Museum Tsunami: Perbedaan antara revisi
Rahmatdenas (bicara | kontrib) k →Desain |
|||
Baris 19: | Baris 19: | ||
== Desain == |
== Desain == |
||
Museum Tsunami Aceh dirancang oleh arsitek asal Indonesia, Ridwan Kamil. Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m |
Museum Tsunami Aceh dirancang oleh arsitek asal Indonesia, Ridwan Kamil. Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Di dalamnya, pengunjung masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi — untuk menciptakan kembali suasana dan kepanikan saat tsunami. Dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari [[Saman]], sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius [[suku Aceh]].<ref name="WAN-Tsunami-Museum" /> Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami.<ref name="BBC-Williamson2009-02-23" /> |
||
Bangunan ini memperingati para korban, yang namanya dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari bencana ini.<ref name="WAN-Tsunami-Museum" /> |
Bangunan ini memperingati para korban, yang namanya dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari bencana ini.<ref name="WAN-Tsunami-Museum" /> |
Revisi per 26 Desember 2012 13.39
5°32′51.8″N 95°18′54.3″E / 5.547722°N 95.315083°E
Berkas:Museum Tsunami 2.JPG | |
Didirikan | 2009 |
---|---|
Lokasi | Banda Aceh, Indonesia |
Museum Tsunami Aceh, di Banda Aceh, Indonesia, adalah sebuah museum yang dirancang sebagai monumen simbolis untuk bencana gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 sekaligus pusat pendidikan dan tempat perlindungan darurat andai tsunami terjadi lagi.[1]
Desain
Museum Tsunami Aceh dirancang oleh arsitek asal Indonesia, Ridwan Kamil. Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Di dalamnya, pengunjung masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi — untuk menciptakan kembali suasana dan kepanikan saat tsunami. Dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari Saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius suku Aceh.[2] Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami.[1]
Bangunan ini memperingati para korban, yang namanya dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari bencana ini.[2]
Selain perannya sebagai tugu peringatan bagi korban tewas, museum ini juga berguna sebagai tempat perlindungan dari bencana semacam ini di masa depan, termasuk "bukit pengungsian" bagi pengunjung jika tsunami terjadi lagi.[2]
Koleksi
Pameran di museum ini meliputi simulasi elektronik gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004, serta foto korban dan kisah yang disampaikan korban selamat.[2]
Referensi
- ^ a b Williamson, Lucy (February 23, 2009). "Tsunami museum opens in Indonesia". BBC News. Diakses tanggal 2011-02-12.
- ^ a b c d "Aceh Tsunami Museum offers tribute to victims and survivors". WorldArchitectureNews.com. World Architecture News. 2009-03-06. Diakses tanggal 2011-02-12.