Lokomotif CC201: Perbedaan antara revisi
Kacang ijo (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 11: | Baris 11: | ||
|gauge=1.067 mm |
|gauge=1.067 mm |
||
|buildmodel=[[GE U18C]] |
|buildmodel=[[GE U18C]] |
||
|poweroutput=1950 |
|poweroutput=1950 HP |
||
|tractionmotors=6 buah |
|tractionmotors=6 buah |
||
|topspeed=120 km/jam |
|topspeed=120 km/jam |
Revisi per 5 September 2012 06.44
Artikel ini sudah memiliki daftar referensi, bacaan terkait, atau pranala luar, tetapi sumbernya belum jelas karena belum menyertakan kutipan pada kalimat. |
Lokomotif CC201 | |||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
| |||||||||||||||||
| |||||||||||||||||
|
Lokomotif CC201 adalah lokomotif buatan General Electric jenis U18C. Dibanding lokomotif tipe sebelumnya yaitu CC200, maka tipe CC201 mempunyai konstruksi yang lebih ramping dengan berat 84 ton dan daya mesin 1950 HP. Lokomotif ini bergandar Co'Co'. Artinya lokomotif memiliki 2 bogie masing-masing 3 gandar atau 6 gandar penggerak dengan 6 motor traksi, sehingga lokomotif ini dapat dioperasikan pada lintas datar maupun pegunungan.
Penggunaan di Indonesia
Lokomotif CC201 terdiri dari empat generasi, yaitu:
- CC201 Generasi I
- CC201 Generasi II
- CC201 Generasi III
- CC201R / Rehab (Eks BB203)
CC201 Generasi I
Lokomotif CC201 Generasi I ini didatangkan ke Indonesia pada tahun 1977 sebanyak 38 unit. Awal mula kedatangan lokomotif ini diwarnai dengan peristiwa kecelakaan pada saat lokomotif ini sedang dalam perjalanan dari pabriknya, GE di Amerika Serikat menuju ke Indonesia menggunakan kapal laut. Dalam perjalanannya, kapal yang membawa loko tersebut dihantam badai sehingga menyebabkan jangkar kapal dan muatan-muatan lain yang ada di dalamnya jatuh menimpa tiga dari delapan lokomotif CC201 tersebut. Hal ini membuat bagian depan dari ketiga lokomotif itu ringsek. Sesampainya di Indonesia, lokomotif yang selamat dari musibah itu dapat langsung dioperasikan. Namun untuk loko yang ringsek tidak demikian. Ketiga lokomotif tersebut harus menjalani perbaikan terlebih dahulu selama kurang lebih sebulan. Ciri-ciri CC201 Generasi I ini yaitu pada bagian jaring radiatornya berukuran besar. Selain itu, pada mulanya semua lokomotif generasi ini tidak mempunyai lampu kabut di atas cow hanger seperti CC203/CC204. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (pemeliharaan akhir) pada tahun 2010-2011, ada beberapa unit yang telah dipasangi lampu kabut (di antaranya CC201 seri 05, 17, 18R, 20, 23, 24, & 26R).
CC201 Generasi II
CC201 Generasi II didatangkan tahun 1983-1984 berjumlah 34 unit. Untuk mengenalinya sangat mudah. Ciri-cirinya sama seperti CC201 Generasi I, namun pada jaring radiatornya berukuran kecil. Bentuk kaca depan berbentuk persegi dengan ujung-ujungnya yang lancip. Loko ini pada awalnya juga tidak memiliki lampu kabut. Namun sejak lokomotif ini mengalami PA (pemeliharaan akhir) pada tahun 2010-2011, ada beberapa unit yang telah dipasangi lampu kabut (di antaranya CC201 seri 46, 55, 60, 61, 62, 64, & 70).
