Asimetri informasi: Perbedaan antara revisi
k robot Adding: zh:信息的非对称性 |
k robot Adding: de:Asymmetrische Information, lt:Informacijos asimetrija, pl:Asymetria informacji |
||
Baris 19: | Baris 19: | ||
[[Category:Ekonomi]] |
[[Category:Ekonomi]] |
||
[[de:Asymmetrische Information]] |
|||
[[en:Information asymmetry]] |
[[en:Information asymmetry]] |
||
[[fi:Epäsymmetrinen informaatio]] |
[[fi:Epäsymmetrinen informaatio]] |
||
Baris 24: | Baris 25: | ||
[[it:Asimmetria informativa]] |
[[it:Asimmetria informativa]] |
||
[[ja:情報の非対称性]] |
[[ja:情報の非対称性]] |
||
[[lt:Informacijos asimetrija]] |
|||
[[pl:Asymetria informacji]] |
|||
[[ru:Асимметричность информации]] |
[[ru:Асимметричность информации]] |
||
[[sv:Asymmetrisk information]] |
[[sv:Asymmetrisk information]] |
Revisi per 25 Januari 2007 11.23
Dalam bidang ekonomi, asimetri informasi terjadi jika salah satu pihak dari suatu transaksi memiliki informasi lebih banyak atau lebih baik dibandingkan pihak lainnya. (Sering juga disebut dengan istilah informasi asimetrik/informasi asimetris). Umumnya pihak penjual yang memiliki informasi lebih banyak tentang produk dibandingkan pembeli, meski kondisi sebaliknya mungkin juga terjadi.
Contoh situasi dimana penjual memiliki informasi lebih baik ada banyak, termasuk di dalamnya penjual mobil bekas, pialang saham, agen real estate, dan asuransi jiwa.
Kondisi ini pertama kali dijelaskan oleh Kenneth J. Arrow dalam satu artikel yang terkenal di bidang penanganan kesehatan 1963 yang berjudul "Uncertainty and the Welfare Economics of Medical Care," di jurnal American Economic Review.
George Akerlof kemudian menggunakan istilah informasi asimetris dalam karyanya tahun 1970: The Market for Lemons (Pasar Barang Kacangan). Ia menyebutkan bahwa, dalam pasar seperti itu, nilai rata-rata dari komoditi cenderung untuk turun, bahkan untuk barang yang tergolong berkualitas bagus.
Penjual yang tidak berniat baik dapat menipu pembeli dengan cara memberi kesan seakan-akan barang yang dijualnya bagus. Sehingga, banyak pembeli yang menghindari penipuan menolak untuk melakukan transaksi dalam pasar seperti ini, atau menolak mengeluarkan uang besar dalam transaksi tersebut. Sebagai akibatnya, penjual yang benar-benar menjual barang bagus menjadi tidak laku karena hanya dinilai murah oleh pembeli, dan akhirnya pasar akan dipenuhi oleh barang berkualitas buruk.