Lompat ke isi

Mantri Sakai: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Mantri Sakai''' merupakan [[Kepala Daerah]] pada abad ke-14 (masa Kerajaan Hindu) yang mengepalai suatu distrik (sakai) yang meliputi sebuah [[Daerah Aliran Sungai]] ([[DAS]]) yang ada di [[Kalimantan]], yang bertugas sebagai pengumpul pajak/upeti. Belakangan istilah Mantri Sakai, seringkali disebut hanya nama depannya saja yaitu '''Mantri''' diikuti nama daerahnya misalnya Mantri [[Kahayan]], atau mantri-mantri [[Hulu Sungai]], dan sebagainya. Mantri Sakai disebut juga Patih. Pada masa berikutnya pejabat Mantri Sakai mendapat gelar Kiai Ingabei atau Ngabei, selanjutnya berubah menjadi Demang, yang dikoordinir oleh seorang [[Tumenggung]] (Tamanggung/Tomonggong). Tumenggung dapat disamakan dengan jabatan seorang [[Bupati]] pada masa kini di Kalimantan. Dahulu jabatan bupati hanya dikenal di [[pulau Jawa]].
'''Mantri Sakai''' merupakan [[Kepala Daerah]] pada abad ke-14 (masa Kerajaan Hindu) yang mengepalai suatu distrik (sakai) yang meliputi sebuah [[Daerah Aliran Sungai]] ([[DAS]]) yang ada di [[Kalimantan]], yang bertugas sebagai pengumpul pajak/upeti. Belakangan istilah Mantri Sakai, seringkali disebut hanya nama depannya saja yaitu '''Mantri''' diikuti nama daerahnya misalnya Mantri [[Kahayan]], atau mantri-mantri [[Hulu Sungai]], dan sebagainya. Mantri Sakai membawahi beberapa kepala kampung yang disebut Patih (Patis) yang kemudian sebutannya berubah menjadi [[Pambakal]] (Pamakal). Pada masa berikutnya pejabat Mantri Sakai mendapat gelar Kiai Ingabei atau Ngabei, selanjutnya berubah menjadi Demang, yang dikoordinir oleh seorang [[Tumenggung]] (Tamanggung/Tomonggong). Tumenggung dapat disamakan dengan jabatan seorang [[Bupati]] pada masa kini di Kalimantan. Dahulu jabatan bupati hanya dikenal di [[pulau Jawa]].


Keberadaan Sakai (daerah/distrik) yang sudah ditaklukan oleh [[Lambung Mangkurat]] meliputi wilayah dari [[Tanjung Puting]] sampai [[Tanjung Silat]], diceritakan dalam [[Hikayat Banjar]], (Rass:314) sebagai berikut :{{br}}
Keberadaan Sakai (daerah/distrik) yang sudah ditaklukan oleh [[Lambung Mangkurat]] meliputi wilayah dari [[Tanjung Puting]] sampai [[Tanjung Silat]], diceritakan dalam [[Hikayat Banjar]], (Rass:314) sebagai berikut :{{br}}

Revisi per 13 September 2011 03.37

Mantri Sakai merupakan Kepala Daerah pada abad ke-14 (masa Kerajaan Hindu) yang mengepalai suatu distrik (sakai) yang meliputi sebuah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang ada di Kalimantan, yang bertugas sebagai pengumpul pajak/upeti. Belakangan istilah Mantri Sakai, seringkali disebut hanya nama depannya saja yaitu Mantri diikuti nama daerahnya misalnya Mantri Kahayan, atau mantri-mantri Hulu Sungai, dan sebagainya. Mantri Sakai membawahi beberapa kepala kampung yang disebut Patih (Patis) yang kemudian sebutannya berubah menjadi Pambakal (Pamakal). Pada masa berikutnya pejabat Mantri Sakai mendapat gelar Kiai Ingabei atau Ngabei, selanjutnya berubah menjadi Demang, yang dikoordinir oleh seorang Tumenggung (Tamanggung/Tomonggong). Tumenggung dapat disamakan dengan jabatan seorang Bupati pada masa kini di Kalimantan. Dahulu jabatan bupati hanya dikenal di pulau Jawa.

Keberadaan Sakai (daerah/distrik) yang sudah ditaklukan oleh Lambung Mangkurat meliputi wilayah dari Tanjung Puting sampai Tanjung Silat, diceritakan dalam Hikayat Banjar, (Rass:314) sebagai berikut :

Maka orang piadak ampat puluh hari ampat puluh malam, makan dan minum. Sagala Sakai sama datang : orang batang Tabalong, orang batang Barito, orang Batang Alai, orang batang Hamandit, orang batang Balangan dan batang Pitap, orang batang Biaju Kecil, orang batang Biaju Besar dan orang Sabangau, orang Mendawai sarta orang Katingan, orang Sampit sarta orang takluknya, orang Pambuang sarta orang takluknya, sakaliannya itu datang dangan parsambahannya. Sukaramailah piadak itu, ada barwayang di Dalam, di Pagongan orang barwayang wong, di Paseban orang manopeng, di Sitilohor orang marakit.[1]


Keterangan : Disebutkan para Mantri Sakai yang datang dari seluruh daerah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah yang datang ke ibukota kerajaan Negara Dipa yang terletak di sungai Negara/sungai Bahan, berasal dari Daerah Aliran Sungai sebagai berikut:


Referensi

  1. ^ (Melayu)Johannes Jacobus Ras, Hikayat Banjar diterjemahkan oleh Siti Hawa Salleh, Percetakan Dewan Bahasa dan Pustaka, Lot 1037, Mukim Perindustrian PKNS - Ampang/Hulu Kelang - Selangor Darul Ehsan, Malaysia 1990.