Lompat ke isi

Gatot Brajamusti: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 22: Baris 22:


== Kehidupan pribadi ==
== Kehidupan pribadi ==
SIAPAKAH Gatot Brajamusti
Setamat SMA tahun tahun 1979, ia melanjutkan ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia, tak sampai selesai. Kemudian, ia pun kuliah di IKIP (sekarang Universitas Pendidikan Indonesia-UPI) [[Bandung]], mengambil jurusan filsafat selama tiga tahun, dan mendapat gelar sarjana. Ia dikenal luas sebagai penasehat spiritual aktris [[Elma Theana]].

Makanya hati2 Ni pilih Guru hehehe......
SIAPAKAH Gatot Brajamusti
SIAPAKAH Gatot Brajamusti? Pria yang satu ini tak pernah mau secara rinci
menyebutkan masa lalunya. Kelahiran 29 Agustus 1962 itu mengaku bahwa masa

kecil sampai remajanya dihabiskan di Sukabumi. Menikah tiga kali. Dewi
Mainah, 33 tahun, adalah istri ketiganya (istri pertama dan kedua sudah
dicerai) yang juga muridnya di padepokan.


Pendidikan tinginya ditempuh di berbagai perguruan tinggi, baik di dalam
maupun luar negeri. Ia mengaku, setamat SMA tahun 1979, melanjutkan ke
Fakultas Hukum Universitas Indonesia. "Karena tak ada uang, maka tak
sampai
setahun saya keluar," katanya. Lalu, pada 1980, ia kuliah di IKIP
(sekarang
Universitas Pendidikan Indonesia --UPI) Bandung. Di sini, Gatot mengaku
mengambil jurusan filsafat selama tiga tahun, dan mendapat gelar sarjana.


Tamat dari IKIP, Gatot mencari ilmu ke Mesir. Di sana, ia ikut menjadi
mahasiswa di Universitas Al-Azhar yang kondang itu. Kepada Gatra, Gatot
mengaku bahwa kuliah yang seharusnya ditempuh empat tahun bisa ia
selesaikan
hanya satu tahun. Tapi ia tak mau menjelaskan apa jurusannya. Di Kairo,
Gatot
mengaku dikenal dengan nama Jambir Al-Barqur. Tentang pendidikannya itu,
ia
mengaku tak mau banyak bercerita, bahkan kepada keluarganya.
Mengapa? "Semakin saya ceritakan, semakin banyak pihak yang menggencet
saya
mati-matian," katanya.


Tentang riwayat pendidikannya itu, Gatra telah mengeceknya ke UPI Bandung.

Ternyata tak ada nama Gatot Brajamusti yang lulus pada 1983. Hal ini
dikuatkan oleh Dedeh Nurhayati, 40 tahun, mantan istri pertama Gatot. "Dia

pernah kuliah di IKIP sampai semester III, setelah itu tak pernah kuliah
di
tempat lain, termasuk di Universitas Indonesia dan Al-Azhar," tuturnya.


Sewaktu studi di Al-Azhar, Gatot mengaku satu kamar dengan Haras Baco,
kini
staf Kedutaan Besar RI di Kairo. Haras membenarkan bahwa ia pernah satu
asrama, tapi bukan satu kamar, dengan Gatot. "Seingat saya, tahun 1980
sampai
1985," kata Haras. Kuliah mereka sama, di Ushuludin. "Tapi saya tidak tahu

persis apakah Gatot itu sampai tamat atau tidak," Haras menambahkan.


Di Kairo, menurut Haras, hanya dikenal nama Gatot, tak pakai Brajamusti
apalagi Jambir Al-Barqur. Gatot juga ikut tarekat Naqsabandi, lengkap
dengan
amalan-amalan zikirnya. Ia pun dikenal suka menolong, antara lain suka
memijat teman agar badannya kembali bugar. Selebihnya, Haras tak tahu
banyak
tentang tokoh yang kini menjadi perbincangan banyak orang ini, termasuk
kuliahnya yang hanya satu tahun itu.


Bukan hanya itu. Gatot mengklaim punya pasukan jin berjumlah 11 juta.
Sebanyak 1 juta pasukan jin pernah dipinjam seorang petinggi di republik
ini.
Tapi, karena pasukan itu tak dirawat secara baik, ia mengambilnya kembali.

Untuk penyembuhan, banyak metode yang ia lakukan. Dari zikir, salat,
dialog,
sampai memindahkan penyakit pada hewan.


