Lompat ke isi

Tangerang Raya: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nana Viola (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Nana Viola (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Tangerang Raya''' adalah sebuah kawasan di sebelah barat Jakarta, dengan luas sekitar 1.500 km2, dihuni oleh lebih dari 5 juta penduduk. Tangerang Raya saat ini terbagi menjadi 3 daerah otonom, yaitu Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.
''':Tangerang Raya''' adalah sebuah kawasan di sebelah barat Jakarta, dengan luas sekitar 1.500 km2, dihuni oleh lebih dari 5 juta penduduk. Tangerang Raya saat ini terbagi menjadi 3 daerah otonom, yaitu Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.
:
:
: Kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan Tangerang Raya sangat beragam. Merupakan perpaduan antara daerah pesisir (Pantura) dengan daerah dataran rendah sampai menengah. Merupakan kombinasi antara daerah agraris dengan industri, pedesaan dengan metropolitan.
: Kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan Tangerang Raya sangat beragam. Merupakan perpaduan antara daerah pesisir (Pantura) dengan daerah dataran rendah sampai menengah. Merupakan kombinasi antara daerah agraris dengan industri, pedesaan dengan metropolitan.
Baris 12: Baris 11:
:
:
: Kenyataannya, beragam sektor strategis di Tangerang Raya, kurang dikelola secara profesional. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya jumlah pengangguran dan penduduk yang miskin. Geliat sektor perdagangan dan bisnis di sebagian kawasan, ternyata hanya memberikan keuntungan bagi segelintir orang saja, dan kurang menciptakan kemakmuran bagi rakyat banyak. Tumbuh pesatnya Kecamatan Serpong misalnya, justru menyebabkan banyak warga asli yang terpinggirkan. Begitu pula di beberapa kecamatan lainnya.
: Kenyataannya, beragam sektor strategis di Tangerang Raya, kurang dikelola secara profesional. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya jumlah pengangguran dan penduduk yang miskin. Geliat sektor perdagangan dan bisnis di sebagian kawasan, ternyata hanya memberikan keuntungan bagi segelintir orang saja, dan kurang menciptakan kemakmuran bagi rakyat banyak. Tumbuh pesatnya Kecamatan Serpong misalnya, justru menyebabkan banyak warga asli yang terpinggirkan. Begitu pula di beberapa kecamatan lainnya.
:

Revisi per 26 Oktober 2011 02.05

Tangerang Raya adalah sebuah kawasan di sebelah barat Jakarta, dengan luas sekitar 1.500 km2, dihuni oleh lebih dari 5 juta penduduk. Tangerang Raya saat ini terbagi menjadi 3 daerah otonom, yaitu Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.

Kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan Tangerang Raya sangat beragam. Merupakan perpaduan antara daerah pesisir (Pantura) dengan daerah dataran rendah sampai menengah. Merupakan kombinasi antara daerah agraris dengan industri, pedesaan dengan metropolitan.
Tangerang Raya merupakan daerah penyangga bagi Jakarta, yang berkedudukan sebagai ibu kota negara RI dan pusat bisnis terbesar di indonesia. Dengan demikian, apa yang terjadi di Jakarta segera berimbas ke Tangerang. Akibat melubernya jumlah penduduk Jakarta, maka sebagian bermigrasi ke Tangerang, dengan tetap mencari nafkah di Jakarta.
Tangerang adalah pintu gerbang utama Indonesia. Hal itu karena keberadaan Bandara Internasional Soekarno Hatta yang berada di wilayah Kota Tangerang. Namun posisi tersebut, tidak serta merta mendongkrak sektor pariwisata Tangerang Raya. Hampir 100 persen pendatang dari negara-negara lain hanya numpang lewat di Tangerang. Bisa dikatakan sektor pariwisata Tangerang tidak memiliki daya tarik, baik wisata perkotaan, pantai atau agrowisata.
Tangerang dikenal pula sebagai kawasan 1.000 industri, karena keberadaan aneka industri, terutama di sekitar Balaraja, Cisoka dan Cikupa. Tangerang juga memiliki area pesawahan yang masih sangat luas, meskipun keberadaannya terus terdesak oleh industrialisasi dan perluasan kota.
Kenyataannya, beragam sektor strategis di Tangerang Raya, kurang dikelola secara profesional. Hal ini dibuktikan dengan masih banyaknya jumlah pengangguran dan penduduk yang miskin. Geliat sektor perdagangan dan bisnis di sebagian kawasan, ternyata hanya memberikan keuntungan bagi segelintir orang saja, dan kurang menciptakan kemakmuran bagi rakyat banyak. Tumbuh pesatnya Kecamatan Serpong misalnya, justru menyebabkan banyak warga asli yang terpinggirkan. Begitu pula di beberapa kecamatan lainnya.