Dahulu di antara loko-loko Generasi II ini ada lokomotif yang cukup unik, yaitu CC201 56 milik Dipo Induk PWT. Keunikannya yaitu: pada bagian depannya (shorthood) memiliki bentuk yang berbeda dibandngkan dengan CC201 lainnya. Pada kotak pasirnya lebih pendek dari yang biasanya dan kaca depan memanjang ke bawah. Bagian dalam juga cukup unik karena hanya terdapat satu meja layanan sehingga kabin masinis pun menjadi lebih luas. Hal yang melatarbelakangi perbedaan tampilan dari loko ini karena dahulu CC201 56 pernah menabrak stoomwalls sehingga mengakibatkan loko ini ringsek parah dan sulit mengembalikannya seperti bentuk semula. Untuk memperbaikinya, Balai Yasa Pengok menyiasatinya dengan cara membuang satu meja layanan dari loko tersebut sehingga otomatis kaca depan harus diturunkan dan kotak pasir pun dipendekkan. Karena bentuknya yang aneh ini, para Railfans sering menyebutnya “Loko Donal Bebek (Ducky Locomotive)”. Sebelumnya CC201 47 milik dipo YK juga mempunyai bentuk yang sama seperti CC201 56, namun sekarang bentuk kedua lokomotif tersebut sudah kembali normal seperti layaknya CC201 lainnya setelah menjalani PA (Pemeliharaan Akhir) di Balai Yasa Pengok, Yogyakarta.
CC201 48 yang sebelumnya milik Dipo lokomotif YK kini telah dimutasi ke Tanjung Karang (TNK), Lampung untuk memenuhi kebutuhan angkutan barang di sana.
CC201 Generasi III
Didatangkan pada tahun 1991-1992 sebanyak 21 buah bernomor seri 91 sampai 110 dan 120. Untuk CC201 91 sampai 110 terdapat di Jawa, sedangkan CC201 120 terdapat di Sumatera, yaitu di Dipo lokomotif Tanjung Karang (TNK). CC201 98, 101, dan 102 yang sebelumnya milik Dipo lokomotif BD dan JNG kini telah dimutasi ke Kertapati (KPT), Palembang untuk memenuhi kebutuhan angkutan barang di sana.
Ciri-ciri CC201 generasi ini, yaitu terdapat lampu kabut di bawah kotak pasir di atas cowhanger seperti halnya lokomotif CC203/CC204. Selain itu, bentuk kaca depan lokomotif ini agak bulat, berbeda dengan CC201 generasi sebelumnya yang kaca depannya berbentuk kotak. Hal inilah yang membuat CC201 generasi ini terlihat sangat berbeda dengan jenis yang sebelumnya sehingga mudah untuk dikenali. Sementara untuk komponen mesin, performa, maupun kecepatannya, sama dengan CC201 lainnya.
CC201R / Rehab (Eks BB203)
Lokomotif jenis ini bukan merupakan CC201 asli, melainkan hasil rehabilitasi dan perbaikan dari lokomotif BB 203 yang dimulai sejak tahun 1989-2004. Bentuk, ukuran, dan komponen utama lokomotif ini sama seperti lokomotif CC201, yang membedakan adalah susunan gandarnya. Jika lokomotif CC201 bergandar Co’-Co’ di mana setiap bogienya memiliki tiga gandar penggerak, lokomotif BB203 bergandar (A1A)(A1A), di mana setiap bogienya juga memiliki tiga gandar, tetapi hanya dua gandar dalam setiap bogienya yang digunakan sebagai gandar penggerak. Jika lokomotif CC201 memiliki enam motor traksi, lokomotif BB203 hanya memiliki empat motor traksi.
Di Dipo Induk SMC, semua lokomotif CC201-nya adalah hasil rehab dari BB203. Begitu juga dengan CC201 yang ada di Sumatera. Di Dipo Induk KPT dan TNK, semua lokomotif CC201-nya juga merupakan hasil rehab dari BB203, kecuali CC201 120 yang merupakan CC201 asli serta CC201 98, 101, dan 102 yang merupakan CC201 asli pindahan dari Jawa.
Untuk ciri-cirinya, lokomotif ini hampir sama dengan CC201 Generasi II. Yang membedakannya, yaitu pada nomor serinya ditambahkan kode “R” di belakang nomor seri tersebut. Misalnya, CC201 77R, kode “R” di sini menandakan bahwa lokomotif tersebut merupakan lokomotif hasil rehab dari BB203.