[Laporan Utama, Gatra Edisi 15 Beredar Senin, 21 Februari 2005]


Demam Tenar Penyembuh Idola


POSTUR tubuhnya tinggi dengan berat 84 kilogram. Ketika berada di
Padepokan
Brajamusti, Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat, lelaki kelahiran 29 Agustus 1962

ini sering membalut tubuhnya dengan baju dan celana berwarna dasar putih.
Begitu pula serban yang menghiasi kepalanya. Dialah Gatot Brajamusti, pria

ganteng berkumis yang sudah dua bulan terakhir ini namanya muncul sebagai
selebriti pendatang baru.


Kemunculan Gatot seiring dengan raibnya Reza Artamevia pada 12 Desember
lalu
di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Ketika publik ribut, Reza rupanya
telah "mondok" di Padepokan Brajamusti. Sejak itulah, nama Gatot selalu
menghiasi koran, majalah, tabloid, dan televisi.


Gonjang-ganjing hubungan Reza Artamevia dengan suaminya (waktu itu) Adjie
Massaid membuat salah satu diva Indonesia itu mengalami depresi berat.
Untunglah, ada pesinetron Elma Theana, yang lebih dulu berguru ke Gatot.
Atas
jasa Elma, Reza diungsikan ke Cisaat. Selama dalam proses "pengobatan"
itulah
Gatot selalu muncul, bahkan seakan-akan menjadi juru bicaranya.


Meski terlihat membaik, mental Reza belum bisa pulih benar. Buktinya,
ketika
tampil ke publik, ia tak bisa sendirian. Di mana ada Reza, di sana ada
Gatot.
Begitu pula saat tampil menyanyi, 30 Desember lalu. Dalam acara
bertajuk "Posko Artis Peduli Aceh" yang digagas Cut Keke bersama
teman-teman
artisnya di News Cafe Kemang, Jakarta Selatan, Reza tampil ditemani Gatot.

Mereka menyanyikan dua lagu yang laku dilelang seharga Rp 100 juta.


Setelah tampil di Kemang itu, sedikitnya sudah tiga kali Reza-Gatot muncul
di
tayangan televisi. Pada 4 Januari lalu, misalnya, duet Reza-Gatot ada di
acara "Dangdut Peduli Aceh dan Sumut", di Studio 3 TPI. Esok malamnya,
Reza-
Gatot menjadi bintang tamu di acara variety show "Lepas Malam" di Trans
TV.
Pada Ahad pekan lalu, Reza-Gatot kembali membetot perhatian pemirsa di
Trans
TV. Kali ini berupa show eksklusif Reza.


Tampilnya Reza, menurut Bambang Elf, Produser Eksekutif Trans TV, untuk
memenuhi rasa ingin tahu penonton. Trans, kata Bambang, menjadikan momen
ini
sebagai titik balik kembalinya Reza. "Reza harus tampil baik, dan penonton

juga tahu dia sudah membaik," tutur Bambang kepada Kencana Ariestyani S.
dari
Gatra.


Tapi, kenapa mesti tampil bareng Gatot? Menampilkan Reza, kata Bambang,
tidak
mudah. Ada syarat dari sang diva yang harus dipenuhi. Yakni, Reza mesti
berduet dengan Gatot. "Harus ada lagu yang dinyanyikan bersama Aa Gatot,"
kata Reza kepada Bambang.


Lantaran ngebet menampilkan Reza, Trans TV pun kompromi. Jadilah, dalam
acara
eksklusif Trans itu, Gatot tampil bareng Reza. Mereka menyanyikan dua
lagu:
Bunda dan Kadangkala --keduanya ciptaan Gatot. Selain dengan Gatot, Reza
juga
berduet dengan Tohpati dan Titi DJ. Bedanya, bila Tohpati dan Titi masuk
dalam skenario pihak Trans TV, Gatot tak termasuk. Dan karena itu,
pemimpin
Padepokan Brajamusti ini tak dibayar.


Penampilan Reza di Trans TV itu tidaklah mengecewakan. Bambang menilai
Reza
sudah tampil bagus, tapi belum prima. "Napasnya pendek-pendek. Bisa jadi,
ini
karena terlalu lama dia tidak tampil," katanya. Bagaimanapun, Reza
sepertinya
mulai pulih.


