Lompat ke isi

Ze Hai Zhen Ren: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib)
Okkisafire (bicara | kontrib)
Baris 65: Baris 65:




[[Kategori: Klenteng]]
[[Kategori: Budaya Cina]]
[[Kategori:Dewa-Dewi Taoisme]]
[[Kategori:Dewa-Dewi Taoisme]]

Revisi per 1 Maret 2013 12.58

Ze Hai Zhen Ren (Fujian/Hokkian: Tey Hai Cin Jin; Pinyin: 澤海真人), menurut Klenteng Keluarga Tek di Semarang, beliau memiliki bernama Guo Liu Guan (Fujian/Hokkian: Kwee Lak Kwa). Beliau juga dipanggil Liu Guan Ye (Fujian/Hokkian: Lak Kwa Ya) atau Kakek Liu Guan. Dewa Pelindung Perdagangan di Laut.

Guo Liu Guan diperkirakan merupakan salah satu pejuang dalam peristiwa Geger Pecinan, seorang pedagang, dan memiliki kekuasaan atas alam. Ze Hai Zhen Ren dipuja di berbagai Klenteng di Jakarta, Tegal, Pekalongan, dan Semarang.


Sejarah

Beberapa sejarawan menganggap beliau sebagai salah satu tokoh pejuang China melawan VOC di Batavia (1741-1742) bersama dengan Kwee An Say, Oei Ing Kiat, Tan Pan Jiang, dan sebagainya (peristiwa Geger Pacinan). Awalnya pasukan Tuan Guo bergerilya di Batavia tetapi mengalami kekalahan dan terdesak hingga ke Tegal. Dalam kondisi pasukan tercerai-berai, Guo Liu Guan menghilang. Kwee An Say tertangkap, sementara Tan Pan Jiang dan Oei Ing Kiat gugur di Welahan. Setelah menghilang di Tegal, Guo Liu Guan sering menampakkan diri secara bersamaan di beberapa tempat yang berjauhan secara bersamaan. Beliau juga sering menampakkan diri pada nelayan-nelayan di Tegal untuk memberi petunjuk. Kaisar memberinya gelar Ze Hai Zhen Ren. Beliau dihormati sebagai pahlawan sekaligus Dewa Pelindung Perdagangan di Laut [1].

Kisah Guo Liu Guan dengan Bajak Laut

Guo Liu Guan merupakan duta perdagangan Negeri China yang sering melakukan perjalan dagang antar kota di pesisir utara Pulau Jawa. Ia lahir di tahun 1695 pada saat pemerintahan Kaisar Khong Hie di tahun yang ke-34.

Suatu hari beliau ingin mengunjungi sahabat karibnya, Bupati pertama Pekalongan yang bernama Tan Kwie Djan. Pada saat berada di pesisir Tegal, sekelompok Bajak Laut menyergap kapal yang milik Guo yang beliau tumpangi bersama dengan kedua orang pegawainya. Tuan Guo dengan tenang meminta izin untuk mandi dan berganti pakaian, kemudian turun dari kapal bersama kedua pegawainya. Tiba-tiba berhembus angin keras dan ombak yang menggulung kapal bersama dengan Tuan Guo, kedua pegawainya, dan beberapa bajak laut yang tidak sempat menyingkir [2]. Dikisahkan bahwa para kenalan Tuan Guo di berbagai tempat mengaku bertemu dengan beliau pada waktu yang bersamaan. Kisah lain mengatakan bahwa Guo Liu Guan sendiri yang memanggil badai tersebut untuk menenggelamkan para perompak. Barang-barang dagangan beliau diangkat oleh angin ke angkasa. Hal tersebut yang membuat masyarakat mempercayai bahwa Guo Liu Guan sebenarnya telah mencapai tingkatan Tao berlevel tinggi.

Versi lain mengatakan bahwa Tuan Guo bersama pegawainya tidak ikut tersapu ombak karena telah turun ke daratan. Versi lainnya lagi menyebutkan bahwa Tuan Guo menggelar tikar di laut kemudian melompat ke atasnya bersama dengan pegawainya, lalu menghilang disertai tiupan angin yang harum. Selanjutnya Tuan Guo bertapa di suatu tempat yang tidak diketahui keberadaannya bersama dengan pegawainya tersebut.


Kisah Guo Liu Guan di Tegal

Dikisahkan bahwa Guo Liu Guan sempat tinggal di Tegal dan membantu masyarakat mengembangkan wilayah tersebut. Ia mengajari metode bercocok tanam dan mencari ikan yang baik. Pada suatu senja, Tuan Guo teringat masa lalunya dan ingin kembali berlayar. Akhirnya di kemudian hari beliau benar-benar berlayar dan tidak pernah kembali lagi. Atas jasa-jasa beliau yang besar bagi penduduk Tegal, mereka membangun sebuah Klenteng untuk memperingati beliau. Klenteng tersebut direnovasi pada tahun 1873 oleh Kapten Tan Kun Hway. Setiap tahunnya umat mengadakan festival mengarak efigi Ze Hai Zhen Ren ke pantai untuk memperingati kejadian tersebut [3].


Jumlah Pegawai

Terdapat dua versi mengenai jumlah pegawai yang mengikuti Tuan Guo pada saat kapalnya dibajak. Versi pertama menyebutkan bahwa jumlah pegawai Tuan Guo hanyalah satu orang berkebangsaan Jawa, sementara versi lain menyatakan bahwa terdapat pegawai kedua yang berkebangsaan China tetapi sangat jarang disebutkan dalam cerita. Versi lain menyebutkan bahwa pegawainya yang berkebangsaan China hanya digunakan sebagai pelengkap, sehingga Zhe Hai Zhen Ren diapit oleh dua pegawai di sisi kanan dan kiri.


Penampilan

Zhe Hai Zhen Ren ditampilkan mengenakan pakaian pejabat tinggi Ming sambil diapit oleh dua orang pegawai. Pegawai pertama ditampilkan berkebangsaan Jawa dengan pakaian adat dan blangkon, pegawai kedua digambarkan berkebangsaan China.


Daftar Klenteng

  • Klenteng Jin De Yuan (Kim Tek Ie/ Cin Tek Yen), Jakarta.
  • Klenteng Ze Hai Gong (Tek Hay Kong/ Cek Hay Kung), Jalan Gurami, Tegal.
  • Klenteng Bao An Dian (Po An Tiam/ Phao An Thian), Pekalongan.
  • Klenteng Ze Hai Miao (Tek Hay Bio - Kuil Penenang Samudera), Sebandaran, Semarang.
  • Indramayu.
  • Klenteng Ze Hai Zhen Ren, Banjar.


Lihat Pula


Rujukan

  • Dewa-Dewi Kelenteng, Penerbit: Kelenteng Sam Po Kong, Semarang.


Catatan Kaki

  1. ^ Buddhist Temple Jin De Yuan. 2012. [1]
  2. ^ Po An Thian. Tek Hay Cin Jin (Ze Hai Zhen Ren) - Klenteng Po An
  3. ^ Siutao. 2000. [2]


Pranala Luar