Kemahakuasaan: Perbedaan antara revisi
k menghapus Kategori:Kristen; menambah Kategori:Kata dan frasa Yunani (HotCat) |
Luckas-bot (bicara | kontrib) k r2.7.1) (bot Menambah: sh:Svemogućnost |
||
Baris 15: | Baris 15: | ||
[[Kategori:Teologi]] |
[[Kategori:Teologi]] |
||
[[Kategori:Kata dan frasa Yunani]] |
[[Kategori:Kata dan frasa Yunani]] |
||
[[ca:Omnipotència]] |
[[ca:Omnipotència]] |
||
Baris 21: | Baris 20: | ||
[[en:Omnipotence]] |
[[en:Omnipotence]] |
||
[[es:Omnipotencia]] |
[[es:Omnipotencia]] |
||
⚫ | |||
[[fr:Omnipotence]] |
[[fr:Omnipotence]] |
||
⚫ | |||
[[ia:Omnipotentia]] |
[[ia:Omnipotentia]] |
||
[[it:Onnipotenza]] |
[[it:Onnipotenza]] |
||
⚫ | |||
[[nl:Almacht]] |
[[nl:Almacht]] |
||
[[pl:Omnipotencja]] |
[[pl:Omnipotencja]] |
||
Baris 30: | Baris 30: | ||
[[ro:Omnipotență]] |
[[ro:Omnipotență]] |
||
[[ru:Всемогущество]] |
[[ru:Всемогущество]] |
||
[[sh:Svemogućnost]] |
|||
[[sr:Свемогућност]] |
[[sr:Свемогућност]] |
||
⚫ | |||
[[sv:Allsmäktighet]] |
[[sv:Allsmäktighet]] |
Revisi per 24 Agustus 2011 02.14
Omnipoten adalah sifat yang dikenakan kepada Allah yang berarti Maha Kuasa.[1] Kemahakuasaan Allah sehingga Dia begitu bebas dan tidak terpengaruh apa pun dan siapa pun dari luar diri-Nya sendiri.[1] Dengan sifat ini, Allah diandaikan punya daya kreatif yang mutlak, tidak tergantung pada semua materi yang ada sehingga Dia benar-benar tidak dapat dibatasi.[1] Sedangkan manusia dan ciptaan selalu dibatasi oleh Allah.[1]
Omnipotensi Allah juga selalu menuntut keselarasan ciptaan dalam sifat-sifatnya, tidak ada kontradiksi antar pencipta dan yang diciptakan.[1] Maka jika Allah itu kudus, maka tidak mungkin Allah tidak kudus, begitulah Allah juga tidak memiliki kontradiksi dalam Dirinya.[1] Kemahakuasaan Allah juga mempu mengangkat manusia yang terbatas itu melampaui kodratnya sehingga manusia dapat menjadi manusia rohani.[1]
Kemahakuasaan Allah bisa dilihat dari beberapa sifatnya yang lain, misalnya dalam hal kehendak dan pengetahuan.[2] Allah mengetahui semuanya dan Allah juga tidak dapat dibatasi oleh siapa pun dalam bertindak.[2] Dua sifat ini bukan hanya figur yang tanpa realitas, namun sangat nyata dialami oleh umat manusia.[2]