Diogenes dari Sinope: Perbedaan antara revisi
k r2.7.2) (bot Menambah: ml:ഡയോജനസ് |
k r2.7.3) (bot Menambah: lv:Diogēns; kosmetik perubahan |
||
Baris 17: | Baris 17: | ||
}} |
}} |
||
'''Diogenes dari Sinope''' adalah seorang [[filsuf]] yang termasuk ke dalam [[Mazhab Sinis]].<ref name="Bertens" |
'''Diogenes dari Sinope''' adalah seorang [[filsuf]] yang termasuk ke dalam [[Mazhab Sinis]].<ref name="Bertens"/><ref name="Simon"/> Mazhab Sinis adalah salah satu mazhab yang berakar pada ajaran [[Sokrates]].<ref name="Simon"/> Karena itu, Diogenes dari Sinope berpendapat, seperti Sokrates, bahwa manusia haruslah memiliki keutamaan tentang yang baik.<ref name="Simon"/> Akan tetapi, Diogenes berpendapat bahwa keutamaan tentang yang baik adalah ketika manusia memiliki rasa puas diri dan mengabaikan segala kesenangan duniawi.<ref name="Audi"/> |
||
Diogenes dari Sinope dikenal dengan sebutan "si anjing" (dalam [[bahasa Yunani]] ''kunikos'' yang berarti anjing).<ref name="Audi" |
Diogenes dari Sinope dikenal dengan sebutan "si anjing" (dalam [[bahasa Yunani]] ''kunikos'' yang berarti anjing).<ref name="Audi"/> Hal itu dikarenakan ia sangat berani dalam menyatakan pandangannya layaknya seekor anjing yang menyalak.<ref name="Audi"/> Karena sikapnya yang menyimpang dari gaya santun Sokrates itu, [[Plato]] memberinya julukan sebagai "Sokrates yang Pemarah".<ref name="Paul">{{en}}I.G. Kidd. 1972. "Diogenes of Sinope". In ''The Encyclopedia of Philosophy Volume One''. Paul Edwards, ed. 409. New York: Macmillan Publishing.</ref> |
||
Filsuf ini tidak meninggalkan satu karya pun.<ref name="Simon" |
Filsuf ini tidak meninggalkan satu karya pun.<ref name="Simon"/> Sumber utama tentang dirinya adalah buku "Hidup dan Pandangan Filsuf-Filsuf Ternama" yang dikarang oleh [[Diogenes Laertius]].<ref name="Simon"/> |
||
== Riwayat Hidup == |
== Riwayat Hidup == |
||
Diogenes berasal dari kota [[Sinope]].<ref name="Zeller" |
Diogenes berasal dari kota [[Sinope]].<ref name="Zeller"/><ref name="Audi"/> Ia hidup pada abad ke-4 SM, yaitu sekitar tahun 412-323 SM.<ref name="Simon">Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. ''Petualangan Intelektual''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 43-44.</ref> Setelah diusir dari kota asalnya, Diogenes pindah dan menetap di [[Athena]].<ref name="Audi">{{en}}Robert Audi, ed. 1999. "Cynics". In ''The Cambridge Dictionary of Philosophy. London: Cambridge University Press. P. 175.</ref> Ia diusir dari kota kelahirannya karena ia, atau ayahnya, telah menghancurkan nilai mata uang di sana.<ref name="Paul"/><ref name="Audi"/> Setelah itu, diketahui juga bahwa ia menetap di [[Korintus]] dan akhirnya meninggal disana.<ref name="Zeller"/> |
||
[[Berkas:Alexander visits Diogenes at Corinth by W. Matthews (1914).jpg|left|thumb|[[Alexander Agung]] mengunjungi Diogenes oleh W. Matthews (1914)]] |
[[Berkas:Alexander visits Diogenes at Corinth by W. Matthews (1914).jpg|left|thumb|[[Alexander Agung]] mengunjungi Diogenes oleh W. Matthews (1914)]] |
||
Ia dipengaruhi oleh pemikiran [[Antithenes]], pendiri [[Mazhab Sinis]].<ref name="Paul" |
Ia dipengaruhi oleh pemikiran [[Antithenes]], pendiri [[Mazhab Sinis]].<ref name="Paul"/><ref name="Bertens"/> Akan tetapi, ia tidak menyetujui perilaku Antithenes yang dipandangnya tidak sesuai dengan apa yang diajarkannya.<ref name="Bertens"/><ref name="Zeller"/> Diogenes menyebut Antithenes sebagai, "Terompet yang berbunyi bagi dirinya sendiri".<ref name="Zeller">{{en}}Edward Zeller. 1957. ''Outlines of the History of Greek Philosophy''. New York: Meridian Books. P. 128.</ref> Karena itu, Diogenes memilih untuk hidup sederhana untuk menunjukkan konsistensinya dengan apa yang diajarkannya.<ref name="Zeller"/> Untuk itu, ia tinggal di dalam sebuah tong.<ref name="Zeller"/><ref name="Audi"/><ref name="Bertens">K. Bertens. 1990. ''Sejarah Filsafat Yunani''. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 92.</ref> Selain itu, ia mencari makan dari sisa-sisa makanan yang ia temukan.<ref name="Audi"/> |
