Lompat ke isi

Dadih: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Limpato (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Limpato (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 5: Baris 5:
Dadiah dari segi bahasa memiliki kemiripan dengan ''dudh'', bahasa dari etnis Sindhi (India dan Pakistan)<ref>http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Yogurt</ref>. Orang Persia memakan dudh dengan bawang merah dan mentimun, mirip dengan kebiasaan makan dadih dengan bawang juga dilakukan oleh orang2 tua di jaman dahulu di Minangkabau.
Dadiah dari segi bahasa memiliki kemiripan dengan ''dudh'', bahasa dari etnis Sindhi (India dan Pakistan)<ref>http://en.wiki-indonesia.club/wiki/Yogurt</ref>. Orang Persia memakan dudh dengan bawang merah dan mentimun, mirip dengan kebiasaan makan dadih dengan bawang juga dilakukan oleh orang2 tua di jaman dahulu di Minangkabau.
Dadiah biasanya dikonsumsi sebagai [[sarapan pagi]], dicampur dengan [[ampiang]] (sejenis [[kerupuk]] dari [[nasi]]) dan [[gula kelapa]]. Dadiah dapat juga dimakan dengan nasi panas dan [[sambal]].
Dadiah biasanya dikonsumsi sebagai [[sarapan pagi]], dicampur dengan [[ampiang]] (sejenis [[kerupuk]] dari [[nasi]]) dan [[gula kelapa]]. Dadiah dapat juga dimakan dengan nasi panas dan [[sambal]].
== Referensi ==

{{reflist}}
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==



Revisi per 2 Maret 2012 04.14

Dadih

Dadiah atau dadih adalah yogurt yang terbuat dari susu kerbau (Bubalus bubalis) khas Minangkabau, Sumatra Barat. Dadiah difermentasi di dalam wadah dari bambu yang ditutup dengan daun pisang (Musa sp)atau daun waru(Hibiscus tiliaceus), yang telah dilayukan di atas api. Proses fermentasi ini selama sekitar 24 jam-4 hari. Dadiah dari segi bahasa memiliki kemiripan dengan dudh, bahasa dari etnis Sindhi (India dan Pakistan)[1]. Orang Persia memakan dudh dengan bawang merah dan mentimun, mirip dengan kebiasaan makan dadih dengan bawang juga dilakukan oleh orang2 tua di jaman dahulu di Minangkabau. Dadiah biasanya dikonsumsi sebagai sarapan pagi, dicampur dengan ampiang (sejenis kerupuk dari nasi) dan gula kelapa. Dadiah dapat juga dimakan dengan nasi panas dan sambal.

Referensi

Pranala luar