Maron, Garung, Wonosobo: Perbedaan antara revisi
StefanusRA (bicara | kontrib) k rapikan |
k baru tahu labu siam = waluh jipang |
||
Baris 15: | Baris 15: | ||
'''Maron''' adalah sebuah [[desa]] yang terletak di kecamatan [[Garung, Wonosobo|Garung]], kabupaten [[Wonosobo]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. |
'''Maron''' adalah sebuah [[desa]] yang terletak di kecamatan [[Garung, Wonosobo|Garung]], kabupaten [[Wonosobo]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. |
||
Masyarakat Desa Maron mayoritas petani walaupun lahan pertanianya sangat terbatas. Komoditas andalan petani desa Maron adalah komuditas [[Labu_siam|Labu Siam]] (dalam bahasa setempat dikenal dengan nama <i>waluh jipang</i>), rata-rata perhari bisa mencapai 5-8 ton. Harga paling rendah Rp 300 kadang mencapai Rp 1.500. |
|||
Pendidikan rata-rata hanya sampi SLTP itupun baru berjalan sejak tahun 2007 karena ada sebuah yayasan yang mendirikan sokalah SMP Darul Falah, sebelum tahun itu rata-rata dari kelulusan SD I SD II MIMA yang jumlah lulusan dari 3 sekolah dasar tersebut mencapai 60 s/d 70 anak pertahunya. |
|||
Para pemuda |
Para pemuda desa yang tak mempunyai lahan pertanian kebanyakan berprofesi sebagi pekerja lepas di bidang konstruksi baik di daerah Kabupaten Wonosobo maupun di kota-kota besar yang ada di Indonesia terutama di Jakarta. |
||
{{Garung, Wonosobo}} |
{{Garung, Wonosobo}} |
Revisi per 10 November 2011 15.37
Maron | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Kabupaten | Wonosobo |
Kecamatan | Garung |
Kode pos | 56353 |
Kode Kemendagri | 33.07.12.2010 |
Luas | 2,77 km2 |
Jumlah penduduk | 5300 ORANG |
Kepadatan | - |
Maron adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Garung, kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia.
Masyarakat Desa Maron mayoritas petani walaupun lahan pertanianya sangat terbatas. Komoditas andalan petani desa Maron adalah komuditas Labu Siam (dalam bahasa setempat dikenal dengan nama waluh jipang), rata-rata perhari bisa mencapai 5-8 ton. Harga paling rendah Rp 300 kadang mencapai Rp 1.500.
Pendidikan rata-rata hanya sampi SLTP itupun baru berjalan sejak tahun 2007 karena ada sebuah yayasan yang mendirikan sokalah SMP Darul Falah, sebelum tahun itu rata-rata dari kelulusan SD I SD II MIMA yang jumlah lulusan dari 3 sekolah dasar tersebut mencapai 60 s/d 70 anak pertahunya.
Para pemuda desa yang tak mempunyai lahan pertanian kebanyakan berprofesi sebagi pekerja lepas di bidang konstruksi baik di daerah Kabupaten Wonosobo maupun di kota-kota besar yang ada di Indonesia terutama di Jakarta.