Mengapa Reza merasa tenang dan damai ketika berada di Padepokan
Brajamusti?
Kepada Gatra, Reza mengaku merasakan sentuhan dari Yang Mahakuasa terhadap

dirinya lebih dari sebelumnya. "Segala yang telah saya pilih di sini
benar,"
ucapnya.


"Di sini (Padepokan Brajamusti), kita belajar bukan melulu mengenai agama,

tetapi umum, karena Aa (Gatot --Red.) berpegang pada Al-Quran dan hadis,"
kata Reza. Di Padepokan Brajamusti pula Reza mengaku mengalami apa yang
disebut sebagai mahabah, jatuh cinta pada Allah. "Mungkin kita belum
pernah
merasakan itu. Diperkenankan kenal dengan rasa itu saja menyenangkan. Tapi

kok orang jadi bingung melihat saya?" tanyanya. "Padahal, itulah inti
ajaran
Allah," ujarnya.


Reza dan Elma Theana setali tiga uang. Elma, janda beranak satu kelahiran
Jakarta, 3 Oktober 1974, merasa nikmat ketika melakukan salat atau
mendengar
Gatot berceramah. "Di sini, saya dapat kenikmatan tersendiri ketika
melakukan
salat. Rasanya sangat menghayati dan khusyuk," kata Elma kepada Atika
Gadis
dari Gatra.


Bagi Elma, Gatot adalah sosok yang fleksibel. "Dia bisa masuk ke setiap
jiwa.
Saya melihat dia sebagai guru, teman, dan orangtua," tutur Elma. "Saya
selalu
belajar sesuatu yang baru dari Aa," paparnya. Begitu spesialnya sosok
Gatot,
sampai-sampai Elma tak mau peduli dengan omongan orang tentang sang
guru. "Pokoknya, asal Aa (Gatot --Red.) membantu meluruskan hidup saya dan

menjadi baik, saya akan terus belajar darinya," katanya.


Dalam diri Elma tampaknya sudah tertanam betul sebuah moto yang bertengger
di
Padepokan Brajamusti, "Apa pun yang terjadi, kita tetap sehati." Bukan
hanya
Reza dan Elma dari kalangan selebriti yang kini jadi murid Gatot. Mantan
perenang, penyanyi, penulis lirik lagu dan buku Irianti Erningpraja juga
sering terlihat di Padepokan Brajamusti.


Psikolog dari Universitas Indonesia


, Hamdi Muluk, melihat apa yang terjadi

pada diri Reza yang seakan bergantung penuh pada Gatot lebih karena adanya

kultus. "Kultus itu biasanya ditujukan kepada pemimpin spiritual," tutur
Hamdi. Gatot, menurut Hamdi, oleh Reza diposisikan sebagai guru spiritual
yang bisa melindungi dan membuat tenang batinnya. Ini sebenarnya fenomena
umum dan biasa saja. Tapi, kata Hamdi, yang menjadi tidak umum adalah
tampilnya Gatot dalam aktivitas Reza sebagai penyanyi. "Guru spiritual
biasanya menghindari publikasi. Tapi ini agak lain. Dia termasuk guru
spiritual yang ngepop," ujar Hamdi sambil tertawa.


Lain lagi pandangan Anand Krishna. Menurut humanis yang mengasuh Padepokan

One Earth One Sky ini, hubungan guru-murid tidak boleh membuat si murid
menjadi bergantung pada sang guru. Dalam pandangan Anand, guru hendaknya
bisa
membawa murid menjadi mandiri, bukan malah bergantung. "Di padepokan saya,

kalau ada yang menjadi pengangguran, itu artinya mereka belum
bermeditasi,"
kata instruktur meditasi ini.


Menurut Anand, seseorang baru bisa dikatakan telah bermeditasi bila
menjalani
kehidupan normal dan bekerja secara wajar. Tentang Gatot yang kini ikut-
ikutan menyanyi, kata Anand, "Itu artinya Gatot kini yang jadi murid
nyanyinya Reza." Anand seakan mengatakan bahwa masing-masing posisi punya
peran sendiri-sendiri, jangan dibalik-balik.


Tokoh penyembuh yang kemudian mencuat sebagai selebriti, seperti Gatot
Brajamusti, bukanlah fenomena baru. Sejarah mencatat beberapa nama yang
pernah menjadi tabib --penyembuh alternatif-- dan cukup laris manis di
zamannya. Di antaranya, Lia Aminuddin dan H.M.A. Bijak Bestari.