||
Menurut tradisi, Diogenes dari Sinope pernah dikunjungi oleh [[Alexander Agung]].<ref name="Simon" |
Menurut tradisi, Diogenes dari Sinope pernah dikunjungi oleh [[Alexander Agung]].<ref name="Simon"/> Ketika itu Diogenes sedang berjemur.<ref name="Simon"/> Alexander Agung bertanya kepadanya, "Apa sebenarnya yang engkau kehendaki?"<ref name="Simon"/> Kemudian Diogenes menjawab, "Pergilah, jangan menghalangi cahaya matahari menyinariku!"<ref name="Simon"/> |
||
Hal itu menunjukkan betapa Diogenes sangat konsisten terhadap pandangan hidupnya tentang kesederhanaan dan penolakan terhadap segala bentuk kuasa dan kesenangan.<ref name="Paul" |
Hal itu menunjukkan betapa Diogenes sangat konsisten terhadap pandangan hidupnya tentang kesederhanaan dan penolakan terhadap segala bentuk kuasa dan kesenangan.<ref name="Paul"/> |
||
Baris 43: | Baris 43: | ||
=== Tentang Keadaan Manusia yang Alamiah === |
=== Tentang Keadaan Manusia yang Alamiah === |
||
[[Berkas:Diogenes looking for a man - attributed to JHW Tischbein.jpg|right|thumb|Diogenes membawa pelita untuk mencari orang yang jujur]] |
[[Berkas:Diogenes looking for a man - attributed to JHW Tischbein.jpg|right|thumb|Diogenes membawa pelita untuk mencari orang yang jujur]] |
||
Menurut Diogenes, situasi masyarakat pada masanya telah rusak.<ref name="Simon" |
Menurut Diogenes, situasi masyarakat pada masanya telah rusak.<ref name="Simon"/><ref name="Zeller"/> Dengan segala adat istiadat dan kebudayaan yang dihasilkannya, manusia tidak lagi menjadi alamiah dan jatuh pada sikap mencari enaknya sendiri.<ref name="Simon"/> Untuk mengkritik situasi tersebut, Diogenes mengabaikan segala adat istiadat yang berlaku di dalam masyarakatnya.<ref name="Bertens"/> Dikisahkan pula bahwa Diogenes pernah membawa pelita yang menyala di tengah-tengah pasar pada siang hari untuk mencari adakah manusia yang jujur.<ref name="Simon"/><ref name="Audi"/> Hal itu dilakukannya untuk memberi kritik terhadap masyarakat yang tidak lagi hidup secara alamiah.<ref name="Simon"/> Dengan demikian, apa yang dimaksudkannya dengan keadaan manusia yang alamiah adalah bagaimana manusia hidup dengan standar minimal untuk hidup, dan tanpa masyarakat.<ref name="Audi"/> |
||
=== Tentang Pengendalian Diri === |
=== Tentang Pengendalian Diri === |
||
Diogenes juga mengajarkan tentang pengendalian diri terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan kesenangan duniawi.<ref name="Avey" |
Diogenes juga mengajarkan tentang pengendalian diri terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan kesenangan duniawi.<ref name="Avey"/> Kesenangan, nafsu, dan kemewahan haruslah dijauhi oleh manusia sebab hal-hal itulah yang membuat manusia dan masyarakat menjadi rusak.<ref name="Paul"/> Menurutnya, rasa lapar dan rasa sakit berguna untuk melatih moral manusia.<ref name="Avey">{{en}}Albert A. Avey. 1954. ''Handbook in the History of Philosophy''. New York: Barnes & Noble. P. 29.</ref> Bila manusia dapat mengendalikan diri terhadap segala kesenangan duniawi, barulah manusia dapat mencapai kebahagiaan dan ketenangan batin.<ref name="Paul"/> |
||
== Pengaruh == |
== Pengaruh == |
||
Diogenes dari Sinope adalah figur yang paling terkenal dari Mazhab Sinis, melebihi Antithenes yang merupakan pendiri mazhab tersebut.<ref name="Avey" |