Pengecualian untuk CC201 berkode “R” pada seri di bawah 70. CC201 di bawah 70 yang memakai kode “R” (misal: CC201 01R, 14R, 18R, dan 26R) merupakan lokomotif asli CC201. Kode “R” tersebut bukan berarti lokomotif itu adalah hasil rehab dari BB203. Hal itu menandakan bahwa lokomotif tersebut telah dilakukan overhaul dan telah diperbaiki segala komponennya agar lokomotif tersebut dapat ditingkatkan kecepatannya dan mampu bertahan hingga puluhan tahun kemudian.
CC201 versi Divre III (Sumatera Selatan)
Umumnya Lokomotif CC201 di Jawa memiliki bentuk yang sama dengan BB203, namun tidak untuk di Sumatera Selatan (DIVRE III). Beberapa lokomotif CC201 di sana memiliki bentuk yang sangat mirip dengan CC203 di Jawa. Dari bentuk body memang tidak berbeda, namun dari bentuk eksterior maupun interior kabin CC201 di DIVRE III sangat persis dengan CC203 (wide cab). Lokomotif CC201 yang memiliki eksterior seperti CC203, yaitu CC201 86R, CC201 111R, CC201 120R, CC 201 129R, CC201 130R, CC201 137R.
Di Indonesia, saat ini ada 133 dari total 144 unit loko CC201 yang masih beroperasi. Lokomotif CC201 hampir terdapat di semua dipo induk, dipo-dipo itu antara lain :
Dipo Induk | Lokomotif |
---|---|
Jatinegara | CC201 38 (no. baru: CC201 78 06), CC201 39 (no. baru: CC201 83 01), CC201 70 (no. baru: CC201 83 32), CC201 73R (no. baru: CC201 89 01), CC201 74R (no. baru: CC201 89 02), CC201 75R (no. baru: CC201 89 03), CC201 76R (no. baru: CC201 89 04), CC201 77R (no. baru: CC201 89 05), CC201 78R (no. baru: CC201 89 06), CC201 79R (no. baru: CC201 89 07), CC201 80 (no. baru: CC201 89 08), CC201 81R (no. baru: CC201 89 09), CC201 82 (no. baru: CC201 89 10), CC201 103 (no. baru: CC201 92 13), CC201 104 (no. baru: CC201 92 14), CC201 105 (no. baru: CC201 92 15), CC201 106 (no. baru: CC201 92 16), CC201 107 (no. baru: CC201 92 17), CC201 108 (no. baru: CC201 92 18), CC201 109 (no. baru: CC201 92 19), CC201 110 (no. baru: CC201 92 20), & CC201 127R (no. baru: CC201 99 02R) |
Bandung | CC201 68 (no. baru: CC201 83 30), CC201 93 (no. baru: CC201 92 03), CC201 94 (no. baru: CC201 92 04), CC201 95 (no. baru: CC201 92 05), CC201 96 (no. baru: CC201 92 06), CC201 97 (no. baru: CC201 92 07), CC201 99 (no. baru: CC201 92 09), & CC201 100 (no. baru: CC201 92 10) |
Cirebon | CC201 25 (no. baru: CC201 77 20), CC201 26R (no. baru: CC201 77 21), CC201 27 (no. baru: CC201 77 22), CC201 28 (no. baru: CC201 77 23), & CC201 29 (no. baru: CC201 78 01) |
Semarang Poncol | CC201 138R (no. baru: CC201 04 01), CC201 139R (no. baru: CC201 04 02), CC201 140R (no. baru: CC201 04 03), CC201 141R (no. baru: CC201 04 04), CC201 142 (no. baru: CC201 04 05), CC201 143R (no. baru: CC201 04 06), & CC201 144 (no. baru: CC201 04 07) |
Purwokerto | CC201 49 (no. baru: CC201 83 11), CC201 50 (no. baru: CC201 83 12), CC201 51 (no. baru: CC201 83 13), CC201 52 (no. baru: CC201 83 14), CC201 53 (no. baru: CC201 83 15), CC201 54 (no. baru: CC201 83 16), CC201 55 (no. baru: CC201 83 17), CC201 56 (no. baru: CC201 83 18), CC201 57 (no. baru: CC201 83 19), CC201 58 (no. baru: CC201 83 20), CC201 59 (no. baru: CC201 83 21), CC201 60 (no. baru: CC201 83 22), CC201 61 (no. baru: CC201 83 23), CC201 62 (no. baru: CC201 83 24), CC201 63 (no. baru: CC201 83 25), CC201 64 (no. baru: CC201 83 26), CC201 65 (no. baru: CC201 83 27), CC201 66 (no. baru: CC201 83 28), & CC201 67 (no. baru: CC201 83 29) |