Budayawan Rendra dan Arswendo Atmowiloto, misalnya, pernah disentuh oleh
Lia.
Beruntung, sakit yang mereka derita sembuh. Tapi, ketika pada Agustus 1998

Lia memproklamasikan diri sebagai Maryam dan Imam Mahdi, ia dihujat oleh
banyak kalangan. Belakangan, Lia mempermaklumkan agama baru bernama
Salamullah, sebuah agama yang, menurut para pengikutnya, lintas ajaran.


H.M.A. Bijak Bestari, yang kini buka praktek di kawasan Kavling Polri,
Jakarta Selatan, sempat kondang pada 1999-2000. Ia melakukan penyembuhan
dengan zikir dan transfer energi. Tapi, ketika pada 2 Mei 2001 H.M.A.
Bijak
Bestari mengaku diperintah langsung oleh Allah untuk membentuk Imperium
Zakya
Makta Foundation (IZMF), persoalannya jadi lain.


IZMF sendiri berfungsi sebagai pusat komando, deteksi, dan informasi gaib
dan
ajaib yang mencakup alam semesta secara keseluruhan. Selain itu, H.M.A.
adalah kepanjangan dari Huwal Mu'jizatul A'la Allahu Akbar Bijak Bestari.
Dan
logika ini, bila diikuti, maka Allah adalah H.M.A. Bijak Bestari itu
sendiri.
Kepada Gatra yang menemuinya Jumat sore lalu, Bijak Bestari sesumbar,
"Siapa
orang yang bisa melebihi kekuatan saya?" Tapi, ketika beranjak dari kursi,
ia
berjalan dengan kaki kirinya terseret-seret.


Lompatan yang dilakukan Lia Aminuddin dan H.M.A. Bijak Bestari mengandung
konsekuensi. M. Amin Jamaluddin, pimpinan Lembaga Penelitian dan
Pengkajian
Islam, Jakarta, memvonis mereka telah menyebarkan aliran sesat. Majelis
Ulama
Indonesia juga pernah mengeluarkan fatwa bahwa Lia Aminuddin adalah sesat
dan
menyesatkan. Meski masih punya pengikut setia, pamor mereka dari waktu- ke

waktu terus melorot.


Kini para tabib cukup banyak. Di antara mereka, selain Gatot dan H.M.A.
Bijak
Bestari, juga ada Haji Nurul Yaqin dan Ustad Haryono --keduanya buka
praktek
di Bekasi. Pasien mereka tak sedikit dari kalangan selebriti. Selain
zikir,
ada juga yang memindahkan penyakit ke hewan.


Di antara para tabib itu, Gatot kini berada di puncak ketenaran.
Mencuatnya
nama Gatot ternyata tak selamanya sedap didengar. Tak sedikit tudingan
miring
diarahkan kepadanya. Dari tudingan pernah terlibat narkoba, manajer sebuah

diskotek, sampai doyan main perempuan. Atas tudingan itu, Reza Artamevia
menanggapinya dengan kalem. "Saya yakin bahwa orang baik suka dihujat,
seperti Nabi Muhammad yang dulunya suka dihujat orang," katanya.


Reza mestinya membaca sirah Nabawi, sejarah Nabi Muhammad, secara lengkap.

Muhammad adalah utusan Allah yang bersifat maksum, bebas dari kesalahan.
Masa
kecil, remaja, dan dewasanya jelas dan transparan. Ia dikenal sebagai Al-
Amin --orang yang dapat dipercaya. Sedangkan Gatot adalah manusia biasa
yang
tak lepas dari kekurangan di sana-sini. Ada masa ketika Gatot tidak
transparan tentang sejarah hidupnya. Apalagi, beberapa pernyataan Gatot
yang
tak sesuai dengan kenyataan jamak ditemukan.
.


Gatot menikah dengan Dewi Aminah yang merupakan istri ketiganya pada 13 Agustus 1995. Pernikahan mereka dikaruniai tiga anak, yakni Suci Patiah, Nuendo, dan Alfa. Sebelumnya, Gatot pernah menikah dua kali. Istri pertamanya bernama Dedeh Haryati dan dikaruniai tiga anak bernama Dallas Abdillah Rhamdhani, Putri Anggia Brajamusti, dan Siti Alvianoor. Istri kedua beliau bernama Mimin dan dikaruniai anak perempuan bernama Sarah Fitaloka.
Gatot menikah dengan Dewi Aminah yang merupakan istri ketiganya pada 13 Agustus 1995. Pernikahan mereka dikaruniai tiga anak, yakni Suci Patiah, Nuendo, dan Alfa. Sebelumnya, Gatot pernah menikah dua kali. Istri pertamanya bernama Dedeh Haryati dan dikaruniai tiga anak bernama Dallas Abdillah Rhamdhani, Putri Anggia Brajamusti, dan Siti Alvianoor. Istri kedua beliau bernama Mimin dan dikaruniai anak perempuan bernama Sarah Fitaloka.

