Lompat ke isi

Samyeongdang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-di tahun +pada tahun)
Cun Cun (bicara | kontrib)
+sedikit
Baris 13: Baris 13:
| format =
| format =
| accessdate = 25 Agustus 2010
| accessdate = 25 Agustus 2010
}}</ref><ref name="pyochung">{{en}}[http://eng.koreatemple.net/travel/view_temple.asp?temple_id=55 Pyochungsa Temple], ''koreatemple.net''. Diakses pada 25 Agustus 2010.</ref> Ia dikenal karena perlawanannya terhadap para penginvasi Jepang pada masa [[Perang Imjin]] pada tahun 1590-an.<ref name="samyong"/> Setelah penyerbu dari Jepang mendarat di Korea pada tahun 1592, Samyeong segera mengambil pedangnya dan menggerakkan 3000 orang biksu untuk berperang.<ref name="samyong"/> Ia dan pasukkannya bergabung dengan [[Biksu Seosan]] dan memenangkan beberapa pertempuran.<ref name="samyong"/> Ia berhasil menembus garis [[musuh]] dan menemui komandan [[Kato Kiyomasa]].<ref name="samyong"/> Kato bertanya kepada Samyeong: "Katanya Joseon memiliki banyak harta karun, apa saja itu?" Samyeong menjawab: "Negara kami tidak punya harta apapun. Bagi kami, harta yang paling berharga adalah kepala anda. Dengan harga seperti itu di kepala anda, apa lagi harta yang paling berharga?".<ref name="samyong"/>
}}</ref><ref name="pyochung">{{en}}[http://eng.koreatemple.net/travel/view_temple.asp?temple_id=55 Pyochungsa Temple], ''koreatemple.net''. Diakses pada 25 Agustus 2010.</ref> Ia dikenal karena perlawanannya terhadap para penginvasi Jepang pada masa [[Perang Imjin]] pada tahun 1590-an. Setelah penyerbu dari Jepang mendarat di Korea pada tahun 1592, Samyeong segera mengambil pedangnya dan menggerakkan 6000 orang biksu untuk berperang secara [[gerilya]]. Ia dan pasukkannya bergabung dengan [[Biksu Seosan]] dan memenangkan beberapa pertempuran. Selain berperan sebagai pemimpin perang gerilya, tujuan Samyeong juga adalah untuk merebut kembali relik berupa gigi Buddha yang dicuri para penyerbu Jepang dari [[Kuil Geonbong]], kediamannya di kaki [[Gunung Geumgang]]. Keberanian Samyeong membuatnya disegani komandan Jepang. Ia berhasil mencapai Sosaengpo, Ulsan, menemui komandan [[Kato Kiyomasa]] untuk meminta kembali relik sucinya, namun ditolak. Kato bertanya kepada Samyeong: "Katanya Joseon memiliki banyak harta karun, apa saja itu?" Samyeong menjawab: "Negara kami tidak punya harta apapun. Bagi kami, harta yang paling berharga adalah kepala anda. Dengan harga seperti itu di kepala anda, apa lagi harta yang paling berharga?".<ref name="samyong"/> Setelah pasukan Jepang menyingkir dari Korea pada tahun 1598, Samyeong tetap tidak mendapat apa yang diinginkannya. Pada tahun 1604, ia ikut dalam rombongan [[Joseon Tongsinsa]]. Di Jepang, Samyeong mendapat kesempatan bertemu dengan [[Tokugawa Ieyasu]]. Berkat usahanya berdialog dengan Tokugawa, Samyeong berhasil mendapatkan kembali relik Kuil Geonbong dan sebanyak 3500 orang tawanan perang ikut dibebaskan.
== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 27 Mei 2012 13.54

Biksu Samyeong (1544 - 1610;사명당;泗溟堂), dikenal juga dengan nama Pendeta Samyeong (사명대사;泗溟大師), Song-un (송운) atau Yujeong (유정) adalah seorang biksu yang hidup pada masa pemerintahan Dinasti Joseon di Korea.[1][2] Ia dikenal karena perlawanannya terhadap para penginvasi Jepang pada masa Perang Imjin pada tahun 1590-an. Setelah penyerbu dari Jepang mendarat di Korea pada tahun 1592, Samyeong segera mengambil pedangnya dan menggerakkan 6000 orang biksu untuk berperang secara gerilya. Ia dan pasukkannya bergabung dengan Biksu Seosan dan memenangkan beberapa pertempuran. Selain berperan sebagai pemimpin perang gerilya, tujuan Samyeong juga adalah untuk merebut kembali relik berupa gigi Buddha yang dicuri para penyerbu Jepang dari Kuil Geonbong, kediamannya di kaki Gunung Geumgang. Keberanian Samyeong membuatnya disegani komandan Jepang. Ia berhasil mencapai Sosaengpo, Ulsan, menemui komandan Kato Kiyomasa untuk meminta kembali relik sucinya, namun ditolak. Kato bertanya kepada Samyeong: "Katanya Joseon memiliki banyak harta karun, apa saja itu?" Samyeong menjawab: "Negara kami tidak punya harta apapun. Bagi kami, harta yang paling berharga adalah kepala anda. Dengan harga seperti itu di kepala anda, apa lagi harta yang paling berharga?".[1] Setelah pasukan Jepang menyingkir dari Korea pada tahun 1598, Samyeong tetap tidak mendapat apa yang diinginkannya. Pada tahun 1604, ia ikut dalam rombongan Joseon Tongsinsa. Di Jepang, Samyeong mendapat kesempatan bertemu dengan Tokugawa Ieyasu. Berkat usahanya berdialog dengan Tokugawa, Samyeong berhasil mendapatkan kembali relik Kuil Geonbong dan sebanyak 3500 orang tawanan perang ikut dibebaskan.

Referensi

  1. ^ a b (Inggris)Choi Gap-su (2003). "Visit to Miryang : Songs of Autumn in Meadows of Eulalia" (PDF). Koreana. 17 (3): 53. Diakses tanggal 25 Agustus 2010. 
  2. ^ (Inggris)Pyochungsa Temple, koreatemple.net. Diakses pada 25 Agustus 2010.