Lompat ke isi

Pembicaraan Templat:Masjid di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Komentar terbaru: 12 tahun yang lalu oleh Rahmatdenas pada topik Tolok ukur
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 51: Baris 51:
: Kesimpulan saya, artikel masjid yang layak masuk templat ini adalah: 1) Artikel masjid yang besar, namun terkenal; 2) Artikel masjid yang bersejarah; 3) Artikel masjid dengan referensi yang mencantumkan syarat 1 atau 2
: Kesimpulan saya, artikel masjid yang layak masuk templat ini adalah: 1) Artikel masjid yang besar, namun terkenal; 2) Artikel masjid yang bersejarah; 3) Artikel masjid dengan referensi yang mencantumkan syarat 1 atau 2
[[Pengguna:Ezagren|'''<font face="Comic Sans MS" color="blue">Ezagren</font>''']] <sup>([[Pembicaraan Pengguna:Ezagren|kirim pesan]])</sup> 00:53, 1 Oktober 2011 (UTC)
[[Pengguna:Ezagren|'''<font face="Comic Sans MS" color="blue">Ezagren</font>''']] <sup>([[Pembicaraan Pengguna:Ezagren|kirim pesan]])</sup> 00:53, 1 Oktober 2011 (UTC)
:: Sependapat dengan bung Ezagren. Tapi 'kan semua masjid memiliki sejarah, dan tidak adil mengklaim suatu masjid tidak memilikinya, jadi "bersejarah" yang dimaksud baiknya diperjelas lagi (bukan hanya panjang); begitu pula dengan yang dikatakan masjid terkenal. {{Pengguna:Rahmatdenas/Tdd}} 22 Juni 2012 00.16 (UTC)

Revisi per 22 Juni 2012 00.16

Nama Templat

Jika benar sesuai dengan judulnya, harusnya isi templat ini banyak sekali. borgx(kirim pesan) 01:13, 8 Juli 2008 (UTC)

Ya gak usah semua dimasukkan. Yang penting-penting, historis, dan besar saja.Stephensuleeman 01:22, 8 Juli 2008 (UTC)
Saya belum dapat untuk data seperti mas Stephensuleeman bilang! Yang dimaksud kategori besar itu "masjid" yang bagaimana? Terus "penting" itu masjid juga yg gimana? Klo historis jelas punya latar belakang sejarah. Ingat lho "historis", di indonesia banyak sekali masjid yang jadi saksi sejarah, ga kudu megah, masjid bocel juga banyak yang masuk kategori historis. So, sama aja sih untuk templat ini. Memang harus rajin diupdate. Untuk masalah banyak, apakah itu jadi kendala? NoiX180 12:40, 8 Juli 2008 (UTC)
Saya setuju. Masjid di Krukut itu bukan masjid besar, tapi historis. Masjid besar, misalnya Al Markaz al Islami yang di Makassar, atau Masjid Al Azhar di Kebayoran Baru.Stephensuleeman 14:16, 8 Juli 2008 (UTC)

Yang masuk templat cuma masjid agung provinsi aja. -- Si Gam Acèh (bicara) 04:20, 8 April 2010 (UTC)

Kenapa hanya masjid agung provinsi? Masjid agung provinsi juga maksudnya bagaimana? Masjid Dian Al-Mahri termasuk masjid agung provinsi bukan? Setahu saya, masjid agung itu selalu berdekatan dengan alun-alun (tanah lapang) & kauman (tempat tinggal umat Islam), jadi masjid agung tidak mesti satu tiap provinsi. Di Jawa Tengah misalnya, hampir tiap kabupaten ada kauman & alun-alun & masjid agungnya, misal di Magelang, Kebumen, Semarang, dll. Di DIY, masjid agung ada di Kota Yogyakarta, Bantul, Sleman, Kulon Progo. Selain itu ada masjid Kotagede, itu masjid tertua di Jogja tapi bukan masjid agung. Kalau templatnya mau dikhususkan untuk masjid agung, nama templatnya mohon disesuaikan juga supaya konsisten judul dan isinya. Salam NoiX180 (bicara) 13:36, 10 April 2010 (UTC)

Masjid agung propinsi itu masjid agung yang ada di ibukota propinsi. Kalau mau dimasukkan semua masjid kayaknya terlalu banyak. Tiap daerah tingkat II kan punya masjid agungnya masing-masing. Belum lagi masjid-masjid yang bersejarah. Bisa penuh templatnya dengan ratusan mesjid. Mungkin nama templatnya bisa disesuaikan. -- Si Gam Acèh (bicara) 10:05, 15 April 2010 (UTC)

Gambar

Mas Jagaw, kok gambarnya dihilangin? NoiX180 12:42, 8 Juli 2008 (UTC)

Templat Masjid

Ya, saya setuju dengan penempatan masjid-masjid khusus masjid bersejarah (historistis) dan masjid besar-baca:agung, raya-menjadi markah tanah dalam suatu daerah). Saya sudah menyeleksi (sebagian) yang mana masjid yang masuk kategori masjid bersejarah dan agung/raya. Ezagren (bicara) 11:11, 24 Februari 2010 (UTC)

