Lompat ke isi

Prasasti Kebon Kopi I: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Humboldt (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 9: Baris 9:


== Bahan ==
== Bahan ==
Prasasti Kebonkopi dipahatkan pada salah satu bidang permukaan batu yang “batunya” cukup besar dengan [[aksara Pallawa]] dan [[bahasa Sansekerta]] yang disusun ke dalam bentuk seloka metrum Anustubh yang diapit sepasang pahatan gambar telapak kaki gajah.
Prasasti Kebonkopi dipahatkan pada salah satu bidang permukaan batu yang “batunya” cukup besar dengan [[aksara Pallawa]] dan [[bahasa Sanskerta]] yang disusun ke dalam bentuk seloka metrum Anustubh yang diapit sepasang pahatan gambar telapak kaki gajah.


Teks:</BR>
Teks:</BR>
Baris 20: Baris 20:


== Lihat pula ==
== Lihat pula ==
* [[Bahasa Sansekerta]]
* [[Bahasa Sanskerta]]
* [[Aksara Pallawa]]
* [[Aksara Pallawa]]
* [[Bahasa Sunda]]
* [[Bahasa Sunda]]

Revisi per 24 Desember 2011 21.08

Prasasti Kebonkopi di Museum Sejarah Jakarta.

Prasasti Kebonkopi I (dinamakan demikian untuk dibedakan dari Prasasti Kebonkopi II) merupakan salah satu peninggalan kerajaan Tarumanagara.

Lokasi

Prasasti Kebonkopi I ditemukan di Kampung Muara, desa Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor, pada abad ke-19 ketika dilakukan penebangan hutan untuk lahan perkebunan kopi. Sejak itu prasasti ini disebut Prasasti Kebonkopi I hingga saat ini masih berada di tempatnya (in situ).

Penemuan

Prasasti Kebonkopi pertama kali dilaporkan oleh N.W. Hoepermans pada tahun 1864 yang kemudian disusul pendeta J.F.G. Brumun (1868), A.B. Cohen Stuart (l875), P.J. Veth (l878, 1896), H. Kern (1884, 1885, 1910), R.D.M. Verbeek (1891) dan J.Ph. Vogel (1925).

Bahan

Prasasti Kebonkopi dipahatkan pada salah satu bidang permukaan batu yang “batunya” cukup besar dengan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta yang disusun ke dalam bentuk seloka metrum Anustubh yang diapit sepasang pahatan gambar telapak kaki gajah.

Teks:
~ ~ jayavisalasya Tarumendrasya hastinah ~ ~
Airwavatabhasya vibhatidam= padadvayam

Terjemahan: “Di sini nampak tergambar sepasang telapak kaki…yang seperti Airawata, gajah penguasa Taruma yang agung dalam….dan (?) kejayaan”

Lihat pula

Rujukan

  1. H.P. Hoepermans “Hindoe-Oudheden va Java (1864)” ROD 1913:74
  2. J.F.G. Brumund “Bijdragen tot de kennis va het Hindoeisme op Java” VBG.XXXIII 1868:63-64
  3. A.B. Cohen Stuart “Heilige Voetsporen op Java” BKI 3(X) 1875:163-168. Juga di bahasa Inggris berjudul: “Sacred Footprints in Java” Indian AntiQuary IV. 1875:355-dst
  4. H. Kern “Eenige Oude Sanskrit-Opschrifte n van ‘t Maleische-schiereil and” VMKAWL 3(1).1884:9
  5. P.J. Veth, Java II. 1878:46; I.1896:27
  6. R.D.M. Verbeek “Oudheden van Java” VBG. XLVI. 1891:30-31.
  7. J. Ph. Vogel “the Earliest Sanskrit Inscription opsachriften of Java” POD. I. l925:27-28. Plate 32,33.
  8. Bambang Soemadio (et.al. editor) Sejarah Nasional Indonesia II, Jaman Kuna. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan l975:39-40; l984:40