Lompat ke isi

Nashar: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
ZéroBot (bicara | kontrib)
k r2.7.1) (bot Menambah: jv:Nashar
Jayrangkoto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8: Baris 8:
| birth_place = {{negara|Holland}} [[Pariaman]], [[Sumatera Barat]], [[Hindia Belanda]]
| birth_place = {{negara|Holland}} [[Pariaman]], [[Sumatera Barat]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{Death date and age|1994|4|13|1928|10|3}}
| death_date = {{Death date and age|1994|4|13|1928|10|3}}
| death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]]
| death_place = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| nationality = [[Indonesia]]
| nationality = {{negara|Indonesia}} Indonesia
| other_names =
| other_names =
| occupation = [[Pelukis]]<br/>[[Pengajar]]
| known_for =
| known_for =
| occupation = [[Pelukis]]
| religion = [[Islam]]
| spouse =
| children =
| parents =
}}
}}
'''Nashar''' ({{lahirmati|[[Pariaman]], [[Sumatera Barat]]|3|10|1928|[[Jakarta]]|13|4|1994}}) adalah seorang pelukis ternama [[Indonesia]].
'''Nashar''' ({{lahirmati|[[Pariaman]], [[Sumatera Barat]]|3|10|1928|[[Jakarta]]|13|4|1994}}) adalah seorang pelukis ternama [[Indonesia]]. Nashar banyak belajar senirupa dari [[Sindoesoedarsono Soedjojono|S. Sudjojono]] di [[Yogyakarta]], seorang pelukis besar yang kemudian hari dinobatkan sebagai Bapak Seni Lukis Modern Indonesia.<ref>[http://outoftheboxindonesia.wordpress.com/2010/03/28/nashar-elegi-artistik/ Nashar – Elegi Artistik]</ref> Dia juga menerima pelajaran dari perupa ekspresionis, [[Affandi]], yang mengajarinya melukis dengan mengambil objek kehidupan sehari-hari, yang terus dipertahankan sepanjang hidupnya.


==Perjalanan hidup==
Nashar banyak belajar senirupa dari [[Sudjojono]] di [[Yogyakarta]], seorang pelukis besar yang kemudian hari dinobatkan sebagai Bapak Seni Lukis Modern Indonesia. Dia juga menerima pelajaran dari perupa ekspresionis, [[Affandi]], yang mengajarinya melukis dengan mengambil objek kehidupan sehari-hari, yang terus dipertahankan sepanjang hidupnya.
Ditambah dengan didikan yang keras dari seorang ayah dan dibesarkan dalam kelaparan dan penderitaan, telah menjadikannya legenda yang nyaris sempurna untuk seorang pelukis, sehingga dia-pun dianggap sebagai salah satu maestro senirupa Indonesia.<ref>[http://eminxsgallery.multiply.com/journal/item/150/Nashar-legenda-yang-nyaris-sempurna-untuk-seorang-pelukis Nashar Legenda yang Nyaris Sempurna]</ref>


Nashar pernah mengajar di [[Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta]] ([[LPKJ]]), namun kemudian dia mengundurkan diri dari lembaga itu karena perbedaan pandangan mengenai sistim pendidikan bagi siswa senirupa. Dia menolak sistim akademis yang dilaksanakan LPKJ. Dia seorang pengajar yang suka bergaul langsung dan menggambar bersama dengan siswa-siswanya, sehingga ia dianggap sebagai pengajar yang simpatik. Bagi Nashar, teori yang diajarkan di akademi senirupa tak begitu penting, meski teori boleh saja diajarkan pada siswa. Baginya aspek penjiwaan dalam diri seorang pelukis jauh lebih penting bagi seorang siswa yang mau mendalami senirupa.<ref>[http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/nashar.html Situs Taman Ismail Marzuki]</ref>
Ditambah dengan didikan yang keras dari seorang ayah dan dibesarkan dalam kelaparan dan penderitaan, telah menjadikannya legenda yang nyaris sempurna untuk seorang pelukis, sehingga dia-pun dianggap sebagai salah satu maestro senirupa Indonesia.

Nashar pernah mengajar di [[Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta]] (LPKJ), namun kemudian dia mengundurkan diri dari lembaga itu karena perbedaan pandangan mengenai sistim pendidikan bagi siswa senirupa. Dia menolak sistim akademis yang dilaksanakan LPKJ. Dia seorang pengajar yang suka bergaul langsung dan menggambar bersama dengan siswa-siswanya, sehingga ia dianggap sebagai pengajar yang simpatik.

