Lompat ke isi

? (film): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Aldo samulo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Aldo samulo (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 32: Baris 32:
Berdasarkan pengalaman Bramantyo sebagai seorang anak ras campuran. ? dimaksudkan untuk melawan penggambaran Islam sebagai "agama radikal".{{sfn|Setiawati 2011, Is film censorship}} Namun, karena tema film pluralisme agama dan inti cerita yang kontroversial, Bramantyo mengalami kesulitan menemukan dukungan dana. Akhirnya, Mahaka Pictures memberikan dana sebesar Rp 5 miliar untuk membiayai produksi. Syuting dimulai pada tanggal 5 Januari 2011 di [[Semarang]].
Berdasarkan pengalaman Bramantyo sebagai seorang anak ras campuran. ? dimaksudkan untuk melawan penggambaran Islam sebagai "agama radikal".{{sfn|Setiawati 2011, Is film censorship}} Namun, karena tema film pluralisme agama dan inti cerita yang kontroversial, Bramantyo mengalami kesulitan menemukan dukungan dana. Akhirnya, Mahaka Pictures memberikan dana sebesar Rp 5 miliar untuk membiayai produksi. Syuting dimulai pada tanggal 5 Januari 2011 di [[Semarang]].


Dirilis pada tanggal [[7 April 2011]], ? sukses secara kritik dan juga komersial: film ini menerima ulasan yang menguntungkan dan telah dilihat oleh lebih dari 550.000 orang. ?, Juga diputar secara internasional dan juga dinominasikan pada sembilan kategori di [[Piala Citra]] di [[Festival Film Indonesia 2011]] dan memenangkan satu. Namun, beberapa kelompok Muslim Indonesia, termasuk [[Majelis Ulama Indonesia]] (MUI), [[Front Pembela Islam]], dan [[Nahdlatul Ulama]] (NU), memprotes film ini karena pesan pluralisnya.
Dirilis pada tanggal [[7 April]] [[2011]], ? sukses secara kritik dan juga komersial: film ini menerima ulasan yang menguntungkan dan telah dilihat oleh lebih dari 550.000 orang. ?, Juga diputar secara internasional dan juga dinominasikan pada sembilan kategori di [[Piala Citra]] di [[Festival Film Indonesia 2011]] dan memenangkan satu. Namun, beberapa kelompok Muslim Indonesia, termasuk [[Majelis Ulama Indonesia]] (MUI), [[Front Pembela Islam]], dan [[Nahdlatul Ulama]] (NU), memprotes film ini karena pesan pluralisnya.


== Pemeran ==
== Pemeran ==

Revisi per 2 Februari 2013 02.05

?
Berkas:? film.jpg
Poster film
SutradaraHanung Bramantyo
ProduserCelerina Judisari
Hanung Bramantyo
Ditulis olehTitien Wattimena
PemeranReza Rahadian
Revalina S. Temat
Agus Kuncoro
Endhita
Rio Dewanto
Hengky Solaiman
Deddy Sutomo
Penata musikTya Subiakto
SinematograferYadi Sugandi
PenyuntingCesa David Luckmansyah
DistributorMahaka Pictures dan Dapur Film
Tanggal rilis
7 April 2011
Durasi100 menit
NegaraIndonesia
AnggaranRp 5 Miliar[1]

? : Masih Pentingkah Kita Berbeda adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 7 April 2011 dengan disutradarai oleh Hanung Bramantyo yang dibintangi oleh Reza Rahadian dan Revalina S. Temat. Tema dari film ini adalah pluralisme agama di Indonesia, yang sering terjadi konflik antara keyakinan agama, diwakili dalam sebuah alur cerita yang berkisar pada interaksi dari tiga keluarga, satu Buddha, satu Muslim, dan satu Katolik, setelah menjalani banyak kesulitan dan kematian beberapa anggota keluarga dalam kekerasan agama, mereka mampu untuk berdamai.

Berdasarkan pengalaman Bramantyo sebagai seorang anak ras campuran. ? dimaksudkan untuk melawan penggambaran Islam sebagai "agama radikal".[2] Namun, karena tema film pluralisme agama dan inti cerita yang kontroversial, Bramantyo mengalami kesulitan menemukan dukungan dana. Akhirnya, Mahaka Pictures memberikan dana sebesar Rp 5 miliar untuk membiayai produksi. Syuting dimulai pada tanggal 5 Januari 2011 di Semarang.

Dirilis pada tanggal 7 April 2011, ? sukses secara kritik dan juga komersial: film ini menerima ulasan yang menguntungkan dan telah dilihat oleh lebih dari 550.000 orang. ?, Juga diputar secara internasional dan juga dinominasikan pada sembilan kategori di Piala Citra di Festival Film Indonesia 2011 dan memenangkan satu. Namun, beberapa kelompok Muslim Indonesia, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI), Front Pembela Islam, dan Nahdlatul Ulama (NU), memprotes film ini karena pesan pluralisnya.

Pemeran

Referensi

Pranala luar

Templat:Link GA

Templat:Link FA