Lompat ke isi

Diagram p: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Andreas Sihono (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Andreas Sihono (bicara | kontrib)
Baris 57: Baris 57:
==Referensi==
==Referensi==


* Control Chart <ref>http://www.doh.state.fl.us/hpi/pdf/ControlChart2.pdf</ref>
* [http://www.doh.state.fl.us/hpi/pdf/ControlChart2.pdf Control Chart]
* Quality Control Chart <ref>http://www.statsoft.com/textbook/quality-control-charts</ref>
* [http://www.statsoft.com/textbook/quality-control-charts Quality Control Chart]






Revisi per 23 April 2012 04.29

Diagram Kontrol
Data Variabel - Individual
Diagram I-MR
Diagram Z-MR

Data Variabel dengan subgroup

Diagram - R
Diagram - S

Data Attribute distribusi binomial

Diagram p
Diagram np

Data Attribute distribusi poison

Diagram c
Diagram u

Time Weighted

Diagram EWMA
Diagram CUSUM

Diagram p adalah jenis diagram kontrol yang digunakan di dunia industri atau bisnis untuk memonitor proporsi dari ketidaksesuaian dalam sebuah sampel, dimana proporsi ketidaksesuaian ditentukan sebagai rasio unit yang memiliki ketidaksesuaian dibandingkan dengan jumlah sampel.

Diagram p hanya mengakomodir inspeksi dengan dua keputusan, "OK / Gagal", "Bagus / Jelek".


Asumsi

Dasar untuk menggunakan diagram p adalah, bahwa data berasal dari distribusi binomial dengan asumsi bahwa:

  • Probabilitas ketidaksesuaian p untuk setiap unit adalah sama.
  • Tiap-tiap unit tidak memiliki ketergantungan dengan unit sebelum dan sesudahnya.
  • Stiap unit di inspeksi dengan cara yang sama.


Rumus Batas Kontrol

Batas kontrol atas dihitung dengan rumus:



Batas kontrol bawah dihitung dengan rumus:


Dimana adalah estimasi rata-rata proporsi jangka panjang.

Jika nilai batas kontrol bawah lebih kecil atau sama dengan nol maka batas kontrol bawah di anggap nol.

Jumlah Sampel

Untuk membuat diagram p, jumpah sampel harus diperhitungkan dengan benar. Jika inspeksi dilakukan 100%, maka tidak ada masalah dengan jumlah sample, namun jika inspeksi dilakukan dengan metode sampel, jumlah sampel harus diambil cukup besar untuk memperbesar kemungkinan mendapatkan unit yang memiliki ketidaksesuaian.

Rumus umum yang digunakan untuk menghitung jumlah sampel adalah:

Dimana δ adalah besarnya pergeseran yang ingin dideteksi.

Rumus lain yang bisa digunakan adalah

.

Dengan rumus ini, jumlah sampel akan menjadi lebih besar, sehingga batas kontrol bawah akan mendapatkan angka yang positif.

Contoh Diagram p

Contoh Diagram p dengan jumlah sampel yang tidak sama

Referensi