Revisi per 4 Agustus 2012 18.15

Templat:Infobox artis indonesiaGatot Brajamusti (lahir 29 Agustus 1962) adalah aktor dan penyanyi Indonesia.

Kehidupan pribadi

SIAPAKAH Gatot Brajamusti

Makanya hati2 Ni pilih Guru hehehe......

SIAPAKAH Gatot Brajamusti

SIAPAKAH Gatot Brajamusti? Pria yang satu ini tak pernah mau secara rinci menyebutkan masa lalunya. Kelahiran 29 Agustus 1962 itu mengaku bahwa masa

kecil sampai remajanya dihabiskan di Sukabumi. Menikah tiga kali. Dewi Mainah, 33 tahun, adalah istri ketiganya (istri pertama dan kedua sudah dicerai) yang juga muridnya di padepokan.


Pendidikan tinginya ditempuh di berbagai perguruan tinggi, baik di dalam maupun luar negeri. Ia mengaku, setamat SMA tahun 1979, melanjutkan ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia. "Karena tak ada uang, maka tak sampai setahun saya keluar," katanya. Lalu, pada 1980, ia kuliah di IKIP (sekarang Universitas Pendidikan Indonesia --UPI) Bandung. Di sini, Gatot mengaku mengambil jurusan filsafat selama tiga tahun, dan mendapat gelar sarjana.


Tamat dari IKIP, Gatot mencari ilmu ke Mesir. Di sana, ia ikut menjadi mahasiswa di Universitas Al-Azhar yang kondang itu. Kepada Gatra, Gatot mengaku bahwa kuliah yang seharusnya ditempuh empat tahun bisa ia selesaikan hanya satu tahun. Tapi ia tak mau menjelaskan apa jurusannya. Di Kairo, Gatot mengaku dikenal dengan nama Jambir Al-Barqur. Tentang pendidikannya itu, ia mengaku tak mau banyak bercerita, bahkan kepada keluarganya. Mengapa? "Semakin saya ceritakan, semakin banyak pihak yang menggencet saya mati-matian," katanya.


Tentang riwayat pendidikannya itu, Gatra telah mengeceknya ke UPI Bandung.

Ternyata tak ada nama Gatot Brajamusti yang lulus pada 1983. Hal ini dikuatkan oleh Dedeh Nurhayati, 40 tahun, mantan istri pertama Gatot. "Dia

pernah kuliah di IKIP sampai semester III, setelah itu tak pernah kuliah di tempat lain, termasuk di Universitas Indonesia dan Al-Azhar," tuturnya.


Sewaktu studi di Al-Azhar, Gatot mengaku satu kamar dengan Haras Baco, kini staf Kedutaan Besar RI di Kairo. Haras membenarkan bahwa ia pernah satu asrama, tapi bukan satu kamar, dengan Gatot. "Seingat saya, tahun 1980 sampai 1985," kata Haras. Kuliah mereka sama, di Ushuludin. "Tapi saya tidak tahu

persis apakah Gatot itu sampai tamat atau tidak," Haras menambahkan.


Di Kairo, menurut Haras, hanya dikenal nama Gatot, tak pakai Brajamusti apalagi Jambir Al-Barqur. Gatot juga ikut tarekat Naqsabandi, lengkap dengan amalan-amalan zikirnya. Ia pun dikenal suka menolong, antara lain suka memijat teman agar badannya kembali bugar. Selebihnya, Haras tak tahu banyak tentang tokoh yang kini menjadi perbincangan banyak orang ini, termasuk kuliahnya yang hanya satu tahun itu.


Bukan hanya itu. Gatot mengklaim punya pasukan jin berjumlah 11 juta. Sebanyak 1 juta pasukan jin pernah dipinjam seorang petinggi di republik ini. Tapi, karena pasukan itu tak dirawat secara baik, ia mengambilnya kembali.