Yogyakarta | CC201 30 (no. baru: CC201 78 02), CC201 31 (no. baru: CC201 78 03), CC201 34 (no. baru: CC201 78 04), CC201 36 (no. baru: CC201 78 05), CC201 40 (no. baru: CC201 83 02), CC201 41 (no. baru: CC201 83 03), CC201 42 (no. baru: CC201 83 04), CC201 43 (no. baru: CC201 83 05), CC201 44 (no. baru: CC201 83 06), CC201 45 (no. baru: CC201 83 07), CC201 46 (no. baru: CC201 83 08), CC201 47 (no. baru: CC201 83 09), CC201 126R (no. baru: CC201 99 01), & CC201 128R (no. baru: CC201 99 03) |
Sidotopo (Surabaya) | CC201 01R (no. baru: CC201 77 01R), CC201 02 (nomor baru: CC201 77 02), CC201 04 (no. baru: CC201 77 03), CC201 05 (no. baru: CC201 77 04), CC201 07 (no. baru: CC201 77 05), CC201 08 (no. baru: CC201 77 06), CC201 09 (no. baru: CC201 77 07), CC201 10 (no. baru: CC201 77 08), CC201 13 (no. baru: CC201 77 09), CC201 14R (no. baru: CC201 77 10), CC201 15 (no. baru: CC201 77 11), CC201 17 (no. baru: CC201 77 12), CC201 18R (no. baru: CC201 77 13), CC201 19 (no. baru: CC201 77 14), CC201 20 (no. baru: CC201 77 15), CC201 21 (no. baru: CC201 77 16), CC201 22 (no. baru: CC201 77 17), CC201 23 (no. baru: CC201 77 18), CC201 24 (no. baru: CC201 77 19), CC201 69 (no. baru: CC201 83 31), CC201 71 (no. baru: CC201 83 33), CC201 72 (no. baru: CC201 83 34), &CC201 92 (no. baru: CC201 92 02) |
Jember | CC201 91 (no. baru: CC201 92 01) |
Kertapati, Palembang | CC201 84R - CC201 86R, CC201 87R (no. baru: CC201 89 14R), CC201 88R, CC201 89R, CC201 90R (no. baru: CC201 89 17R), CC201 98 (no. baru: CC201 92 08), CC201 102, CC201 111R (no. baru: CC201 93 01R), CC201 112R - CC201 119R, CC201 124R, CC201 131R, CC201 134R, & CC201 137R |
Tanjungkarang, Lampung | CC201 48 (no. baru: CC201 83 10), CC201 101 (no. baru: CC201 92 11), CC201 120R (no. baru: CC201 83 42R), CC201 122R - CC201 123R, CC201 125R, CC201 129R - CC201 130R, CC 201 132R - CC201 133R, CC201 135R, & CC 201 136R (no. baru: CC 201 83 55R) |
Keterangan:
- CC201 01R, CC201 02, CC201 09, CC201 10, CC201 14R, CC201 19, CC201 21, CC201 24, CC201 26R, CC201 27, CC201 29, CC201 30, CC201 31, CC201 34, CC201 36, CC201 38, CC201 41, CC201 42, CC201 43, CC201 44, CC201 45, CC201 49, CC201 51, CC201 52, CC201 54, CC201 56, CC201 57, CC201 59, CC201 63, CC201 67, CC201 68, CC201 70, CC201 71, CC201 72, CC201 73R, CC201 77R, CC201 80, CC201 81, CC201 92, CC201 95, CC201 96, CC201 97, CC201 99, CC201 100, CC201 105, CC201 106, CC201 107, CC201 108, CC201 109, CC201 110, CC201 126R, CC201 127R, CC201 138R, CC201 140R, CC201 141R, CC201 142 (dulu CC201 142R), & CC201 144 (dulu CC201 144R) merupakan lokomotif CC201 yang menggunakan logo PT. KAI terbaru sekaligus striping baru. Lokomotif CC201 01R, CC201 02, CC201 10, & CC201 21 memiliki cowhanger berwarna sama seperti sebelum menggunakan striping baru, yaitu warna merah.
