Lompat ke isi

Jatinegara, Tegal: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Semrawud (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Semrawud (bicara | kontrib)
Baris 18: Baris 18:
==Pembagian Administratif==
==Pembagian Administratif==
Kecamatan Jatinegara mempunyai 17 [[desa]] yang letaknya menyebar dari barat, selatan, utara dan timur. Desa-desa tersebut yaitu :
Kecamatan Jatinegara mempunyai 17 [[desa]] yang letaknya menyebar dari barat, selatan, utara dan timur. Desa-desa tersebut yaitu :
{{col-css3-begin|2}}
# [[Argatawang, Jatinegara, Tegal|Argatawang]]
# [[Argatawang, Jatinegara, Tegal|Argatawang]]
# [[Capar, Jatinegara, Tegal|Capar]]
# [[Capar, Jatinegara, Tegal|Capar]]
Baris 35: Baris 36:
# [[Tamansari, Jatinegara, Tegal|Tamansari]]
# [[Tamansari, Jatinegara, Tegal|Tamansari]]
# [[Wotgalih, Jatinegara, Tegal]]
# [[Wotgalih, Jatinegara, Tegal]]
{{col-css3-end}}



==Penduduk==
==Penduduk==

Revisi per 18 September 2011 10.41

Jatinegara
Peta lokasi Kecamatan Jatinegara
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenTegal
Kode Kemendagri33.28.07 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3328070 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan17

Jatinegara adalah sebuah kecamatan yang terletak di wilayah paling timur Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Indonesia.

Geografi

Kecamatan Jatinegara mempunyai wilayah berupa pegunungan dan perbukitan. Di sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Kedungbanteng. Di sebelah timur dengan Kabupaten Pemalang, tepatnya dibatasi oleh sungai Kali Rambut yang mengalir dari mata air Gunung Slamet. Di sebelah selatan dengan Kecamatan Balapulang, juga terdapat hutan pinus yang menjadi perbatasan dengan Kecamatan Bojong. Dan di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Lebaksiu dan Pangkah

Pembagian Administratif

Kecamatan Jatinegara mempunyai 17 desa yang letaknya menyebar dari barat, selatan, utara dan timur. Desa-desa tersebut yaitu :

Penduduk

Masyarakat Jatinegara merupakan masyarakat yang kental dengan ajaran agama islam. Banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya di lembaga-lembaga islam, terutama memasukan anak-anak mereka ke pondok pesantren agar kelak bisa menjadi anak yang berguna. Mata pencaharian penduduk Jatinegara lebih banyak sebagai pedagang dan perantau.