Untuk penyembuhan, banyak metode yang ia lakukan. Dari zikir, salat, dialog, sampai memindahkan penyakit pada hewan.


[Laporan Utama, Gatra Edisi 15 Beredar Senin, 21 Februari 2005]


Demam Tenar Penyembuh Idola


POSTUR tubuhnya tinggi dengan berat 84 kilogram. Ketika berada di Padepokan Brajamusti, Cisaat, Sukabumi, Jawa Barat, lelaki kelahiran 29 Agustus 1962

ini sering membalut tubuhnya dengan baju dan celana berwarna dasar putih. Begitu pula serban yang menghiasi kepalanya. Dialah Gatot Brajamusti, pria

ganteng berkumis yang sudah dua bulan terakhir ini namanya muncul sebagai selebriti pendatang baru.


Kemunculan Gatot seiring dengan raibnya Reza Artamevia pada 12 Desember lalu di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Ketika publik ribut, Reza rupanya telah "mondok" di Padepokan Brajamusti. Sejak itulah, nama Gatot selalu menghiasi koran, majalah, tabloid, dan televisi.


Gonjang-ganjing hubungan Reza Artamevia dengan suaminya (waktu itu) Adjie Massaid membuat salah satu diva Indonesia itu mengalami depresi berat. Untunglah, ada pesinetron Elma Theana, yang lebih dulu berguru ke Gatot. Atas jasa Elma, Reza diungsikan ke Cisaat. Selama dalam proses "pengobatan" itulah Gatot selalu muncul, bahkan seakan-akan menjadi juru bicaranya.


Meski terlihat membaik, mental Reza belum bisa pulih benar. Buktinya, ketika tampil ke publik, ia tak bisa sendirian. Di mana ada Reza, di sana ada Gatot. Begitu pula saat tampil menyanyi, 30 Desember lalu. Dalam acara bertajuk "Posko Artis Peduli Aceh" yang digagas Cut Keke bersama teman-teman artisnya di News Cafe Kemang, Jakarta Selatan, Reza tampil ditemani Gatot.

Mereka menyanyikan dua lagu yang laku dilelang seharga Rp 100 juta.


Setelah tampil di Kemang itu, sedikitnya sudah tiga kali Reza-Gatot muncul di tayangan televisi. Pada 4 Januari lalu, misalnya, duet Reza-Gatot ada di acara "Dangdut Peduli Aceh dan Sumut", di Studio 3 TPI. Esok malamnya, Reza- Gatot menjadi bintang tamu di acara variety show "Lepas Malam" di Trans TV. Pada Ahad pekan lalu, Reza-Gatot kembali membetot perhatian pemirsa di Trans TV. Kali ini berupa show eksklusif Reza.


Tampilnya Reza, menurut Bambang Elf, Produser Eksekutif Trans TV, untuk memenuhi rasa ingin tahu penonton. Trans, kata Bambang, menjadikan momen ini sebagai titik balik kembalinya Reza. "Reza harus tampil baik, dan penonton

juga tahu dia sudah membaik," tutur Bambang kepada Kencana Ariestyani S. dari Gatra.


Tapi, kenapa mesti tampil bareng Gatot? Menampilkan Reza, kata Bambang, tidak mudah. Ada syarat dari sang diva yang harus dipenuhi. Yakni, Reza mesti berduet dengan Gatot. "Harus ada lagu yang dinyanyikan bersama Aa Gatot," kata Reza kepada Bambang.


Lantaran ngebet menampilkan Reza, Trans TV pun kompromi. Jadilah, dalam acara eksklusif Trans itu, Gatot tampil bareng Reza. Mereka menyanyikan dua lagu: Bunda dan Kadangkala --keduanya ciptaan Gatot. Selain dengan Gatot, Reza juga berduet dengan Tohpati dan Titi DJ. Bedanya, bila Tohpati dan Titi masuk dalam skenario pihak Trans TV, Gatot tak termasuk. Dan karena itu, pemimpin Padepokan Brajamusti ini tak dibayar.


Penampilan Reza di Trans TV itu tidaklah mengecewakan. Bambang menilai Reza sudah tampil bagus, tapi belum prima. "Napasnya pendek-pendek. Bisa jadi, ini karena terlalu lama dia tidak tampil," katanya. Bagaimanapun, Reza sepertinya mulai pulih.


