Lompat ke isi

Nasi ayam Hainan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunkarta (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Gunkarta (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 3: Baris 3:


== Penyediaan ==
== Penyediaan ==
[[Daging ayam]] disediakan melalui cara tradisional Hainan yaitu merebus seluruh ayam dalam kaldu tulang ayam atau babi, menggunakan air rebusan sebanyaknya dan hanya menambahkan dengan air jika perlu, segalanya menurut citarasa orang Cina terhadap "kaldu asli". Kaldu ini tidak digunakan untuk penyediaan nasi, yang sebaliknya melibatkan kaldu ayam yang dihasilkan khususnya untuk tujuan tersebut, maka hasilnya nasi yang berminyak dan berperisa yang kadang-kadang diberi nama "nasi minyak". Setengah tukang masak membumbui [[santan kelapa]] ke dalam nasi, meniru gaya penyediaan [[nasi lemak]]. [[Berkas:Hainanese Chicken.JPG|thumb|right|Nasi ayam Hainan dihidangkan di pusat jajan.]]
[[Daging ayam]] disediakan melalui cara tradisional Hainan yaitu merebus seluruh ayam dalam kaldu tulang ayam atau babi, menggunakan air rebusan sebanyaknya dan hanya menambahkan dengan air jika perlu, segalanya menurut citarasa orang Cina terhadap "kaldu asli". Kaldu ini tidak digunakan untuk penyediaan nasi, yang sebaliknya melibatkan kaldu ayam yang dihasilkan khususnya untuk tujuan tersebut, maka hasilnya nasi yang berminyak dan berperisa yang kadang-kadang diberi nama "nasi minyak". Setengah tukang masak membumbui [[santan kelapa]] ke dalam nasi, meniru gaya penyediaan [[nasi lemak]].


Orang Hainan lebih gemar ayam yang matang dan gempal untuk memaksimumkan jumlah minyak yang disarikan, maka keluarnya sajian yang lebih kuat rasanya. Lama-kelamaan, sajian ini mulai menerapkan unsur-unsur gaya masakan Kanton, seperti menggunakan ayam yang lebih muda untuk daging yang lebih lembut. Dalam satu variasi yang lain, ayam dicelup dalam [[es]] setelah dimasak untuk menghasilkan kulit selicin agar-agar, iaitu ''Báijī'' (白鸡) atau "ayam putih", dibanding dengan ''Lǔjī'' (|卤鸡, "ayam inti") yang lebih tradisional, juga dikenali sebagai ''Shāojī'' (烧鸡) atau "ayam panggang". Di Singapura, di mana arus permoderenan menyukarkan pengawetan kaldu dalam jangka waktu panjang, daging dimasak melalui perebusan dalam air berperisa bawang putih dan jahe, kemudian kaldu yang dihasilkan digunakan dalam menyajikan nasi dan juga dalam sup yang mengiringinya.
Orang Hainan lebih gemar ayam yang matang dan gempal untuk memaksimumkan jumlah minyak yang disarikan, maka keluarnya sajian yang lebih kuat rasanya. Lama-kelamaan, sajian ini mulai menerapkan unsur-unsur gaya masakan Kanton, seperti menggunakan ayam yang lebih muda untuk daging yang lebih lembut. Dalam satu variasi yang lain, ayam dicelup dalam [[es]] setelah dimasak untuk menghasilkan kulit selicin agar-agar, iaitu ''Báijī'' (白鸡) atau "ayam putih", dibanding dengan ''Lǔjī'' (|卤鸡, "ayam inti") yang lebih tradisional, juga dikenali sebagai ''Shāojī'' (烧鸡) atau "ayam panggang". Di Singapura, di mana arus permoderenan menyukarkan pengawetan kaldu dalam jangka waktu panjang, daging dimasak melalui perebusan dalam air berperisa bawang putih dan jahe, kemudian kaldu yang dihasilkan digunakan dalam menyajikan nasi dan juga dalam sup yang mengiringinya.

Revisi per 21 September 2011 16.24

Daging ayam Hainan

Nasi ayam Hainan (Hanzi: 文昌雞, hanyu pinyin: ???) merupakan masakan Tionghoa yang sering dikaitkan dengan masakan Malaysia atau Singapura, dan juga ditemui di negara tetangga Thailand, serta juga di wilayah Hainan, China. Nasi ayam Hainan yang dinamakan demikian karena berasal dari tradisi seni memasak Hainan dan penerapannya oleh populasi orang Tionghoa perantauan suku Hainan dalam kawasan Nanyang, versi makanan ini yang didapati di Malaysia dan Singapura menggabungkan unsur-unsur masakan Hainan dan Kanton ditambah lagi dengan citarasa masakan di Asia Tenggara.

Penyediaan

Daging ayam disediakan melalui cara tradisional Hainan yaitu merebus seluruh ayam dalam kaldu tulang ayam atau babi, menggunakan air rebusan sebanyaknya dan hanya menambahkan dengan air jika perlu, segalanya menurut citarasa orang Cina terhadap "kaldu asli". Kaldu ini tidak digunakan untuk penyediaan nasi, yang sebaliknya melibatkan kaldu ayam yang dihasilkan khususnya untuk tujuan tersebut, maka hasilnya nasi yang berminyak dan berperisa yang kadang-kadang diberi nama "nasi minyak". Setengah tukang masak membumbui santan kelapa ke dalam nasi, meniru gaya penyediaan nasi lemak.

Orang Hainan lebih gemar ayam yang matang dan gempal untuk memaksimumkan jumlah minyak yang disarikan, maka keluarnya sajian yang lebih kuat rasanya. Lama-kelamaan, sajian ini mulai menerapkan unsur-unsur gaya masakan Kanton, seperti menggunakan ayam yang lebih muda untuk daging yang lebih lembut. Dalam satu variasi yang lain, ayam dicelup dalam es setelah dimasak untuk menghasilkan kulit selicin agar-agar, iaitu Báijī (白鸡) atau "ayam putih", dibanding dengan Lǔjī (|卤鸡, "ayam inti") yang lebih tradisional, juga dikenali sebagai Shāojī (烧鸡) atau "ayam panggang". Di Singapura, di mana arus permoderenan menyukarkan pengawetan kaldu dalam jangka waktu panjang, daging dimasak melalui perebusan dalam air berperisa bawang putih dan jahe, kemudian kaldu yang dihasilkan digunakan dalam menyajikan nasi dan juga dalam sup yang mengiringinya.

Sajian ini sering dihidangkan beserta saus dan bumbu, termasuk saus cabai dan serbuk jahe. Di Hainan juga sering dihidangkan saus ketiga yang berbumbu saus tiram bercampur dengan bawang putih, sedangkan kecap pekat lebih disukai di Singapura. Versi Singapura bagi cabai lebih pedas, mencerminkan pengaruh Asia Tenggara, dan boleh juga melibatkan campuran cabai dengan bawang putih. Kebanyakan hidangan nasi ayam ini disajikan dengan irisan timun, yaitu mencerminkan citarasa orang Cina yang gemar kekayaan sajian yang lebih lengkap.

Buku resep Wikibooks memiliki artikel mengenai