Lompat ke isi

Inkontinensia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
22Kartika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
22Kartika (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{penyangkalan medis}}
{{penyangkalan medis}}


'''Inkontinensia''' adalah terjadinya pengeluaran cukup urin dibawah kesadaran yang dapat membuat permasalahan sosial, medik maupun ekonomi yang berkaitan dengan kebersihan/kesehatan seseorang.<ref name="urology">{{en}} {{cite book | author=jewett, m.a.s | title=urology | publisher=mccqe | year=2000 | id=ISBN 978-0-471-66376-8}}</ref>
'''Inkontinensia''' adalah ketidakmampuan menahan [[air kencing]] yang dapat membuat permasalahan sosial, medik maupun ekonomi yang berkaitan dengan kebersihan/kesehatan seseorang.<ref name="urology">{{en}} {{cite book | author=jewett, m.a.s | title=urology | publisher=mccqe | year=2000 | id=ISBN 978-0-471-66376-8}}</ref><ref name="unsri">[http://digilib.unsri.ac.id/download/INKONTINENSIA%20URINE.pdf Inkontinensia urin], Perpustakaan digital Universitas Sriwiaya. Diakses pada 12 Agustus 2012.</ref>


Kejadian ini disebabkan karena ada kegagalan sistem vesikouretra pada fase pengisian. Sfingter uretra interna normalnya diatur oleh korteks serebri, yaitu reseptor adrenergik saraf simpatis. Ia akan terangsang ketika terjadinya peregangan yang cukup dari buli-buli, kemudian otot detrusor pada buli-buli berkontraksi dan sfingter uretra akan berelaksasi kemudian terjadilah miksi.<ref name="Dasar-dasar urologi">{{id}} {{cite book | author=Purnomo,Basuki | title=Dasar-dasar urologi | publisher= Sagung seto| year=2007 | id=ISBN 979-9472-00-8}}</ref>
Kejadian ini disebabkan karena ada kegagalan sistem vesikouretra pada fase pengisian. Sfingter uretra interna normalnya diatur oleh korteks serebri, yaitu reseptor adrenergik saraf simpatis. Ia akan terangsang ketika terjadinya peregangan yang cukup dari buli-buli, kemudian otot detrusor pada buli-buli berkontraksi dan sfingter uretra akan berelaksasi kemudian terjadilah miksi.<ref name="Dasar-dasar urologi">{{id}} {{cite book | author=Purnomo,Basuki | title=Dasar-dasar urologi | publisher= Sagung seto| year=2007 | id=ISBN 979-9472-00-8}}</ref>

Revisi per 12 Agustus 2012 10.18

Inkontinensia adalah ketidakmampuan menahan air kencing yang dapat membuat permasalahan sosial, medik maupun ekonomi yang berkaitan dengan kebersihan/kesehatan seseorang.[1][2]

Kejadian ini disebabkan karena ada kegagalan sistem vesikouretra pada fase pengisian. Sfingter uretra interna normalnya diatur oleh korteks serebri, yaitu reseptor adrenergik saraf simpatis. Ia akan terangsang ketika terjadinya peregangan yang cukup dari buli-buli, kemudian otot detrusor pada buli-buli berkontraksi dan sfingter uretra akan berelaksasi kemudian terjadilah miksi.[3]

Adapun inkontinensia urin diklasifikasikan menjadi sebagai berikut:

  • inkontinensia urge;
  • inkontinensia stress;
  • inkontinensia paradoksal;
  • inkontinensia kontinua.[4]

Klasifikasi

inkontinensia urge

Kondisi dimana seseorang tidak dapat menahan kencing setelah timbul sensasi kencing. Penyebabnya adalah overaktivitas detrusor dan menurunnya komplians buli-buli.[3]

inkontinensia stress

Keadaan dimana keluarnya urin dari uretra saat terjadi peningkatan tekanan intraabdomen. Inkontinensia ini disebabkan karana sfingter uretra yang tidak mempu mempertahankankan tekanan intrauretra pada saat tekanan intravesika meningkat.[3]

Inkontinensia Paradoksal

Keluarnya urin tanpa dapat dikontrol pada keadaan volume urin di buli-buli melebihi kapasitasnya. Hal ini terjadi karena buli-buli tidak mampu lagi mengosongkan isinya karena kelemahan otot detrusor sehingga tampak urin selalu menetes.[3]

Inkontinensia Kontinua

Urin selalu keluar setiap saat dalam berbagai posisi. Keadaan ini paling sering disebabkan oleh fistula sistem urinaria.[3]

Evaluasi Pasien

Anamnesis

Pertanyakan seberapa jauh inkontinensia mempengaruhi kehidupan, seberapa jumlahnya dan bagaimana kronologisnya. Perlu dipertanyakan pula penggunaan pampers dan frekuensi penggantian pampers.

Rujukan

  1. ^ (Inggris) jewett, m.a.s (2000). urology. mccqe. ISBN 978-0-471-66376-8. 
  2. ^ Inkontinensia urin, Perpustakaan digital Universitas Sriwiaya. Diakses pada 12 Agustus 2012.
  3. ^ a b c d e (Indonesia) Purnomo,Basuki (2007). Dasar-dasar urologi. Sagung seto. ISBN 979-9472-00-8. 
  4. ^ (Inggris)tanagho, emil A (2008). Smith's General Urology. Mc Graw Hill Medical. ISBN 0-07-159331-4. 

Pranala luar