Mengapa Reza merasa tenang dan damai ketika berada di Padepokan Brajamusti? Kepada Gatra, Reza mengaku merasakan sentuhan dari Yang Mahakuasa terhadap

dirinya lebih dari sebelumnya. "Segala yang telah saya pilih di sini benar," ucapnya.


"Di sini (Padepokan Brajamusti), kita belajar bukan melulu mengenai agama,

tetapi umum, karena Aa (Gatot --Red.) berpegang pada Al-Quran dan hadis," kata Reza. Di Padepokan Brajamusti pula Reza mengaku mengalami apa yang disebut sebagai mahabah, jatuh cinta pada Allah. "Mungkin kita belum pernah merasakan itu. Diperkenankan kenal dengan rasa itu saja menyenangkan. Tapi

kok orang jadi bingung melihat saya?" tanyanya. "Padahal, itulah inti ajaran Allah," ujarnya.


Reza dan Elma Theana setali tiga uang. Elma, janda beranak satu kelahiran Jakarta, 3 Oktober 1974, merasa nikmat ketika melakukan salat atau mendengar Gatot berceramah. "Di sini, saya dapat kenikmatan tersendiri ketika melakukan salat. Rasanya sangat menghayati dan khusyuk," kata Elma kepada Atika Gadis dari Gatra.


Bagi Elma, Gatot adalah sosok yang fleksibel. "Dia bisa masuk ke setiap jiwa. Saya melihat dia sebagai guru, teman, dan orangtua," tutur Elma. "Saya selalu belajar sesuatu yang baru dari Aa," paparnya. Begitu spesialnya sosok Gatot, sampai-sampai Elma tak mau peduli dengan omongan orang tentang sang guru. "Pokoknya, asal Aa (Gatot --Red.) membantu meluruskan hidup saya dan

menjadi baik, saya akan terus belajar darinya," katanya.


Dalam diri Elma tampaknya sudah tertanam betul sebuah moto yang bertengger di Padepokan Brajamusti, "Apa pun yang terjadi, kita tetap sehati." Bukan hanya Reza dan Elma dari kalangan selebriti yang kini jadi murid Gatot. Mantan perenang, penyanyi, penulis lirik lagu dan buku Irianti Erningpraja juga sering terlihat di Padepokan Brajamusti.


Psikolog dari Universitas Indonesia


, Hamdi Muluk, melihat apa yang terjadi

pada diri Reza yang seakan bergantung penuh pada Gatot lebih karena adanya

kultus. "Kultus itu biasanya ditujukan kepada pemimpin spiritual," tutur Hamdi. Gatot, menurut Hamdi, oleh Reza diposisikan sebagai guru spiritual yang bisa melindungi dan membuat tenang batinnya. Ini sebenarnya fenomena umum dan biasa saja. Tapi, kata Hamdi, yang menjadi tidak umum adalah tampilnya Gatot dalam aktivitas Reza sebagai penyanyi. "Guru spiritual biasanya menghindari publikasi. Tapi ini agak lain. Dia termasuk guru spiritual yang ngepop," ujar Hamdi sambil tertawa.


Lain lagi pandangan Anand Krishna. Menurut humanis yang mengasuh Padepokan

One Earth One Sky ini, hubungan guru-murid tidak boleh membuat si murid menjadi bergantung pada sang guru. Dalam pandangan Anand, guru hendaknya bisa membawa murid menjadi mandiri, bukan malah bergantung. "Di padepokan saya,

kalau ada yang menjadi pengangguran, itu artinya mereka belum bermeditasi," kata instruktur meditasi ini.


Menurut Anand, seseorang baru bisa dikatakan telah bermeditasi bila menjalani kehidupan normal dan bekerja secara wajar. Tentang Gatot yang kini ikut- ikutan menyanyi, kata Anand, "Itu artinya Gatot kini yang jadi murid nyanyinya Reza." Anand seakan mengatakan bahwa masing-masing posisi punya peran sendiri-sendiri, jangan dibalik-balik.


Tokoh penyembuh yang kemudian mencuat sebagai selebriti, seperti Gatot Brajamusti, bukanlah fenomena baru. Sejarah mencatat beberapa nama yang pernah menjadi tabib --penyembuh alternatif-- dan cukup laris manis di zamannya. Di antaranya, Lia Aminuddin dan H.M.A. Bijak Bestari.


