Koninklijke Paketvaart Maatschappij: Perbedaan antara revisi
Baris 18: | Baris 18: | ||
Pada tahun 1947 pelayaran luar negeri dari KPM bekerja sama operasi dengan usaha tersendiri dengan nama Java-China-Japan Lijn (JCJL) atau lintas Jawa-Cina-Jepang dan pada tanggal 1 Januari 1948 sebagai perusahaan baru bernama: [[Koninklijke Java-China-Paketvaart Lijnen]] (KJCPL). Sedangkan KPM tetap melayani pelayaran antar pulau di Hindia Belanda. Dit werd als snel bemoeilijkt door het ontstaan van de staat [[Indonesië]] in 1949 en het wegvallen van de oude koloniale verbanden. Pada tanggal 6 Desember 1957 berdasarkan peraturan Republik Indonesia, maka diambil alih kepemilikannya. Na vele verwikkelingen weken de meeste schepen in april 1958 uit naar [[Singapore]], waar ook het nieuwe operationale hoofdkantoor werd gevestigd. |
Pada tahun 1947 pelayaran luar negeri dari KPM bekerja sama operasi dengan usaha tersendiri dengan nama Java-China-Japan Lijn (JCJL) atau lintas Jawa-Cina-Jepang dan pada tanggal 1 Januari 1948 sebagai perusahaan baru bernama: [[Koninklijke Java-China-Paketvaart Lijnen]] (KJCPL). Sedangkan KPM tetap melayani pelayaran antar pulau di Hindia Belanda. Dit werd als snel bemoeilijkt door het ontstaan van de staat [[Indonesië]] in 1949 en het wegvallen van de oude koloniale verbanden. Pada tanggal 6 Desember 1957 berdasarkan peraturan Republik Indonesia, maka diambil alih kepemilikannya. Na vele verwikkelingen weken de meeste schepen in april 1958 uit naar [[Singapore]], waar ook het nieuwe operationale hoofdkantoor werd gevestigd. |
||
Sebagian dari armada yang terdiri kapal kecil kemudian dijual dan para pegawai terpaksa dirumahkan. Dengan kapal yang |
Sebagian dari armada yang terdiri kapal kecil kemudian dijual dan para pegawai terpaksa dirumahkan. Dengan kapal yang lebih besar dan modern untuk melayani pelayaran baru ke [[Verre Oosten]], de [[Grote Oceaan|Pacific]], [[Perzische Golf]] en de [[Middellandse Zee]]. |
||
== Penggabungan == |
== Penggabungan == |
Revisi per 20 April 2012 17.14
Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari Koninklijke Paketvaart Maatschappij di nl.wiki-indonesia.club. Isinya masih belum akurat, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada ProyekWiki Perbaikan Terjemahan. (Pesan ini dapat dihapus jika terjemahan dirasa sudah cukup tepat. Lihat pula: panduan penerjemahan artikel) |
Koninklijke Paketvaart Maatschappij (KPM) (bahasa Indonesia: Perusahaan Pelayaran Kerajaan) adalah sebuah perusahaan pelayaran yang mempunyai kedudukan hukum di Amsterdam namun kantor pusat operasinya berada di Batavia (kini disebut Jakarta) sejak zaman Hindia-Belanda, perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayaran ini beroperasi mulai dari tahun 1888 dan pada tahun 1945 setelah kemerdekaannya Hindia-Belanda menjadi bernama Indonesia, setelah kemerdekaan Indonesia perusahaan ini masih tetap beroperasi hingga tahun 1960 yang kemudian terkena nasionalisasi dan dilikuidasi kedalam Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).[1]
Latar belakang
KPM didirikan pada 4 September 1888 di Amsterdam oleh Rotterdamsche Lloyd (RL) dan Stoomvaart Maatschappij Nederland (SMN) dengan berkantor pusat di gedung Scheepvaarthuis, Amsterdam, Belanda yang dibangun oleh seorang bangsawan bernama Prins Hendrikkade, sejak awal pendiriannya hingga tahun 1916 perusahaan ini dengan memulai dengan mempergunakan beberapa kapal uap yang berasal dari perusahaaan pelayaran yang berada di Hindia Belanda Timur yang melalui usaha persiapan selama dua tahun agar perusahaan pelayaran KPM ini dapat mulai beroperasi dengan jadwal pelayaran pertama pada tanggal 1 Januari 1891 .
Perusahaan ini terutama berfokus pada rute pelayaran regular terjadwal bagi penumpang dan muatan kargo antara pulau di Hindia Belanda yang kemudian lebih populer dengan istilah sebagai pelayaran pos antar pulau.