Diogenes dari Sinope adalah figur yang paling terkenal dari Mazhab Sinis, melebihi Antithenes yang merupakan pendiri mazhab tersebut.<ref name="Avey"/> Ia terkenal justru karena perilaku-perilakunya ketimbang pemikiran filsafatnya.<ref name="Paul"/> Dengan demikian, ia telah mengembangkan suatu cara pendidikan yang baru yang disebut epigram moral (''chreia''), yakni pengajaran melalui kisah-kisah dengan latar kehidupan nyata .<ref name="Paul"/> |
||
Selain itu, ia membawa pengaruh besar terhadap [[Zeno dari Citium]].<ref name="Paul" |
Selain itu, ia membawa pengaruh besar terhadap [[Zeno dari Citium]].<ref name="Paul"/> Zeno adalah filsuf pendiri [[Mazhab Stoa]] yang terkenal karena ia melawan konvensi yang ada.<ref name="Paul"/> |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
||
Baris 110: | Baris 110: | ||
[[la:Diogenes Cynicus]] |
[[la:Diogenes Cynicus]] |
||
[[lt:Diogenas Sinopietis]] |
[[lt:Diogenas Sinopietis]] |
||
[[lv:Diogēns]] |
|||
[[mk:Диоген]] |
[[mk:Диоген]] |
||
[[ml:ഡയോജനസ്]] |
[[ml:ഡയോജനസ്]] |
Revisi per 3 Juni 2012 13.49
Diogenes dari Sinope (Διογένης ὁ Σινωπεύς) | |
---|---|
Lahir | c. 412 SM Sinope |
Meninggal | 323 SM Korintus |
Era | Filsafat Kuno |
Kawasan | Filsafat Barat |
Aliran | Filsafat Yunani, Mazhab Sinis |
Minat utama | Asketisme, Sinisisme |
Gagasan penting | filsafat sinisme |
Dipengaruhi | |
Memengaruhi |
Diogenes dari Sinope adalah seorang filsuf yang termasuk ke dalam Mazhab Sinis.[1][2] Mazhab Sinis adalah salah satu mazhab yang berakar pada ajaran Sokrates.[2] Karena itu, Diogenes dari Sinope berpendapat, seperti Sokrates, bahwa manusia haruslah memiliki keutamaan tentang yang baik.[2] Akan tetapi, Diogenes berpendapat bahwa keutamaan tentang yang baik adalah ketika manusia memiliki rasa puas diri dan mengabaikan segala kesenangan duniawi.[3]
Diogenes dari Sinope dikenal dengan sebutan "si anjing" (dalam bahasa Yunani kunikos yang berarti anjing).[3] Hal itu dikarenakan ia sangat berani dalam menyatakan pandangannya layaknya seekor anjing yang menyalak.[3] Karena sikapnya yang menyimpang dari gaya santun Sokrates itu, Plato memberinya julukan sebagai "Sokrates yang Pemarah".[4]
Filsuf ini tidak meninggalkan satu karya pun.[2] Sumber utama tentang dirinya adalah buku "Hidup dan Pandangan Filsuf-Filsuf Ternama" yang dikarang oleh Diogenes Laertius.[2]
Riwayat Hidup
Diogenes berasal dari kota Sinope.[5][3] Ia hidup pada abad ke-4 SM, yaitu sekitar tahun 412-323 SM.[2] Setelah diusir dari kota asalnya, Diogenes pindah dan menetap di Athena.[3] Ia diusir dari kota kelahirannya karena ia, atau ayahnya, telah menghancurkan nilai mata uang di sana.[4][3] Setelah itu, diketahui juga bahwa ia menetap di Korintus dan akhirnya meninggal disana.[5]
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d0/Alexander_visits_Diogenes_at_Corinth_by_W._Matthews_%281914%29.jpg/220px-Alexander_visits_Diogenes_at_Corinth_by_W._Matthews_%281914%29.jpg)
Ia dipengaruhi oleh pemikiran Antithenes, pendiri Mazhab Sinis.[4][1] Akan tetapi, ia tidak menyetujui perilaku Antithenes yang dipandangnya tidak sesuai dengan apa yang diajarkannya.[1][5] Diogenes menyebut Antithenes sebagai, "Terompet yang berbunyi bagi dirinya sendiri".[5] Karena itu, Diogenes memilih untuk hidup sederhana untuk menunjukkan konsistensinya dengan apa yang diajarkannya.[5] Untuk itu, ia tinggal di dalam sebuah tong.[5][3][1] Selain itu, ia mencari makan dari sisa-sisa makanan yang ia temukan.[3]
