Lompat ke isi

Manulwaki besar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Willybold (bicara | kontrib)
k Willybold memindahkan halaman Cenderawasih Kerah ke Cenderawasih kerah melalui pengalihan: Koreksi kapitalisasi nama burung
Willybold (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{Taxobox
{{Taxobox
| name = Cendrawasih Kerah
| name = Cendrawasih kerah
| status = LC
| status = LC
| image = Lophorina superba by Bowdler Sharpe.jpg
| image = Lophorina superba by Bowdler Sharpe.jpg
Baris 15: Baris 15:
| binomial_authority = ([[Thomas Pennant|Pennant]], 1781)
| binomial_authority = ([[Thomas Pennant|Pennant]], 1781)
}}
}}
'''Cendrawasih Kerah''', '''''Lophorina superba''''', merupakan burung cendrawasih [[burung Pengicau|pengicau]] anggota famili [[Paradisaeidae]]. Ia adalah anggota satu-satunya dari genus '''''Lophorina'''''. Burung jantan berwarna hitam dengan mahkota berwana hijau pelangi, mempunyai bulu penutup dadanya biru-hijau dan berbulu pundak yang bisa menegak berwarna hitam beludru. Burung betinanya berwarna cokelat-kemerahan dan bawahnya bulu bergaris-garis warna cokelat. Burung muda berwarna mirip burung betina.
'''Cendrawasih kerah''', '''''Lophorina superba''''', merupakan burung cendrawasih [[burung Pengicau|pengicau]] anggota famili [[Paradisaeidae]]. Ia adalah anggota satu-satunya dari genus '''''Lophorina'''''. Burung jantan berwarna hitam dengan mahkota berwana hijau pelangi, mempunyai bulu penutup dadanya biru-hijau dan berbulu pundak yang bisa menegak berwarna hitam beludru. Burung betinanya berwarna cokelat-kemerahan dan bawahnya bulu bergaris-garis warna cokelat. Burung muda berwarna mirip burung betina.


Burung Cendrawasih Kerah tersebar di seluruh hutan hujan di pulau [[pulau Papua|Papua]].
Burung Cendrawasih kerah tersebar di seluruh hutan hujan di pulau [[pulau Papua|Papua]].


Burung jantan bersifat [[poligami]] dan menampilkan salah satu tarian kawin yang memukau dalam dunia burung. Pada awal penampialnnya dia akan menyanyikan nada keras dan cepat, lalu dia mulai melompat-lompat di depan betinanya. Tiba-tiba bulu pundaknya dan bulu penutup dada yang tadinya terlipat, menegak keluar dan mengembang di kepalanya dan membuatnya menjadi penari berbentuk elips.
Burung jantan bersifat [[poligami]] dan menampilkan salah satu tarian kawin yang memukau dalam dunia burung. Pada awal penampialnnya dia akan menyanyikan nada keras dan cepat, lalu dia mulai melompat-lompat di depan betinanya. Tiba-tiba bulu pundaknya dan bulu penutup dada yang tadinya terlipat, menegak keluar dan mengembang di kepalanya dan membuatnya menjadi penari berbentuk elips.

Revisi per 11 Desember 2012 03.45

Cendrawasih kerah
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Lophorina

Vieillot, 1816
Spesies:
L. superba
Nama binomial
Lophorina superba
(Pennant, 1781)

Cendrawasih kerah, Lophorina superba, merupakan burung cendrawasih pengicau anggota famili Paradisaeidae. Ia adalah anggota satu-satunya dari genus Lophorina. Burung jantan berwarna hitam dengan mahkota berwana hijau pelangi, mempunyai bulu penutup dadanya biru-hijau dan berbulu pundak yang bisa menegak berwarna hitam beludru. Burung betinanya berwarna cokelat-kemerahan dan bawahnya bulu bergaris-garis warna cokelat. Burung muda berwarna mirip burung betina.

Burung Cendrawasih kerah tersebar di seluruh hutan hujan di pulau Papua.

Burung jantan bersifat poligami dan menampilkan salah satu tarian kawin yang memukau dalam dunia burung. Pada awal penampialnnya dia akan menyanyikan nada keras dan cepat, lalu dia mulai melompat-lompat di depan betinanya. Tiba-tiba bulu pundaknya dan bulu penutup dada yang tadinya terlipat, menegak keluar dan mengembang di kepalanya dan membuatnya menjadi penari berbentuk elips.

Meskipun banyak diburu untuk diambil bulunya, burung Cendrawasih Kerah merupakan salah satu burung yang umum dan tersebar luas di hutan-hutan Papua. Burung Cendrawasih Kerah dievaluasi beresiko rendah di dalam IUCN Red List dan didaftarkan dalam CITES Appendix II.

Pranala luar