Pembagian menurut kawasan

Tolong templatnya dibagi menurut kawasan Sumatera, Kalimantan, Jawa dst. -- Si Gam Acèh (bicara) 04:20, 8 April 2010 (UTC)

Apakah seperti ini? Ezagren peduli pesut 04:44, 8 April 2010 (UTC)
Ya. Bagus sekali. Terima kasih. -- Si Gam Acèh (bicara) 11:32, 10 April 2010 (UTC)

Bung Ezagren, templat masjidnya sudah bagus. Kalau boleh ajukan saran, tulisan "masjid"-nya tidak usah ditampilkan, misal "Masjid Raya Baiturrahman" cukup ditampilkan "Raya Baiturrahman". Lumayan buat mengirit space. Ini sekadar pendapat pribadi lho... Trims. Reindra (bicara) 11:39, 9 April 2010 (UTC)

Iya, sih mengirit space. Tapi di templatnya malah pemborosan space dan jika "Masjid"nya dihilangkan, rasanya kurang sreg karena sejak dibuatnya templat ini, sudah ada kata "masjid"nya. Tapi usulan Anda akan dipertimbangkan. Ezagren peduli pesut 15:31, 9 April 2010 (UTC)
Malah aneh kalau ga ada kata Masjid-nya. -- Si Gam Acèh (bicara) 11:32, 10 April 2010 (UTC)

Oke, sip, usulan dicabut. Salam. Reindra (bicara) 01:28, 16 April 2010 (UTC)

Nama Mesjid

Minta pendapatnya, dong! Bagusnya nama setelah kata "Masjid" itu Al-... (menggunakan tanda hubung "-") atau Al ... (menggunakan spasi). Misalnya kata "Masjid Agung Al Karomah" menjadi "Masjid Agung Al-Karomah". Ezagren peduli pesut 17:35, 10 April 2010 (UTC)

Pake tanda hubung dong. Kan al itu bukan kata yang tersendiri, tetapi imbuhan. -- Si Gam Acèh (bicara) 10:05, 15 April 2010 (UTC)

Masjid Kubah Emas

Masjid Dian Al-Mahri 'kan baru 'kemarin' dibuat, dan nggak ada sejarahnya. Dia cuma ngetop saja. Sebaiknya dikeluarkan saja dari templat ini. Wie146 (bicara) 05:53, 7 Agustus 2010 (UTC)

Sebaiknya jangan karena di judul templat tertulis "Masjid Besar dan Bersejarah di Indonesia". Jadi, kategorinya ada tiga, yakni "besar dan bersejarah", "besar", dan "bersejarah". Ezagren गपशप 07:10, 7 Agustus 2010 (UTC)
Mm, begitu, ya. Kurasa nanti templatnya bisa jadi besar sekali, tuh. Tapi okelah, gapapa, nanti dipikirkan kalau sudah mulai 'melembung'. Salam, Wie146 (bicara) 14:00, 7 Agustus 2010 (UTC)
Kalau begitu, tolong sunting templatnya menjadi "sembunyi". Kalau yang sekarang ini 'kan "tampil". Saya masih (juga) kurang mengerti teknis. Ezagren गपशप 14:33, 7 Agustus 2010 (UTC)

Tolok ukur

Sebaiknya ada tolok ukur yang jelas masjid dengan sejarah seperti apa? segede apa? sengetop apa? kota apa? Biar jelas masjid mana saja yang bisa masuk dalam templat ini. Ariyanto 11:02, 29 September 2011 (UTC)

Masjid yang bersejarah belum tentu besar, masjid yang besar belum tentu sejarahnya panjang. Artikel masjid yang menurut saya tidak besar dan kurang bersejarah adalah Masjid Miftahul Jannah, Masjid Ar-Royyan dan Masjid Sholihin karena ketiadaan referensi.
Sebagai contoh, Masjid Al-Akbar, meski bukan masjid bersejarah, tapi ia adalah masjid besar. Masjid ini tenar dan sering disinggung dalam tayangan di TV maupun artikel di internet.
Masjid Muhammadiyah Kelayan, meski bukan masjid besar, namun menurut referensi dikatakan bahwa ia termasuk masjid bersejarah. Makanya saya berani memasukkannya ke dalam templat.
Kesimpulan saya, artikel masjid yang layak masuk templat ini adalah: 1) Artikel masjid yang besar, namun terkenal; 2) Artikel masjid yang bersejarah; 3) Artikel masjid dengan referensi yang mencantumkan syarat 1 atau 2

Ezagren (kirim pesan) 00:53, 1 Oktober 2011 (UTC)

Sependapat dengan bung Ezagren. Tapi 'kan semua masjid memiliki sejarah, dan tidak adil mengklaim suatu masjid tidak memilikinya, jadi "bersejarah" yang dimaksud baiknya diperjelas lagi (bukan hanya panjang); begitu pula dengan yang dikatakan masjid terkenal.  RahmatdenasMengecat   22 Juni 2012 00.16 (UTC)Balas