Menurut tradisi, Diogenes dari Sinope pernah dikunjungi oleh Alexander Agung.[2] Ketika itu Diogenes sedang berjemur.[2] Alexander Agung bertanya kepadanya, "Apa sebenarnya yang engkau kehendaki?"[2] Kemudian Diogenes menjawab, "Pergilah, jangan menghalangi cahaya matahari menyinariku!"[2] Hal itu menunjukkan betapa Diogenes sangat konsisten terhadap pandangan hidupnya tentang kesederhanaan dan penolakan terhadap segala bentuk kuasa dan kesenangan.[4]
Pemikiran
Tentang Keadaan Manusia yang Alamiah
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b6/Diogenes_looking_for_a_man_-_attributed_to_JHW_Tischbein.jpg/220px-Diogenes_looking_for_a_man_-_attributed_to_JHW_Tischbein.jpg)
Menurut Diogenes, situasi masyarakat pada masanya telah rusak.[2][5] Dengan segala adat istiadat dan kebudayaan yang dihasilkannya, manusia tidak lagi menjadi alamiah dan jatuh pada sikap mencari enaknya sendiri.[2] Untuk mengkritik situasi tersebut, Diogenes mengabaikan segala adat istiadat yang berlaku di dalam masyarakatnya.[1] Dikisahkan pula bahwa Diogenes pernah membawa pelita yang menyala di tengah-tengah pasar pada siang hari untuk mencari adakah manusia yang jujur.[2][3] Hal itu dilakukannya untuk memberi kritik terhadap masyarakat yang tidak lagi hidup secara alamiah.[2] Dengan demikian, apa yang dimaksudkannya dengan keadaan manusia yang alamiah adalah bagaimana manusia hidup dengan standar minimal untuk hidup, dan tanpa masyarakat.[3]
Tentang Pengendalian Diri
Diogenes juga mengajarkan tentang pengendalian diri terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan kesenangan duniawi.[6] Kesenangan, nafsu, dan kemewahan haruslah dijauhi oleh manusia sebab hal-hal itulah yang membuat manusia dan masyarakat menjadi rusak.[4] Menurutnya, rasa lapar dan rasa sakit berguna untuk melatih moral manusia.[6] Bila manusia dapat mengendalikan diri terhadap segala kesenangan duniawi, barulah manusia dapat mencapai kebahagiaan dan ketenangan batin.[4]
Pengaruh
Diogenes dari Sinope adalah figur yang paling terkenal dari Mazhab Sinis, melebihi Antithenes yang merupakan pendiri mazhab tersebut.[6] Ia terkenal justru karena perilaku-perilakunya ketimbang pemikiran filsafatnya.[4] Dengan demikian, ia telah mengembangkan suatu cara pendidikan yang baru yang disebut epigram moral (chreia), yakni pengajaran melalui kisah-kisah dengan latar kehidupan nyata .[4]
Selain itu, ia membawa pengaruh besar terhadap Zeno dari Citium.[4] Zeno adalah filsuf pendiri Mazhab Stoa yang terkenal karena ia melawan konvensi yang ada.[4]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b c d e K. Bertens. 1990. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 92.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n Simon Petrus L. Tjahjadi. 2004. Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 43-44.
- ^ a b c d e f g h i j (Inggris)Robert Audi, ed. 1999. "Cynics". In The Cambridge Dictionary of Philosophy. London: Cambridge University Press. P. 175.
- ^ a b c d e f g h i j (Inggris)I.G. Kidd. 1972. "Diogenes of Sinope". In The Encyclopedia of Philosophy Volume One. Paul Edwards, ed. 409. New York: Macmillan Publishing.
- ^ a b c d e f g (Inggris)Edward Zeller. 1957. Outlines of the History of Greek Philosophy. New York: Meridian Books. P. 128.
- ^ a b c (Inggris)Albert A. Avey. 1954. Handbook in the History of Philosophy. New York: Barnes & Noble. P. 29.
Pranala luar
- (Inggris)Diogenes of Sinope, oleh Diogenes Laërtius, diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris oleh C.D. Yonge
- (Inggris)Diogenes The Dog dari Millions of Mouths
- (Inggris)Diogenes of Sinopev
- (Inggris)A day with Diogenes
- (Inggris)Teachings of Diogenes
- (Inggris)James Grout: Diogenes the Cynic, part of the Encyclopædia Romana
- (Inggris)Diogenes of Sinope