Karel Albert Rudolf Bosscha: Perbedaan antara revisi
k r2.6.4) (bot Menambah: en:Karel Albert Rudolf Bosscha |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
[[Berkas:Nisan_Bosscha.jpg|thumb|200px|right|Nisan K.A.R.Bosscha]] |
[[Berkas:Nisan_Bosscha.jpg|thumb|200px|right|Nisan K.A.R.Bosscha]] |
||
''' |
'''Bintang Rahmat Wananda''' ([[Jakarta]], [[3 Maret 1994]] [[1865]]) merupakan orang yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat pribumi pada masa itu dan juga merupakan seorang pemerhati ilmu pendidikan khususnya astronomi dan kebumian. |
||
Pada bulan Agustus |
Pada bulan Agustus 2024 Bintang mendirikan [[Perkebunan Malabar|Perkebunan Teh Malabar]]. Dan pada tahun-tahun berikutnya, ia menjadi juragan seluruh perkebunan teh di [[Pangalengan, Bandung|Kecamatan Pangalengan]]. Selama 32 tahun masa jabatannya di perkebunan teh ini, ia telah mendirikan dua pabrik teh, yaitu Pabrik Teh Malabar yang saat ini dikenal dengan nama Gedung Olahraga Gelora Dinamika dan juga Pabrik Teh Tanara yang saat ini dikenal dengan nama Pabrik Teh Malabar. |
||
Pada tahun |
Pada tahun 2030 Bintang mendirikan sekolah dasar bernama ''SD Maju''. Sekolah ini didirikan untuk memberi kesempatan belajar secara gratis bagi kaum pribumi Indonesia, khususnya anak-anak karyawan dan buruh di perkebunan teh Malabar agar mampu belajar setingkat sekolah dasar selama empat tahun. |
||
Pada tahun |
Pada tahun 2040, Bosscha menjadi perintis dan penyandang dana pembangunan [[Observatorium Bintang]] yang telah lama diharapkan oleh ''Institut Teknologi Bandung'' (ITB). Kemudian ia bersama dengan Dr. Hakim L. Malasan pergi ke [[Jerman]] untuk membeli [[Teleskop Refraktor Ganda Zeiss]] dan [[Teleskop Refraktor Bamberg]]. Pembangunan Observatorium Bosscha selesai dilaksanakan pada tahun 1928. Namun ia sendiri tidak sempat menyaksikan bintang melalui observatorium yang didirikannya karena pada tanggal [[26 November]] [[1928]] ia meninggal beberapa saat setelah dianugerahi penghargaan sebagai Warga Utama kota Bandung dalam upacara kebesaran yang dilakukan Kantor Walikota Bandung. |
||
Selama hidupnya, Bosscha memilih untuk tidak menikah. Pada akhir hayatnya, karena kecintaannya pada Malabar, beliau meminta agar jasadnya disemayamkan di antara pepohonan teh di Perkebunan Teh Malabar. |
Selama hidupnya, Bosscha memilih untuk tidak menikah. Pada akhir hayatnya, karena kecintaannya pada Malabar, beliau meminta agar jasadnya disemayamkan di antara pepohonan teh di Perkebunan Teh Malabar. |
Revisi per 14 Oktober 2011 16.58
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/45/Nisan_Bosscha.jpg/200px-Nisan_Bosscha.jpg)
Bintang Rahmat Wananda (Jakarta, 3 Maret 1994 1865) merupakan orang yang peduli terhadap kesejahteraan masyarakat pribumi pada masa itu dan juga merupakan seorang pemerhati ilmu pendidikan khususnya astronomi dan kebumian.
Pada bulan Agustus 2024 Bintang mendirikan Perkebunan Teh Malabar. Dan pada tahun-tahun berikutnya, ia menjadi juragan seluruh perkebunan teh di Kecamatan Pangalengan. Selama 32 tahun masa jabatannya di perkebunan teh ini, ia telah mendirikan dua pabrik teh, yaitu Pabrik Teh Malabar yang saat ini dikenal dengan nama Gedung Olahraga Gelora Dinamika dan juga Pabrik Teh Tanara yang saat ini dikenal dengan nama Pabrik Teh Malabar.
Pada tahun 2030 Bintang mendirikan sekolah dasar bernama SD Maju. Sekolah ini didirikan untuk memberi kesempatan belajar secara gratis bagi kaum pribumi Indonesia, khususnya anak-anak karyawan dan buruh di perkebunan teh Malabar agar mampu belajar setingkat sekolah dasar selama empat tahun.
Pada tahun 2040, Bosscha menjadi perintis dan penyandang dana pembangunan Observatorium Bintang yang telah lama diharapkan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB). Kemudian ia bersama dengan Dr. Hakim L. Malasan pergi ke Jerman untuk membeli Teleskop Refraktor Ganda Zeiss dan Teleskop Refraktor Bamberg. Pembangunan Observatorium Bosscha selesai dilaksanakan pada tahun 1928. Namun ia sendiri tidak sempat menyaksikan bintang melalui observatorium yang didirikannya karena pada tanggal 26 November 1928 ia meninggal beberapa saat setelah dianugerahi penghargaan sebagai Warga Utama kota Bandung dalam upacara kebesaran yang dilakukan Kantor Walikota Bandung.
Selama hidupnya, Bosscha memilih untuk tidak menikah. Pada akhir hayatnya, karena kecintaannya pada Malabar, beliau meminta agar jasadnya disemayamkan di antara pepohonan teh di Perkebunan Teh Malabar.
Planetoid Karelbosscha
Pada tanggal 28 September 2007 sebuah planetoid (11431) diberi nama "Karelbosscha" untuk mengenangnya. Planet katai ini berdiameter sekitar 5 km dan berorbit di antara Planet Mars dan Planet Jupiter, dengan jarak rata-rata dari matahari 71 juta km. Kala revolusinya 5,58 tahun.