Saudagar Jerami: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
k →Plot |
||
Baris 2: | Baris 2: | ||
==Plot== |
==Plot== |
||
Seorang petani rajin namun miskin berdoa kepada [[Kwan Im|Buddha Welas Asih]] agar dibebaskan dari kemiskinan. Buddha berkata kepadanya untuk memungut benda pertama yang disentuhnya di tanah dan membawanya bepergian ke arah barat. Ia tersandung jatuh ke tanah ketika keluar dari kuil dan menyentuh sebatang jerami yang lalu dipungutnya. Dalam perjalanan, ia menangkap [[lalat kuda]] yang mengganggunya, dan mengikat lalat itu pada ujung jerami. Di kota berikutnya, bunyi dengung lalat di ujung jerami membuat bayi yang sedang menangis menjadi terdiam. Ia lalu memberikan jerami beserta lalat kepada ibu dari bayi itu. Sebagai tanda terima kasih, ia diberi tiga buah [[jeruk]]. Perjalanan diteruskannya dengan membawa jeruk. Di tengah jalan, ia bertemu dengan seorang gadis yang sedang kehausan. Jeruk yang dimilikinya itu diberikan kepada anak gadis itu. Sebagai tanda terima kasih, ia menerima sehelai kain [[sutra]]. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang samurai dengan seekor [[kuda]] yang sedang kepayahan. Samurai meminta agar ia mau menukarkan kain sutra yang sedang dibawanya dengan kuda kepayahan itu. Permintaan samurai disetujuinya, dan kuda diurusnya hingga sehat kembali. Ia lalu melanjutkan perjalanan ke barat dengan menunggang kuda. Seorang jutawan terkesan dengan kuda bagus yang dimilikinya. Ia diundang untuk berkunjung ke rumah jutawan. Anak perempuan jutawan itu ternyata adalah gadis yang pernah diselamatkannya dari kehausan dengan buah jeruk. Sang jutawan melihatnya sebagai [[takdir]] dan memintanya agar mau menikahi putrinya. Ia menikah dengan putri jutawan dan akhirnya menjadi kaya. |
Seorang petani rajin namun miskin berdoa kepada [[Kwan Im|Buddha Welas Asih]] agar dibebaskan dari kemiskinan. Buddha berkata kepadanya untuk memungut benda pertama yang disentuhnya di tanah dan membawanya bepergian ke arah barat. Ia tersandung jatuh ke tanah ketika keluar dari kuil, dan menyentuh sebatang jerami yang lalu dipungutnya. Dalam perjalanan, ia menangkap [[lalat kuda]] yang mengganggunya, dan mengikat lalat itu pada ujung jerami. Di kota berikutnya, bunyi dengung lalat di ujung jerami membuat bayi yang sedang menangis menjadi terdiam. Ia lalu memberikan jerami beserta lalat kepada ibu dari bayi itu. Sebagai tanda terima kasih, ia diberi tiga buah [[jeruk]]. Perjalanan diteruskannya dengan membawa jeruk. Di tengah jalan, ia bertemu dengan seorang gadis yang sedang kehausan. Jeruk yang dimilikinya itu diberikan kepada anak gadis itu. Sebagai tanda terima kasih, ia menerima sehelai kain [[sutra]]. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang samurai dengan seekor [[kuda]] yang sedang kepayahan. Samurai meminta agar ia mau menukarkan kain sutra yang sedang dibawanya dengan kuda kepayahan itu. Permintaan samurai disetujuinya, dan kuda diurusnya hingga sehat kembali. Ia lalu melanjutkan perjalanan ke barat dengan menunggang kuda. Seorang jutawan terkesan dengan kuda bagus yang dimilikinya. Ia diundang untuk berkunjung ke rumah jutawan. Anak perempuan jutawan itu ternyata adalah gadis yang pernah diselamatkannya dari kehausan dengan buah jeruk. Sang jutawan melihatnya sebagai [[takdir]] dan memintanya agar mau menikahi putrinya. Ia menikah dengan putri jutawan dan akhirnya menjadi kaya. |
||
Cerita ini berkembang sebagai [[tradisi lisan]]. Detail cerita telah berubah-ubah sejalan perjalanan waktu, dan ada beberapa versi cerita yang berbeda-beda. Dalam beberapa versi, tokoh utama bukanlah seorang pertani, melainkan seorang [[prajurit]] yang menukarkan kudanya dengan sepetak [[sawah]]. Ia lalu menjadi petani yang sukses, tanpa menikahi putri seorang jutawan.<ref name="kawai"/> |
