Elang bondol: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 40: | Baris 40: | ||
== Referensi == |
== Referensi == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
{{hewan-stub}} |
|||
=== Informasi Lanjutan === |
|||
*{{cite book |title= Birds and Bird Lore of Bougainville and the North Solomons |author= Hadden, Don |year= 2004 |publisher=Dove Publications |location= Alderley, Qld |isbn= 0-9590257-5-8}} |
|||
[[Kategori:Burung Bangladesh]] |
[[Kategori:Burung Bangladesh]] |
Revisi per 27 April 2012 03.48
Elang bondol | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | H. Indus[3]
|
Elang bondol atau dalam nama ilmiahnya adalah Haliastur Indus adalah spesies dari genus dari Haliastur. Burung Elang Bondol berukuran sedang (45 cm), berwarna putih dan coklat pirang. Elang bondol yang remaja berkarakter seluruh tubuh kecoklatan dengan coretan pada dada. Warna berubah putih keabu-abuan pada tahun kedua, dan mencapai bulu dewasa sepenuhnya pada tahun ketiga.Ujung ekor bundar.Iris coklat, paruh dan sera abu-abu kehijauan, kaki dan tungkai kuning suram.Ketika dewasa,karakter tubuhnya adalah,kepala, leher, dada putih. Sayap, punggung, ekor, dan perut coklat terang. Kontras dengan bulu primer yang hitam. Makanannya adalah, hampir semua binatang, hidup atau mati.Di perairan, makanannya berupa kepiting, dan di daratan memakan anak ayam, serangga, dan mamalia kecil. Sarang berukuran besar, dari ranting pada puncak pohon. Telur berwarna putih, sedikit berbintik merah, jumlah 2-3 butir.[4]Berkembang biak pada bulan Januari-Agustus, dan Mei-Juli.
Penyebaran
India, Cina selatan, Asia tenggara, Indonesia, Australia.Di Indonesia, penyebaran nya ada di Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua[5][6]. Sedangkan di Indonesia dan India, dapat ditemukan di daerah pedalaman. Di Kalimantan sendiri, elang bondol dapat di temui di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Keberadaan elang bondol disana melimpah[7].
Kebiasaan
Biasanya sendirian, tetapi di daerah yang makanannya melimpah dapat membentuk kelompok sampai 35 individu. Ketika berada di sekitar sarang, sesekali memperlihatkan perilaku terbang naik dengan cepat diselingi gerakan menggantung di udara, kemudian menukik tajam dengan sayap terlipat dan dilakukan secara berulang-ulang. Terbang rendah di atas permukaan air untuk berburu makanan, tetapi terkadang juga menunggu mangsa sambil bertengger di pohon dekat perairan, dan sesekali terlihat berjalan di permukaan tanah mencari semut dan rayap. Menyerang burung camar, dara laut, burung air besar, dan burung pemangsa lain yang lebih kecil untuk mencuri makanan. Elang bondol suka melakukan akrobatik selama musim kawin selama (November-Desember)baik dekat pasangannya maupun didekat sarangnya[4].
Habitat
Habitat elang bondol adalah di rawa rawa.
Perkembangbiakan
Berkembang biak pada bulan Januari-Agustus, dan Mei-Juli. Dierami selama 28-35 hari. Anakan mulai belajar terbang dan meninggalkan sarang umur 40-56 hari, menjadi dewasa mandiri setelah 2 bulan kemudian.
Dalam Kebudayaan
Elang bondol merupakan maskot kota Jakarta. In India it is considered as the contemporary representation of Garuda, the sacred bird of Vishnu. In Malaysia, the island of Langkawi is named after the bird ('kawi' denoting an ochre-like stone used to decorate pottery, and a reference to the bird's primary plumage colour).
A fable from central Bougainville Island relates how a mother left her baby under a banana tree while gardening, and the baby floated into the sky crying and transformed into Kaa'nang, the Brahminy Kite, its necklace becoming the birds feathers.[8]
Referensi
- ^ Hewan Langka
- ^ BirdLife International (2009). "Haliastur indus". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2008. International Union for Conservation of Nature. Diakses tanggal 29 May 2010.
- ^ Elang Bondol
- ^ a b ELANG BONDOL MENUNTUT ILMU DI JANTOENG HATEE RAKYAT ACEH
- ^ [1]
- ^ Elang Bondol di Kepulauan Seribu
- ^ Elang Bondol(Haliastur indus) di Kabupaten Kapuas Hulu
- ^ Hadden, p. 244
Informasi Lanjutan
- Hadden, Don (2004). Birds and Bird Lore of Bougainville and the North Solomons. Alderley, Qld: Dove Publications. ISBN 0-9590257-5-8.