Lompat ke isi

Deuterokanonika: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Deuterokanonika''' adalah buku-buku dalam [[Kitab Suci]] [[Perjanjian Lama]], deuterokanonika berartikan "Penetapan Kanon untuk kedua kalinya", karena hanya didapati dalam versi [[Septuaginta]], yaitu terjemahan [[Perjanjian Lama]] dalam [[bahasa Yunani]] yang diterjemahkan oleh ''septuaginta = tujuh puluh 70'' ahli Taurat Yahudi ''(ref. Surat dari Aristeas)'' untuk memenuhi kebutuhan orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dalam [[diaspora]] di Alexandria sekarang Mesir. Yesus dalam [[Perjanjian Baru]] mengutip ayat-ayat Perjanjian Lama dari versi Septuaginta. Disebut dengan istilah deuterokanonika karena perbuatan Martin Luther saat dia mengeluarkan 7 kitab dari daftar kanon [[Vulgata]] yang berarti digunakan oleh umum. Konsili Trente pada abad ke 16 kemudian menetapkan kanon Kitab Suci untuk kedua kalinya ''(deutero-kanonika)'' dengan jumlah kitab yang sama saat dikanonkan pertama kali pada sinoda Nikea pada abad ke 4.
'''Deuterokanonika''' adalah buku-buku dalam [[Kitab Suci]] [[Perjanjian Lama]]. Kata "deuterokanonika" berarti "Penetapan Kanon untuk kedua kalinya", karena hanya didapati dalam versi [[Septuaginta]], yaitu terjemahan [[Perjanjian Lama]] dalam [[bahasa Yunani]] yang dikerjakan oleh ''septuaginta = tujuh puluh'' ahli Taurat Yahudi ''(ref. Surat dari Aristeas)'' untuk memenuhi kebutuhan orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dalam [[diaspora]] di Alexandria, Mesir. Yesus dalam [[Perjanjian Baru]] mengutip ayat-ayat Perjanjian Lama dari versi Septuaginta. Disebut dengan istilah deuterokanonika karena perbuatan Martin Luther saat dia mengeluarkan 7 kitab dari daftar kanon [[Vulgata]] yang berarti digunakan oleh umum. Konsili Trente pada abad ke 16 kemudian menetapkan kanon Kitab Suci untuk kedua kalinya ''(deutero-kanonika)'' dengan jumlah kitab yang sama saat dikanonkan pertama kali pada Konsili Nicea pada abad ke-4.


Kitab-kitab yang tergabung dalam kanon ini tidak terdapat dalam kitab-kitab yang diterima oleh konsili para rabi Yahudi di [[Yamnia]] (90 M.) sekitar 300 tahun setelah Septuaginta diselesaikan akan tetapi tradisi dari kitab-kitab deuterokanonika seperti perayaan [[Hanukah]] (Pendedikasian Bait Allah di Yerusalem) dan sejarah Masada, umat Yahudi menggunakan kisah kejadian keluarga Makabe dalam Perjanjian Lama versi Septuaginta yang mengandung deuterokanonika. [[Agama]] [[Yahudi]] dan Gereja-gereja [[Protestan]], yang mengikuti kanon Yahudi, tidak mengakui buku-buku ini. Gereja [[Katolik]] dan [[Ortodoks]] mengakuinya kanon yang sama.
Kitab-kitab yang tergabung dalam kanon ini tidak terdapat dalam kitab-kitab yang diterima oleh konsili para rabi Yahudi di [[Yamnia]] (90 M.) sekitar 300 tahun setelah Septuaginta diselesaikan akan tetapi tradisi dari kitab-kitab deuterokanonika seperti perayaan [[Hanukah]] (Pendedikasian Bait Allah di Yerusalem) dan sejarah Masada, umat Yahudi menggunakan kisah kejadian keluarga Makabe dalam Perjanjian Lama versi Septuaginta yang mengandung deuterokanonika. [[Agama]] [[Yahudi]] dan Gereja-gereja [[Protestan]], yang mengikuti kanon Yahudi, tidak mengakui buku-buku ini. Gereja [[Katolik]] dan [[Ortodoks]] mengakuinya kanon yang sama.
Baris 13: Baris 13:
#[[I Makabe]]
#[[I Makabe]]
#[[II Makabe]]
#[[II Makabe]]