Cerita ini berkembang sebagai [[tradisi lisan]]. Detail cerita telah berubah-ubah sejalan perjalanan waktu, dan ada beberapa versi cerita yang berbeda-beda. Dalam beberapa versi, tokoh utama bukanlah seorang pertani, melainkan seorang [[prajurit]] yang menukarkan kudanya dengan sepetak [[sawah]]. Ia lalu menjadi petani yang sukses, tanpa menikahi putri seorang jutawan.<ref name="kawai"/> |
Revisi per 17 April 2012 12.18
Saudagar Jerami (わらしべ長者 , Warashibe Chōja) adalah cerita rakyat Jepang yang mengisahkan seorang laki-laki miskin yang menjadi kaya setelah melakukan serangkaian barter, dimulai dari sebatang jerami.[1] Cerita ini kemungkinan ditulis pada zaman Heian dan kemudian dimasukkan ke dalam Konjaku Monogatarishū dan Uji Shūi Monogatari.[2][3]
Plot
Seorang petani rajin namun miskin berdoa kepada Buddha Welas Asih agar dibebaskan dari kemiskinan. Buddha berkata kepadanya untuk memungut benda pertama yang disentuhnya di tanah dan membawanya bepergian ke arah barat. Ia tersandung jatuh ke tanah ketika keluar dari kuil, dan menyentuh sebatang jerami yang lalu dipungutnya. Dalam perjalanan, ia menangkap lalat kuda yang mengganggunya, dan mengikat lalat itu pada ujung jerami. Di kota berikutnya, bunyi dengung lalat di ujung jerami membuat bayi yang sedang menangis menjadi terdiam. Ia lalu memberikan jerami beserta lalat kepada ibu dari bayi itu. Sebagai tanda terima kasih, ia diberi tiga buah jeruk. Perjalanan diteruskannya dengan membawa jeruk. Di tengah jalan, ia bertemu dengan seorang gadis yang sedang kehausan. Jeruk yang dimilikinya itu diberikan kepada anak gadis itu. Sebagai tanda terima kasih, ia menerima sehelai kain sutra. Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang samurai dengan seekor kuda yang sedang kepayahan. Samurai meminta agar ia mau menukarkan kain sutra yang sedang dibawanya dengan kuda kepayahan itu. Permintaan samurai disetujuinya, dan kuda diurusnya hingga sehat kembali. Ia lalu melanjutkan perjalanan ke barat dengan menunggang kuda. Seorang jutawan terkesan dengan kuda bagus yang dimilikinya. Ia diundang untuk berkunjung ke rumah jutawan. Anak perempuan jutawan itu ternyata adalah gadis yang pernah diselamatkannya dari kehausan dengan buah jeruk. Sang jutawan melihatnya sebagai takdir dan memintanya agar mau menikahi putrinya. Ia menikah dengan putri jutawan dan akhirnya menjadi kaya.
Cerita ini berkembang sebagai tradisi lisan. Detail cerita telah berubah-ubah sejalan perjalanan waktu, dan ada beberapa versi cerita yang berbeda-beda. Dalam beberapa versi, tokoh utama bukanlah seorang pertani, melainkan seorang prajurit yang menukarkan kudanya dengan sepetak sawah. Ia lalu menjadi petani yang sukses, tanpa menikahi putri seorang jutawan.[3]
Budaya populer
- Kyle MacDonald memulai proyek one red paperclip dari sebuah klip berwarna merah yang terus dibarternya hingga menjadi sebuah rumah. Inspirasi didapatnya dari cerita ini.[4][5]
- Dalam permainan video The Legend of Zelda, pemain bertualang sambil melakukan barter benda-benda yang akhirnya menjadi barang atau senjata unik. Pengembang permainan ini menggunakan legenda Saudagar Jerami sebagai sumber inspirasi.[6]
Referensi
- ^ Reader, Ian (1993). Japanese Religions: Past & Present. University of Hawaii Press. hlm. 61–62. ISBN 0824815467.
- ^ Frédéric, Louis (2005). Japan Encyclopedia. Harvard University Press. hlm. 1027. ISBN 0674017536.
- ^ a b Kawai, Hayao (1995). Dreams, Myths and Fairy Tales in Japan. Daimon. hlm. 39. ISBN 3856305440.
- ^ Terdiman, Daniel (2006-04-17). "ネット版わらしべ長者への道--ペーパークリップは家一軒に化けるか" (dalam bahasa Jepang). Cnet.com. Diakses tanggal 2010-08-13.
- ^ "赤いクリップで家を手に入れた男----ネット版わらしべ長者ものがたり (単行本)" (dalam bahasa Jepang). Amazon.com. Diakses tanggal 2010-08-13.
- ^ "Iwata Asks - Zelda Handheld History". Nintendo. Diakses tanggal 2010-08-13.
Pranala luar
- (Jepang) Warashibe Chōja