Babad Suropati: Perbedaan antara revisi
k :-{{spoiler}} ; sesuai diskusi usulan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 6: | Baris 6: | ||
Babad Suropati mengisahkan [[budak]] [[Bali]] yang menjadi saksi beberapa babak persaingan antara [[keluarga]] [[bangsawan]] Jawa dan [[Belanda]] dalam menguasai daerah [[Jawa Timur]], hingga kematiannya pada [[1706]]. |
Babad Suropati mengisahkan [[budak]] [[Bali]] yang menjadi saksi beberapa babak persaingan antara [[keluarga]] [[bangsawan]] Jawa dan [[Belanda]] dalam menguasai daerah [[Jawa Timur]], hingga kematiannya pada [[1706]]. |
||
Keterlibatan '''Suropati''' antara lain terjadi dalam peristiwa pembunuhan [[Kapten]] Belanda [[ |
Keterlibatan '''Suropati''' antara lain terjadi dalam peristiwa pembunuhan [[Kapten]] Belanda [[François Tack]], yang sebenarnya diperintahkan untuk membunuhnya. Pertempuran ini berlangsung hebat. Suropati bertarung seperti [[legenda Yaksa]]. Kekuatannya sebenarnya sudah melemah, namun Pangeran [[Puger]] tepat waktu dengan 12 [[tentara]]. ‘Tack’ yang lengah diserang dan perkelahian itu membuat [[baju]] besinya terbelah. Ia mati karena tusukan di [[dada]] hingga menembus [[punggung]]. Kapten Tack akhirnya mati bersama seluruh pasukannya. |
||
{{indo-sejarah-stub}} |
{{indo-sejarah-stub}} |
Revisi per 24 Juli 2011 12.46
Babad Suropati berisi sejarah Jawa dari sudut pandang masyarakat Jawa sendiri. Isinya merupakan campuran catatan sejarah yang akurat hingga beberapa dongeng fantasi.
Babad Suropati merupakan peninggalan sejarah tak ternilai. Banyak sekali cerita babad yang mencatat beberapa pertempuran di Jawa pada abad 17 hingga 18.
Babad Suropati mengisahkan budak Bali yang menjadi saksi beberapa babak persaingan antara keluarga bangsawan Jawa dan Belanda dalam menguasai daerah Jawa Timur, hingga kematiannya pada 1706.
Keterlibatan Suropati antara lain terjadi dalam peristiwa pembunuhan Kapten Belanda François Tack, yang sebenarnya diperintahkan untuk membunuhnya. Pertempuran ini berlangsung hebat. Suropati bertarung seperti legenda Yaksa. Kekuatannya sebenarnya sudah melemah, namun Pangeran Puger tepat waktu dengan 12 tentara. ‘Tack’ yang lengah diserang dan perkelahian itu membuat baju besinya terbelah. Ia mati karena tusukan di dada hingga menembus punggung. Kapten Tack akhirnya mati bersama seluruh pasukannya.