetika !
Jazle (bicara | kontrib)
k +minor adj
Baris 1: Baris 1:
Jaringan Saluran Induk Mataram adalah sistem irigasi yang menjadi tulang punggung penyediaan air pertanian di wilayah Yogyakarta bagian utara. Jaringan ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu [[Saluran Induk Karangtalun]] (panjang lebih dari 3 km), [[Saluran Mataram]] (31,2 km), dan [[Saluran Van der Wicjk]] (17 km). Aliran sungai yang digunakan bagi saluran ini adalah aliran [[Sungai Progo]] di barat dan [[Sungai Opak]] di bagian timur. Untuk menangkap air dari sungai-sungai ini dibuat sejumlah [[bendung]]. Di bagian paling barat atau pangkal Saluran Van der Wijck adalah Bendung Karangtalun (populer dinamakan Ancol dan sekarang menjadi tempat wisata). Instalasi ini dibangun antara tahun 1909-1932. Saluran Van der Wijck kemudian diteruskan dengan dengan pembangunan Saluran Mataram di [[masa pendudukan Jepang]] (kala itu dinamakan Kanal Yoshiro). Dengan selesainya Saluran Mataram, terhubunglah aliran Kali Progo menuju Kali Opak. Pada tahun 1950 (dan diperbaik 1980) dibangun Bendung Karangtalun.
Jaringan Saluran Induk Mataram adalah sistem irigasi yang menjadi tulang punggung penyediaan air pertanian di wilayah Yogyakarta bagian utara. Jaringan ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu [[Saluran Induk Karangtalun]] (panjang lebih dari 3 km), [[Saluran Mataram]] (31,2 km), dan [[Saluran Van der Wicjk]] (17 km). Aliran sungai yang digunakan bagi saluran ini adalah aliran [[Sungai Progo]] di barat dan [[Sungai Opak]] di bagian timur. Untuk menangkap air dari sungai-sungai ini dibuat sejumlah [[bendung]]. Di bagian paling barat atau pangkal Saluran Van der Wijck adalah Bendung Karangtalun (populer dinamakan Ancol dan sekarang menjadi tempat wisata). Instalasi ini dibangun antara tahun 1909-1932. Saluran Van der Wijck kemudian diteruskan dengan pembangunan Saluran Mataram di [[masa pendudukan Jepang]] (kala itu dinamakan Kanal Yoshiro). Dengan selesainya Saluran Mataram, terhubunglah aliran Kali Progo menuju Kali Opak. Pada tahun 1950 (dan diperbaik 1980) dibangun Bendung Karangtalun.


Pengelolaan jaringan irigasi ini dilakukan oleh Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Progo-Opak-Oyo (Balai PSDA WS POO/Balai POO) dan meliputi [[Kabupaten Sleman]], [[Kota Yogyakarta]], [[Kabupaten Bantul]], dan [[Kabupaten Gunungkidul]]. Cakupan pengairan potensial adalah 33.000 ha, untuk pengelontoran sistem sanitasi kota sekitar 0.4m<sup>3</sup>/detik dan pemasokan keperluan industri gula [[PG Madukismo]] 0,55 m<sup>3</sup>/detik pada musim giling, serta 0,22 m<sup>3</sup>/detik pada musim pemeliharaan melalui suplesi di [[Sungai Winongo]] yang diambil di Bendung Korbri.
Pengelolaan jaringan irigasi ini dilakukan oleh Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Progo-Opak-Oyo (Balai PSDA WS POO/Balai POO) dan meliputi [[Kabupaten Sleman]], [[Kota Yogyakarta]], [[Kabupaten Bantul]], dan [[Kabupaten Gunungkidul]]. Cakupan pengairan potensial adalah 33.000 ha, untuk pengelontoran sistem sanitasi kota sekitar 0.4m<sup>3</sup>/detik dan pemasokan keperluan industri gula [[PG Madukismo]] 0,55 m<sup>3</sup>/detik pada musim giling, serta 0,22 m<sup>3</sup>/detik pada musim pemeliharaan melalui suplesi di [[Sungai Winongo]] yang diambil di Bendung Korbri.

Revisi per 7 Juli 2011 02.07

Jaringan Saluran Induk Mataram adalah sistem irigasi yang menjadi tulang punggung penyediaan air pertanian di wilayah Yogyakarta bagian utara. Jaringan ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu Saluran Induk Karangtalun (panjang lebih dari 3 km), Saluran Mataram (31,2 km), dan Saluran Van der Wicjk (17 km). Aliran sungai yang digunakan bagi saluran ini adalah aliran Sungai Progo di barat dan Sungai Opak di bagian timur. Untuk menangkap air dari sungai-sungai ini dibuat sejumlah bendung. Di bagian paling barat atau pangkal Saluran Van der Wijck adalah Bendung Karangtalun (populer dinamakan Ancol dan sekarang menjadi tempat wisata). Instalasi ini dibangun antara tahun 1909-1932. Saluran Van der Wijck kemudian diteruskan dengan pembangunan Saluran Mataram di masa pendudukan Jepang (kala itu dinamakan Kanal Yoshiro). Dengan selesainya Saluran Mataram, terhubunglah aliran Kali Progo menuju Kali Opak. Pada tahun 1950 (dan diperbaik 1980) dibangun Bendung Karangtalun.

Pengelolaan jaringan irigasi ini dilakukan oleh Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Progo-Opak-Oyo (Balai PSDA WS POO/Balai POO) dan meliputi Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, dan Kabupaten Gunungkidul. Cakupan pengairan potensial adalah 33.000 ha, untuk pengelontoran sistem sanitasi kota sekitar 0.4m3/detik dan pemasokan keperluan industri gula PG Madukismo 0,55 m3/detik pada musim giling, serta 0,22 m3/detik pada musim pemeliharaan melalui suplesi di Sungai Winongo yang diambil di Bendung Korbri.