- CC201 08 & CC201 23 merupakan lokomotif CC201 yang tidak menggunakan plat penomoran lama di bagian cowhangernya.
- Yang dicetak tebal pada tabel di atas berarti nomor pada lokomotif tersebut telah berganti dengan nomor baru sesuai dengan amanat Peraturan Kementerian Perhubungan RI No. 45/2010.
Profil Lokomotif CC201
- Dimensi
- Lebar sepur (track gauge): 1067 mm
- Panjang body: 14134 mm
- Jarak antara alat perangkai: 15214 mm
- Lebar badan (body): 2642 mm
- Tinggi maksimum: 3636 mm
- Jarak gandar: 3304 mm
- Jarak antar pivot: 7680 mm
- Diameter roda penggerak: 914 mm
- Diameter roda idle: -
- Tinggi alat perangkai: 770 mm
- Berat
- Berat kosong: 78 ton
- Berat siap: 84 ton
- Berat adhesi: 84 ton
- Motor Diesel
- Tipe: GE-7FDL8 ( Ford-Donaldson Diesel Eng. Corp )
- Jenis: 4 langkah, turbocharger
- Daya Mesin: 1800 HP
- Daya ke generator/converter: 1825 HP
- Motor Traksi/Converter
- Jumlah motor traksi: 6
- Tipe motor: GE 761, arus searah ( DC-DC )
- Gear ratio: 90 : 21
- Tipe generator: GT 581
- Kinerja
- Kecepatan maksimum: 120 km/jam
- Gaya tarik maksimum (adhesi): 17640 kgf
- Kecepatan minimum kontinu: 24 km/jam
- Jari-jari lengkung terkecil: 56.7 m
- Kapasitas
- Bahan bakar: 3028 liter
- Minyak pelumas: 984 liter
- Air pendingin: 684 liter
- Lain-lain
- Sistem rem: Udara tekan, dinamik, parkir
- Tipe kompresor: Gardner Denver WBO
Unit yang sudah tak beroperasi
- Dua buah lokomotif CC201, yaitu CC201 33 yang menarik rangkaian KA Senja IV jurusan Jakarta-Yogyakarta yang berangkat dari Purwokerto dan CC201 35 yang menarik rangkaian KA Maja jurusan Madiun-Jakarta yang berangkat dari Kroya bertabrakan di daerah Gunung Payung, dekat jembatan Sungai Serayu pada tanggal 21 Januari 1981. Pasca tabrakan, komponen mesin dan sasis dari kedua lokomotif tersebut digunakan untuk menggantikan komponen CC201 yang masih beroperasi karena kerusakannya teramat parah dan dinyatakan sudah tidak layak beroperasi lagi.
- CC201 121R yang menarik KA Fajar Utama Express Lampung mengalami PLH tabrakan dengan beberapa gerbong rangkaian KA barang Babaranjang yang tertinggal di petak Kertapati-Tanjung Karang, Lampung, pada bulan Maret 2005.
- CC 201 83R (CC 201 89 11) yang menarik KA Babaranjang dari Kertapati tujuan Sukacinta langsung bertabrakan dengan CC 202 16 (CC 202 90 01) pada bulan Februari 2012. Dari PLH tersebut CC 202 16 terbakar dan CC 201 83R ringsek, akibatnya CC 201 83R tersebut tidak beroperasi.
Galeri
-
CC 201-47 (CC 201 83 09) di Stasiun Karanggandul
-
CC 201-24 (CC201 77 19) yang akan menarik rangkaian KA Brantas di Stasiun Madiun
Lihat pula
- CC201 45, lokomotif seri CC 201 paling misterius di Indonesia
- Dipo lokomotif
- Diesel elektrik
- BB 203
- CC 204
Pranala luar
- (Indonesia) Alokasi Lokomotif PT. KAI di Indonesia Saat Ini
- (Indonesia) Profil Lokomotif CC201