Meskipun menolak kanonisitas kitab-kitab dalam Deuterokanonika ini, pada umumnya Gereja-gereja Protestan menerimanya sebagai dokumen sejarah yang berharga untuk lebih memahami perkembangan agama Yahudi dan dasar-dasar kekristenan.
Meskipun menolak kanonisitas kitab-kitab dalam Deuterokanonika ini, pada umumnya Gereja-gereja Protestan menerimanya sebagai dokumen sejarah yang berharga untuk lebih memahami perkembangan agama Yahudi dan dasar-dasar kekristenan.
Baris 23: Baris 22:
[[kategori:Perjanjian Lama]]
[[kategori:Perjanjian Lama]]


[http://www.ekaristi.org/bible/ Pranala luar Kitab-kitab Deuterokanonika dalam bahasa Indonesia]
== Pranala luar ==
* [http://www.ekaristi.org/bible/ Kitab-kitab Deuterokanonika dalam bahasa Indonesia]
[[ca:Deuterocanònic]]
[[cs:Deuterokanonický spis]]
[[da:Deuterokanoniske Bøger]]
[[de:Deuterokanonisch]]
[[en:Deuterocanonical books]]
[[eo:Dua-kanonaj libroj]]
[[es:Deuterocanónicos]]
[[fi:Deuterokanoniset kirjat]]
[[fr:Livres deutérocanoniques]]
[[he:הספרים החיצוניים]]
[[hr:Deuterokanonske knjige]]
[[hu:Deuterokanonikus könyvek]]
[[it:Libri deuterocanonici]]
[[ja:第二正典]]
[[ko:제2 경전]]
[[no:De deuterokanoniske bøker]]
[[pl:Księgi deuterokanoniczne]]
[[pt:Livros deuterocanônicos]]
[[simple:Deuterocanonical]]
[[sk:Deuterokanonický spis]]
[[sv:Deuterokanonisk]]
[[zh:次經]]

Revisi per 7 Januari 2007 09.24

Deuterokanonika adalah buku-buku dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. Kata "deuterokanonika" berarti "Penetapan Kanon untuk kedua kalinya", karena hanya didapati dalam versi Septuaginta, yaitu terjemahan Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani yang dikerjakan oleh septuaginta = tujuh puluh ahli Taurat Yahudi (ref. Surat dari Aristeas) untuk memenuhi kebutuhan orang-orang Yahudi yang berkebudayaan Yunani dalam diaspora di Alexandria, Mesir. Yesus dalam Perjanjian Baru mengutip ayat-ayat Perjanjian Lama dari versi Septuaginta. Disebut dengan istilah deuterokanonika karena perbuatan Martin Luther saat dia mengeluarkan 7 kitab dari daftar kanon Vulgata yang berarti digunakan oleh umum. Konsili Trente pada abad ke 16 kemudian menetapkan kanon Kitab Suci untuk kedua kalinya (deutero-kanonika) dengan jumlah kitab yang sama saat dikanonkan pertama kali pada Konsili Nicea pada abad ke-4.

Kitab-kitab yang tergabung dalam kanon ini tidak terdapat dalam kitab-kitab yang diterima oleh konsili para rabi Yahudi di Yamnia (90 M.) sekitar 300 tahun setelah Septuaginta diselesaikan akan tetapi tradisi dari kitab-kitab deuterokanonika seperti perayaan Hanukah (Pendedikasian Bait Allah di Yerusalem) dan sejarah Masada, umat Yahudi menggunakan kisah kejadian keluarga Makabe dalam Perjanjian Lama versi Septuaginta yang mengandung deuterokanonika. Agama Yahudi dan Gereja-gereja Protestan, yang mengikuti kanon Yahudi, tidak mengakui buku-buku ini. Gereja Katolik dan Ortodoks mengakuinya kanon yang sama.

Kitab-kitab yang tergolong Deuterokanonika adalah:

  1. Tobit
  2. Kitab Yudit
  3. Tambahan Ester
  4. Kebijaksanan Salomo
  5. Kitab Yesus bin Sirakh
  6. Kitab Barukh
  7. Tambahan Daniel
  8. I Makabe
  9. II Makabe

Meskipun menolak kanonisitas kitab-kitab dalam Deuterokanonika ini, pada umumnya Gereja-gereja Protestan menerimanya sebagai dokumen sejarah yang berharga untuk lebih memahami perkembangan agama Yahudi dan dasar-dasar kekristenan.

Lihat pula

Pranala luar