Budayawan Rendra dan Arswendo Atmowiloto, misalnya, pernah disentuh oleh Lia. Beruntung, sakit yang mereka derita sembuh. Tapi, ketika pada Agustus 1998

Lia memproklamasikan diri sebagai Maryam dan Imam Mahdi, ia dihujat oleh banyak kalangan. Belakangan, Lia mempermaklumkan agama baru bernama Salamullah, sebuah agama yang, menurut para pengikutnya, lintas ajaran.


H.M.A. Bijak Bestari, yang kini buka praktek di kawasan Kavling Polri, Jakarta Selatan, sempat kondang pada 1999-2000. Ia melakukan penyembuhan dengan zikir dan transfer energi. Tapi, ketika pada 2 Mei 2001 H.M.A. Bijak Bestari mengaku diperintah langsung oleh Allah untuk membentuk Imperium Zakya Makta Foundation (IZMF), persoalannya jadi lain.


IZMF sendiri berfungsi sebagai pusat komando, deteksi, dan informasi gaib dan ajaib yang mencakup alam semesta secara keseluruhan. Selain itu, H.M.A. adalah kepanjangan dari Huwal Mu'jizatul A'la Allahu Akbar Bijak Bestari. Dan logika ini, bila diikuti, maka Allah adalah H.M.A. Bijak Bestari itu sendiri. Kepada Gatra yang menemuinya Jumat sore lalu, Bijak Bestari sesumbar, "Siapa orang yang bisa melebihi kekuatan saya?" Tapi, ketika beranjak dari kursi, ia berjalan dengan kaki kirinya terseret-seret.


Lompatan yang dilakukan Lia Aminuddin dan H.M.A. Bijak Bestari mengandung konsekuensi. M. Amin Jamaluddin, pimpinan Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam, Jakarta, memvonis mereka telah menyebarkan aliran sesat. Majelis Ulama Indonesia juga pernah mengeluarkan fatwa bahwa Lia Aminuddin adalah sesat dan menyesatkan. Meski masih punya pengikut setia, pamor mereka dari waktu- ke

waktu terus melorot.


Kini para tabib cukup banyak. Di antara mereka, selain Gatot dan H.M.A. Bijak Bestari, juga ada Haji Nurul Yaqin dan Ustad Haryono --keduanya buka praktek di Bekasi. Pasien mereka tak sedikit dari kalangan selebriti. Selain zikir, ada juga yang memindahkan penyakit ke hewan.


Di antara para tabib itu, Gatot kini berada di puncak ketenaran. Mencuatnya nama Gatot ternyata tak selamanya sedap didengar. Tak sedikit tudingan miring diarahkan kepadanya. Dari tudingan pernah terlibat narkoba, manajer sebuah

diskotek, sampai doyan main perempuan. Atas tudingan itu, Reza Artamevia menanggapinya dengan kalem. "Saya yakin bahwa orang baik suka dihujat, seperti Nabi Muhammad yang dulunya suka dihujat orang," katanya.


Reza mestinya membaca sirah Nabawi, sejarah Nabi Muhammad, secara lengkap.

Muhammad adalah utusan Allah yang bersifat maksum, bebas dari kesalahan. Masa kecil, remaja, dan dewasanya jelas dan transparan. Ia dikenal sebagai Al- Amin --orang yang dapat dipercaya. Sedangkan Gatot adalah manusia biasa yang tak lepas dari kekurangan di sana-sini. Ada masa ketika Gatot tidak transparan tentang sejarah hidupnya. Apalagi, beberapa pernyataan Gatot yang tak sesuai dengan kenyataan jamak ditemukan. .

Gatot menikah dengan Dewi Aminah yang merupakan istri ketiganya pada 13 Agustus 1995. Pernikahan mereka dikaruniai tiga anak, yakni Suci Patiah, Nuendo, dan Alfa. Sebelumnya, Gatot pernah menikah dua kali. Istri pertamanya bernama Dedeh Haryati dan dikaruniai tiga anak bernama Dallas Abdillah Rhamdhani, Putri Anggia Brajamusti, dan Siti Alvianoor. Istri kedua beliau bernama Mimin dan dikaruniai anak perempuan bernama Sarah Fitaloka.

Karier

Gatot merilis album religi pada bulan Ramadhan 1429 H (September 2008). Album yang berjudul "Tunjukan Jalan Yang Lurus" ini merupakan persembahan khusus Gatot kepada istri tercintanya, Dewi Aminah. Ia menjadi Ketua Umum PARFI periode 2011-2015. Pada tahun 2012, ia bermain film Ummi Aminah.

Filmografi