Bagi Nashar, teori yang diajarkan di akademi senirupa tak begitu penting, meski teori boleh saja diajarkan pada siswa. Baginya aspek penjiwaan dalam diri seorang pelukis jauh lebih penting bagi seorang siswa yang mau mendalami senirupa.


Nashar pernah mengadakan pameran tunggal di [[Taman Ismail Marzuki]] (TIM) pada tanggal 22 sampai 28 Pebruari 1973 dengan menampilkan empat puluh buah karya-karya lukisannya yang baru dan yang lama.
Nashar pernah mengadakan pameran tunggal di [[Taman Ismail Marzuki]] (TIM) pada tanggal 22 sampai 28 Pebruari 1973 dengan menampilkan empat puluh buah karya-karya lukisannya yang baru dan yang lama.
Baris 28: Baris 29:
== Referensi ==
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{Reflist}}
*http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/nashar.html
*http://bisnis-jabar.com/index.php/berita/lukisan-maestro-nashar-dilelang
*http://outoftheboxindonesia.wordpress.com/2010/03/28/nashar-elegi-artistik/


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
*[http://bisnis-jabar.com/index.php/berita/lukisan-maestro-nashar-dilelang Lukisan maestro Nashar dilelang]
*[http://archive.ivaa-online.org/archive/files/uploads/texts/Mengenal%20Pelukis%20Nashar%20.pdf Mengenal Pelukis Nashar]
*[http://archive.ivaa-online.org/archive/files/uploads/texts/Mengenal%20Pelukis%20Nashar%20.pdf Mengenal Pelukis Nashar]
*[http://eminxsgallery.multiply.com/journal/item/150/Nashar-legenda-yang-nyaris-sempurna-untuk-seorang-pelukis Nashar Legenda yang Nyaris Sempurna]


[[Kategori:Seniman Indonesia]]
[[Kategori:Seniman Indonesia]]

Revisi per 12 Februari 2013 06.13

Nashar
Lahir(1928-10-03)3 Oktober 1928
Belanda Pariaman, Sumatera Barat, Hindia Belanda
Meninggal13 April 1994(1994-04-13) (umur 65)
Indonesia Jakarta, Indonesia
KebangsaanIndonesia Indonesia
PekerjaanPelukis
Pengajar

Nashar (3 Oktober 1928 – 13 April 1994) adalah seorang pelukis ternama Indonesia. Nashar banyak belajar senirupa dari S. Sudjojono di Yogyakarta, seorang pelukis besar yang kemudian hari dinobatkan sebagai Bapak Seni Lukis Modern Indonesia.[1] Dia juga menerima pelajaran dari perupa ekspresionis, Affandi, yang mengajarinya melukis dengan mengambil objek kehidupan sehari-hari, yang terus dipertahankan sepanjang hidupnya.

Perjalanan hidup

Ditambah dengan didikan yang keras dari seorang ayah dan dibesarkan dalam kelaparan dan penderitaan, telah menjadikannya legenda yang nyaris sempurna untuk seorang pelukis, sehingga dia-pun dianggap sebagai salah satu maestro senirupa Indonesia.[2]

Nashar pernah mengajar di Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LPKJ), namun kemudian dia mengundurkan diri dari lembaga itu karena perbedaan pandangan mengenai sistim pendidikan bagi siswa senirupa. Dia menolak sistim akademis yang dilaksanakan LPKJ. Dia seorang pengajar yang suka bergaul langsung dan menggambar bersama dengan siswa-siswanya, sehingga ia dianggap sebagai pengajar yang simpatik. Bagi Nashar, teori yang diajarkan di akademi senirupa tak begitu penting, meski teori boleh saja diajarkan pada siswa. Baginya aspek penjiwaan dalam diri seorang pelukis jauh lebih penting bagi seorang siswa yang mau mendalami senirupa.[3]

Nashar pernah mengadakan pameran tunggal di Taman Ismail Marzuki (TIM) pada tanggal 22 sampai 28 Pebruari 1973 dengan menampilkan empat puluh buah karya-karya lukisannya yang baru dan yang lama.

Referensi

Pranala luar