Mulai dari tahun 1906 perusahaan ini mulai melakukan ekspansi usaha dengan mebuka rute-rute baru dari kepulauan HIndia Belanda ke negara-negara lain dengan berbagai anak perusahaan antara lain pada tahun 1908 dengan nama Java-Australië Lijn (JAL) melayani lintas Jawa-Australia, disusul pada tahun 1910 dengan Java-Siam Lijn (JSL) melayani lintas Jawa-Thailand, dan terakhir pada tahun 1915 Deli-Straits-China Lijn (DSCL) melayani lintas Medan-LautCina.
Kejayaan perusahaan ini pernah mendapatkan predikat sebagai perusahaan pelayaran terbesar kedua didunia dan terbesat pertama di negeri Belanda akan tetapi mulai berakhir oleh karena adanya perang dunia II
Terakhir
Pada tahun 1947 pelayaran luar negeri dari KPM bekerja sama operasi dengan usaha tersendiri dengan nama Java-China-Japan Lijn (JCJL) atau lintas Jawa-Cina-Jepang dan pada tanggal 1 Januari 1948 sebagai perusahaan baru bernama: Koninklijke Java-China-Paketvaart Lijnen (KJCPL). Sedangkan KPM tetap melayani pelayaran antar pulau di Hindia Belanda. Dit werd als snel bemoeilijkt door het ontstaan van de staat Indonesië in 1949 en het wegvallen van de oude koloniale verbanden. Pada tanggal 6 Desember 1957 berdasarkan peraturan Republik Indonesia, maka diambil alih kepemilikannya. Na vele verwikkelingen weken de meeste schepen in april 1958 uit naar Singapore, waar ook het nieuwe operationale hoofdkantoor werd gevestigd.
Sebagian dari armada yang terdiri kapal kecil kemudian dijual dan para pegawai terpaksa dirumahkan. Dengan kapal yang lebih besar dan modern untuk melayani pelayaran baru ke Verre Oosten, de Pacific, Perzische Golf en de Middellandse Zee.
Penggabungan
Op 1 januari 1967 fuseerde de KPM met de Koninklijke Java-China-Paketvaart Lijnen (KJCPL). Technisch gezien betrof het een overname en werd, nadat in 1948 al de ‘buitenlijnen’ van de KPM waren geïncorporeerd, nu het heropgebouwde bedrijf in de KJCPL opgenomen. De KPM bracht een vloot van 38 schepen in, met een gezamenlijk tonnage van 205.766 brt. De KJCPL fuseerde vervolgens in 1970 met enige andere Nederlandse scheepvaartmaatschappijen tot Nedlloyd.
Het Nederlandse deel van het archief van de KPM werd door Nedlloyd overgedragen aan het Nationaal Archief, het Indische archief ging bij de inbeslagname van het hoofdkantoor grotendeels verloren. Het kunstbezit van de KPM is als onderdeel van de ‘Nedlloyd-collectie’ in bezit van Stichting Kunstbezit Koninklijke Nedlloyd die de collectie in bruikleen heeft gegeven aan het Maritiem Museum Rotterdam en het Scheepvaart Museum te Amsterdam.
Lihat pula
Referensi
Pranala luar
- (Belanda)Situs web Vereniging van Oud-employé's der Koninklijke Paketvaart Maatschappij
- (Inggris) Schepenlijst:Koninklijke Paketvaart Maatschappij 1888-1967
- (Belanda) Stichting Kunstbezit Koninklijke Nedlloyd
- (Belanda)M.G. de Boer, Een halve eeuw paketvaart, 1891-1941, Amsterdam, 1941
- (Belanda)H.Th. Bakker, De K.P.M. in oorlogstijd. Een overzicht van de verrichtingen van de Koninklijke Paketvaart Maatschappij en haar personeel gedurende de wereldoorlog 1939-1945, Amsterdam, 1950
- (Belanda)J. van Beylen e.a. (red.), Maritieme Encyclopedie. Deel VI, Bussum, 1972, p. 260-261 ISBN 90-228-1006-2
- (Belanda)A.J.J. Mulder, Koninklijke Paketvaart Maatschappij. Wel en wee van een Indische rederij, Alkmaar, 1991, ISBN 90-6013-995-X
- (Belanda)J.N.F.M. à Campo, Koninklijke Paketvaart Maatschappij. Stoomvaart en staatsvorming in de Indonesische archipel 1888-1914, Hilversum, 1992, ISBN 90-6550-403-6
- (Belanda)Inventaris van het archief van de KPM in het Nationaal Archief